Captive
(Name) salah satu polisi muda Tokyo yang mulai merintis karirnya yang cemerlang. Di usianya yang baru dua puluh delapan tahun, sudah banyak kasus yang berhasil ia selesaikan.
(Name) cerdas, ia pandai memakai berbagai jenis senjata, dan juga ia menguasai beberapa tehnik beladiri menjadikannya jauh lebih unggul dibanding polisi polisi lain yang seumuran dengannya.
Pagi tadi (Name) dan divisinya mendapat misi baru dalam menyergap dan menggagalkan transaksi narkoba yang akan diperkirakan akan terjadi lusa.
(Name) optimis ia dan rekan rekannya dapat menyelesaikan misi ini.
"Aku tidak yakin kita bisa menyelesaikan yang satu ini." Ucapan yang baru meluncur mulus dari bibir salah satu rekannya membuat (Name) tersedak kopinya.
"Apa?" Tanya (Name) ulang.
"Kamu belum dengar desas desusnya?" Tanya Kiel, rekan kerjanya. Pria itu memasang wajah cemas.
"Aku dengar dengar transaksi kali ini erat kaitannya dengan organisasi kriminal Bonten. Kamu tau kan sekejam apa mereka?" Ucap Kiel.
"Yah, tapi kamu tidak boleh pesimis seperti itu." (Name) berdecak. "Divisi kita terdiri dari orang orang hebat, kita bisa berhasil."
"Ayah!"
Suara itu menghentikan percakapan (Name) dan Kiel. Keduanya menoleh ke arah gadis kecil yang berlari dan segera memeluk kaki Kiel.
"Apa yang putri ayah lakukan di sini?" Kiel mengangkat tinggi tinggi tubuh putrinya.
"Kamu lupa membawa bekal makan siangmu. Aku akhirnya mengajak Akira untuk mengantar langsung padamu."
Seorang wanita cantik sepantaran (Name) mendekat.
"(Name)." Sapanya sembari merangkul akrab bahu (Name).
Kaguya adalah sahabat dekat (Name) semasa SMA, dan wanita itu menikah dengan Kiel yang merupakan rekan (Name) di kepolosian sekitar tiga tahun yang lalu.
"(Name)-san!" Pekik putri Kiel sembari merentangkan tangannya.
(Name) segera membawa gadis menggemaskan itu ke dalam pelukannya.
"Kamu semakin manis saja ya!" (Name) mengecupi pipi gembul bocah itu.
"Kapan kamu akan menyusul, (Name)?" Goda Kaguya.