Author Pov
"hahhh.... hahhh... hahhh..."
"hahh... hahh... hahh.. hahhh..."
"apa mereka.... hahh... masihhh.... mengejar..?"
"huffttt... keknya udah engga."
"astaga syukurlah."
Jennie langsung menjatuhkan tubuhnya ke tanah kala merasakan tidak ada orang-orang yang mengejar dirinya lagi. ia mengipasi wajahnya yang terasa panas karena habis berlari.
sedangkan Lisa, gadis tinggi itu berdiri kaku menatap Jennie. ia tidak menyangka akan bertemu dengan idolanya secepat ini, sedekat ini, dan di kondisi seperti ini.
akibat teriakan Lisa di depan minimarket tadi, orang-orang langsung berlari mengerubungi Jennie dan Lisa untuk meminta tanda tangan ataupun berfoto bersama.
tapi sebelum itu terjadi, Jennie terlebih dahulu berlari menjauh dari sana, tak lupa ia juga mengajak Lisa untuk ikut bersamanya.
beberapa menit terus berlari dari kejaran fans nya, akhirnya mereka berhasil lolos setelah memasuki gang-gang kecil yang membuat para fans kehilangan jejaknya.
berbeda dengan Jennie yang sekarang sudah ngos-ngosan dan berkeringat banyak, Lisa tidak terlalu kelelahan saat berlari dan tidak terlalu berkeringat.
ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, tersenyum canggung.
"i—itu... apa ya, gu—gue minta maaf." Lisa mengulurkan tangan nya ke Jennie, gemetaran.
"ah yaa, gapapa. makasih udah mau ikut gue lari." Jennie menerima uluran tangan Lisa setelah itu bangkit berdiri.
Lisa yang merasakan kontak fisik diantara mereka reflek melangkah mundur, sekarang badannya juga ikut gemetaran.
"eh kenapa?" tanya Jennie menatap Lisa bingung.
"e—engga... gapapa hehe..."
"sialan! kalo waktunya bagus gue uda minta ttd sama fotbar anying."
"duh tapi ga sanggup, mleyot mbahh mleyotttt."
Lisa tidak bisa berkutik, ia tidak tau harus melakukan apa sekarang selain membatin dengan kondisi nya sekarang.
Jennie yang melihat Lisa malu-malu hanya terkekeh dalam hati. ia merasa gemas dengan anak sekolah yang bersamanya ini.
bagaimana Jennie tau Lisa anak sekolah? karena Lisa masih mengenakan seragam sekolahnya dan tidak memakai hoodie atau sweater seperti biasa.
tidak tahan dengan keadaan yang hening ini, Jennie memutuskan mengulurkan tangan nya, mengajak Lisa berkenalan.
"gue Jennie, salam kenal."
Lisa tidak langsung menerima uluran tangan Jennie, ia hanya diam menatap lekat-lekat. bukannya tidak ingin menerima uluran itu hanya saja Lisa takut jika tangan nya yang berkeringat itu menyentuh kulit mulus telapak tangan Jennie.
"ta—tangan gue keringetan..." mata Lisa melirik sekitar, tidak berani menatap Jennie.
tapi Jennie hanya terkekeh menanggapinya, tanpa persetujuan dari Lisa ia langsung mengambil tangan kanan Lisa untuk ia genggam.
"nyaman." batin Jennie.
Lisa terkejut, tentu saja. ia dua kali bersentuhan dengan idola nya. ini bahkan lebih hebat dari mimpi yang ia alami malam tadi.
"nama lo siapa?" tanya Jennie.
"Li—Lisa, iya Lisa."
"salam kenal, Lisa. sekali lagi makasih ya udah mau nemenin gue lari." Jennie melepaskan genggaman tangan mereka.