13

6.2K 742 25
                                    

Author Pov

baik Lisa ataupun Hanbin, keduanya sama-sama terdiam di atas motor. tidak ada pembicaraan, Hanbin yang fokus ke jalan dan Lisa yang sibuk dengan pikirannya sendiri.

beberapa menit berlalu, mereka berdua sudah tiba di komplek perumahan Hanbin, melihat itu Lisa mengerutkan keningnya apalagi saat Hanbin tiba-tiba berhenti di depan rumahnya.

"loh?" kaget Lisa dan Hanbin.

"kok ke rumah lo, Mbin?" Lisa.

"kok ada Kak Jisoo?" Hanbin.

mendengar pertanyaan masing-masing, sontak Lisa mengalihkan pandangan nya ke rumah Hanbin dan benar saja di sana sudah ada Jisoo yang berdiri sendirian dengan baju yang sama seperti tadi siang.

Hanbin menoleh ke belakang, ke arah Lisa. lalu menepuk jidatnya.

"astaghfirullah, gue lupa ada lo di belakang Lis."

"bego emang lo." dengus Lisa.

Lisa turun dari motor Hanbin lalu menghampiri Jisoo. wajah gadis yang lebih tua itu terlihat sendu, Lisa tau mengapa, ia sebenarnya juga sedih tapi berusaha menutupinya dengan senyuman.

"Kak Chu ngapain ke sini malem-malem? langsung masuk aja, dingin tau."

Jisoo masih diam, tidak bersuara sedikit pun. Lisa mengembuskan nafas gusar, lalu ia pun menarik lengan Jisoo dengan paksa untuk ikut dirinya masuk ke dalam rumah.

"woi woi! yang punya rumah gue kok yang berkuasa elo sih, Lis!" Hanbin berteriak lalu berjalan cepat menyusul Lisa dan Jisoo setelah memarkirkan motornya.

sesampainya di kamar Hanbin, Lisa merebahkan tubuhnya di atas kasur sedangkan Jisoo hanya duduk di atas karpet. tak lama kemudian Hanbin muncul dengan membawa nampan yang berisi minuman dan cemilan.

"sejak kapan kamar gue jadi tempat perkumpulan gini." Hanbin mendengus setelah meletakkan nampan itu di lantai dengan kasar.

tanpa berucap sepatah kata apapun, Lisa langsung memakan cemilan itu begitu juga dengan Jisoo. mengabaikan laki-laki yang sudah menatap mereka kesal.

"gimana acara makan malemnya tadi?" tanya Hanbin.

"lo baru nanya itu sekarang? dari tadi di motor kalian ngapain anjir." Jisoo membalas.

Hanbin mengangkat bahunya, "Lisa marah sama gue."

"tumben?" Jisoo menoleh ke Lisa.

"udah biasa kali, tiap hari juga lo tuh jadi samsak gue." Lisa menatap mereka malas.

"makan malemnya lancar, makanan nya enak, minuman nya enak, gue ketemu banyak selebriti terus kembang api nya juga bagus. malem ini momen yang ga bakal gue lupain." Lisa beranjak dari kasur Hanbin lalu berjalan ke sudut ruangan untuk mengambil gitar.

mata Jisoo dan Hanbin memperhatikan setiap gerakan Lisa hingga gadis poni itu kembali ke posisi semula, duduk di pinggiran kasur Hanbin.

"begitulah acara makan malam tadi dari sudut pandang Jennie."

"tapi bagi gue, acaranya bener-bener buruk, gue ga tau makanan sama minuman nya enak ato ga karena lidah gue ga bisa ngerasain, tamu undangan nya pada ngomongin gue tapi kembang api nya emang cantik sih."

Jisoo dan Hanbin masih terdiam mendengar perkataan Lisa. Jisoo sudah mengetahui apa alasan Lisa berkata seperti itu oleh karena itu dia hanya mendengarkan ocehan Lisa.

Hanbin berdehem. "maksud—"

"Rosé sakit makanya Jennie ngajak Lisa." Jisoo memotong ucapan Hanbin.

Hanbin kembali terdiam mendengar itu. jadi sahabatnya itu hanya dijadikan pilihan sama Jennie? Hanbin berdiri dari duduknya lalu duduk di samping Lisa, dirangkulnya badan kurus itu.

I D O L A ( JENLISA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang