Forgive
Did you really think, I'd just forgive and forget
-"(Name), kamu paham kan kalau ini hanya kesenangan sesaat? Yang aku cintai tentu hanya kamu. Aku hanya tidur dengan sahabatmu."
(Name), gadis berusia dua puluh tahun itu hanya bisa terdiam. Ia tidak percaya dengan kata kata yang keluar dari mulut kekasihnya barusan. Di tambah pemandangan tubuh polos kekasih dan sahabatnya sendiri.
Neraka macam apa ini?
"Be-benar, (Name)! Kamu tidak marah denganku kan? Tadi malam aku dan Hanma tidak sengaja bertemu di diskotik dan kami terlalu mabuk."
Apa aku bunuh saja ya dua keparat ini? Suara hati (Name) buka suara.
Namun dibandingkan meledakan amarahnya, (Name) malah tersenyum manis.
"Tentu saja aku maafkan. Hanma kan kekasih yang aku cintai, dan kamu adalah sahabatku yang berharga." Ucap (Name).
Tunggu saja kalian.
........
Wanita dewasa itu duduk pada bangku kafe yang sore ini tampak ramai. Tatapannya menatap lurus ke depan. Ia sedang menunggu seseorang untuk menjemputnya.
Pintu kafe terbuka, seorang pria bertubuh jakung memasuki kafe dengan santai.
"Happy anniversary." Sebuket besar bunga mawar terulur membuat lamunan sang wanita buyar.
(Name) menoleh dan tersenyum manis ke arah Hanma yang menyodorkan buket bunga ke arahnya.
"Terima kasih." (Name) menerima pemberian Hanma dengan wajah berseri seri.