Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku selingkuh." Perkataan yang meluncur dari bibir Mitsuya itu membuat tubuh (Name) lemas.
Pengakuan kekasihnya barusan seperti petir di siang bolong.
"Kamu bohong kan? Taka yang aku kenal tidak mungkin seperti ini." (Name) berucap dengan bibir bergetar.
"Aku bosan sama hubungan kita. Maaf, (Name), kita putus aja." Ucap Mitsuya dengan wajah datar.
"Siapa?" (Name) berusaha mati matian menahan tangisnya. "Siapa yang berhasil merebutmu dariku?"
"Hime." Jawab Mitsuya.
(Name) menatap nyalang Mitsuya. Nama yang Mitsuya sebutkan barusan adalah nama sahabatnya.
"Sahabat aku sendiri!?" Sentak (Name).
Mitsuya membuang muka, "Itu salah kamu punya sahabat secantik dia. Semua orang juga pasti lebih memilih dia dibanding kamu."
PLAK!
(Name) menampar Mitsuya. Mitsuya menyentuh pipinya, tidak ada protes yang ia utarakan.
"Selamat ya. Kamu berhasil bikin aku benci kamu." Ucap (Name) dengan mata berkaca kaca. Ia memilih untuk segera beranjak pergi. .........
Setelah putus dengan Mitsuya, hubungan persahabatan (Name) dengan Hime juga hancur. Sampai sekarang, jika mengingatnya juga tetap membuat dada (Name) sakit.
Padahal harusnya semuanya berjalan lancar. Harusnya bulan depan tepat dua tahun mereka berpacaran, namun semuanya hancur.
Mitsuya mengkhianatinya begitu saja.
(Name) berjalan pulang dari sekolahnya dengan tatapan kosong. Beberapa minggu ini waktunya ia habiskan hanya untuk melamun dan merenung.
Memikirkan dosa apa yang sebenarnya pernah ia lakukan sampai harus mendapatkan pengkhianatan semacam ini.
Suara klakson yang nyaring membuat (Name) terperanjat. Ia menoleh dan terbelalak melihat sebuah motor yang menyerempet wanita tua lalu berlalu begitu saja.
"Hei! Kembali kesini, keparat!" Teriak (Name) yang ia sadari sia sia.
(Name) buru buru mendekati wanita tua yang masih terduduk di pinggir jalan. Ada beberapa luka lecet di tubuhnya.
