Author Pov
Kamar Lisa
setelah berlari ratusan meter, Lisa memutuskan membawa Jennie ke rumahnya dan mereka berdua sekarang berada di kamar gadis poni.
Lisa merebahkan badannya di atas karpet dengan nafas yang terengah-engah, bajunya sudah banjir keringat. sedangkan Jennie meletakkan kepalanya di atas kasur Lisa, kepalanya masih terasa pusing.
saat nafasnya sudah teratur, Lisa menghampiri Jennie. "kepalanya masih pusing?" tanya Lisa dan Jennie mengangguk.
"gue ambilin minum dulu ke bawah." lanjut Lisa. tanpa menunggu jawaban Jennie Lisa langsung pergi keluar dari kamar.
Jennie mengangkat kepalanya, memperhatikan sekitar kamar Lisa. hatinya mencelos begitu melihat tidak ada gambar atau poster dirinya lagi di dinding kamar Lisa.
"apa gue udah ga punya harapan lagi?" batin Jennie sedih.
Ceklek!
pintu kamar terbuka dan terlihat Lisa yang datang dengan dua gelas air putih di tangannya. ia menyerahkan satu gelas ke Jennie yang langsung diterima gadis kucing itu.
keadaan kamar itu begitu hening, Jennie berkali-kali melirik Lisa sedangkan yang dilirik hanya fokus ke minumannya.
"Lisa..." panggil Jennie.
Lisa hanya menoleh lalu menaikkan satu alisnya.
"makasih udah mau bolehin gue numpang disini dan maaf buat kejadian di sekolah tadi." ucap Jennie menatap Lisa serius.
"baguslah—"
"tapi gue ga nyesel udah ngungkapin perasaan gue ke lo di depan media, justru sebaliknya." lanjut Jennie masih dengan tatapan serius.
"kalo ga nyesel mending gausah minta maaf." balas Lisa.
Jennie mendekatkan badannya ke Lisa, "karena gue tau lo marah soal kejadian tadi." ucapnya pelan.
"dan gue bener-bener serius, gue suka sama lo Lisa. gue bahkan bongkar seksualitas gue ke media biar bisa yakinin lo kalo gue ga main-main." lanjut Jennie.
Lisa mengembuskan nafasnya lalu beranjak dari duduknya bersiap ingin pergi keluar kamar. melihat itu Jennie meraih lengan Lisa lalu menariknya membuat Lisa terjatuh ke atas kasur.
Buk!
Jennie langsung naik ke atas badan Lisa, menindih tubuh kurus itu dengan kedua tangan nya yang sudah mengurung Lisa.
Jennie menatap Lisa yang sudah menatap Jennie tajam.
"apa gada kesempatan buat gue?" tanya Jennie lirih. mata kucingnya berkaca-kaca dan itu lagi-lagi membuat Lisa mengalihkan pandangan nya.
"Jennie bangun, berat tau."
"jawab pertanyaan gue Lisa!"
Lisa pun mendudukkan dirinya membuat Jennie sekarang berada di pangkuan nya. Lisa menatap Jennie dengan tatapan yang sulit diartikan.
tatapan Jennie yang tadinya menatap mata Lisa sekarang tatapannya itu beralih menatap bibir tebal Lisa. Jennie memajukan wajahnya, ingin menempelkan bibir keduanya namun itu langsung ditahan oleh Lisa.
"lo ga bisa cium sembarangan orang, apalagi ga punya hubungan apapun." ucap Lisa.
"kalo gitu ayo pacaran biar kita bisa sepuasnya ciuman."
Lisa menggelengkan kepalanya pelan, ia ingin memindahkan tubuh Jennie tapi Jennie malah menyembunyikan wajahnya ke leher Lisa dan menggigit leher putih Lisa.
