Regret
Ku kan menghilang jauh darimu, tak terlihat sehelai rambut pun.
-Kedua remaja enam belas tahun itu berbaring di atas tanah lapang dengan hembusan sejuk angin yang menemani. Iris keduanya terpaku pada langit biru dengan awan bermacam macam bentuk yang mengingatkan mereka pada awan kapas.
"Chifuyu."
Suara itu membuat remaja laki laki pemilik nama menoleh ke arah sosok di sebelahnya.
"Apa?"
"Kalau ada sesuatu yang kamu sesali saat ini, apa itu?" Tanya (Name). Ia mengalihkan tatapannya dari langit dan kini menatap wajah sahabat masa kecilnya.
Chifuyu tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya tersenyum lebar.
"Hidup ada bukan untuk disesali." Jawabnya.
(Name) tersenyum lepas, "Bagus lah. Kalau begitu, berjanji bahwa selama hidupmu tidak ada yang boleh kamu sesali?"
(Name) mengulurkan jari kelingkingnya. Chifuyu tersenyum manis dan menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking (Name).
"Aku berjanji."
........"(Name)!" Chifuyu datang dan segera merangkul (Name) yang awalnya sedang menikmati makan siangnya.
"Chifuyu! Kamu mengejutkanku!" Protes (Name).
Chifuyu menyengir lebar. (Name) mengernyit, wajah Chifuyu tampak lebih berseri dari yang biasanya.
"Ada apa? Kamu sepertinya sangat senang?" (Name) mengernyit.
"Kamu tau hari ini seorang anak baru masuk di kelasku." Cerita Chifuyu. "Guru memintanya duduk di sampingku."
"Wajahnya manis sekali, dia tersenyum ke arahku, suaranya lembut dan wanginya menakjubkan. Dia sempurna sekali!" Cerita Chifuyu menggebu gebu.
"Menurutmu, bagaimana kalau aku mendekatinya?" Tanya Chifuyu.
Untuk sesaat ada jeda hening di antara keduanya. (Name) tidak membalas apa apa, gadis itu menatap lurus ke depan.
Namun setelahnya ia tersenyum manis. "Kamu harus segera mendekatinya. Aku rasa kalian akan cocok!"
Chifuyu memeluk tubuh (Name), "Kamu memang sahabat terbaikku, (Name)! Doakan sahabatmu ini ya!"