Player (2)
Just tell me what you're doing with that other guy
-Sudah sebulan sejak (Name) menyampaikan ketidakpeduliannya secara blak-blakan di depan Ran. Dan gadis itu benar benar tidak berubah sedikit pun.
Bahkan kini (Name) tidak ragu ragu memamerkan kemesraannya dengan pria lain.
"Entahlah, aku hanya merasa malu jika hanya kamu yang selingkuh. Aku tidak suka mengambil peran sebagai orang tersakiti, jadi aku selingkuh juga."
Itu kalimat yang (Name) ucapkan.
Hari ini Ran pada akhirnya mengajak (Name) berkencan. Ia optimis bahwa ia akan menang, dan ia pasti berhasil meluluhkan hati (Name) dan membuat gadis itu mengemis cinta padanya.
Ran menghentikan motornya di depan rumah megah yang ada di depannya. (Name) memang terkenal sebagai gadis kaya di Roppongi.
Ayahnya salah satu pengusaha terkenal di Roppongi.
Ia menekan bel beberapa kali dan (Name) langsung yang membukanya.
"Duh, aku belum siap." Keluh (Name).
"Ayo, masuk saja." Setelahnya (Name) menarik tangan Ran untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Ayo, kamu tunggu di kamarku saja." Ajak (Name).
"Hee? Memangnya itu tidak masalah?" Tanya Ran kaget. Mengapa gadis itu santai sekali meminta seorang pria masuk ke dalam kamarnya.
(Name) menghela nafas. "Yah, kalau kamu mau menunggu di ruang keluarga juga tidak apa, sih. Tapi lihat saja sendiri."
(Name) menunjuk ke sofa dimana seorang wanita dewasa tengah bercumbu dengan seorang pria.
"Itu orangtuamu?" Tanya Ran.
"Ibuku dan selingkuhannya." Jawab (Name) santai.
Ran terkejut mendengarnya. "Bagaimana dengan ayahmu?"
"Mirip denganmu, tidak cukup dengan satu wanita. Mungkin saat ini sedang keluar kota dengan salah satu jalangnya." Jawab (Name).
Ran tidak habis fikir. Keluarga penuh kekacauan macam apa ini?
Keduanya tiba di depan sebuah pintu yang terbuat dari kayu yang kokoh. (Name) membukanya.
"Lakukan apa yang kamu mau. Aku belum selesai merias wajahku."
Ran mendudukan tubuhnya pada ranjang (Name). Kamar ini penuh dengan aroma parfum (Name) yang sudah Ran hafal diluar kepala. Wanginya selalu berhasil membuatnya tenang.