Ancaman

139 35 18
                                    


Orang tua itu sebenarnya sayang. Cuma, ya suka ngancam kalau aturannya ditentang.

____________________

Happy Reading 🍫





Zaina berjalan tanpa suara memasuki rumahnya, ia mengedarkan pandangan dan menatap sekeliling. Tidak ada orang.

Umtunglah. Jika Bunda nya ada pasti akan langsung menanyakan dari mana dan apa kabar tentang motor nya, gadis itu tidak ingin kalau sampai harus di larang mengendarai motor.

Ia kemudian berjalan sangat pelan dengan beberapa buku Novel di kedua tangannya.

”Kamu dari mana?”

Langkah nya terhenti saat mendengar suara dari arah samping kiri.

”Ya Allah, habis dah!” monolognya dan langsung menoleh menatap sang Bunda dari arah dapur dan siap untuk mengeluarkan ocehan khas milik emak-emak.

”Jawab! Kamu dari mana?”

Gadis yang masih menetralkan napas beralih pada wanita yang membuatnya ada di dunia ini, dia bernama Saida Hariati. Wanita yang amat Zaina sayangi, walau terkadang suka kesal juga.

”Bun, jangan marah-marah napa. Ini tadi Zaina lagi cape bangettt, habis dari rumah temen ngerjain PR,” bohong nya membuat sang Bunda menggeleng pelan dengan senyuman smirknya.

Zaina menggerutu dalam hati. Bunda nya ini kalau mencurigai seseorang gak kira-kira pasang expresi muka, kan dia jadi lebih takut.

”Halah, ngerjain PR? Kok bawa pulang nya buku novel bukan pelajaran?” tanya Saida kemudian duduk di sofa dengan tangan menyilang dada.

”Ini punya teman, Bun. Gak sengaja Zai-” omongan gadis itu terhenti.

”Ck, bohong terus! Udah sih ngaku aja kalau dari beli novel pake motor!” sanggah pria yang baru datang dari lantai dua dan masih lengkap dengan sarung yang membalut bagian bawah tubuhnya.

Dia Zahdan Adli Almuzaki. Kakak laki-laki segaligus Anak tertua di keluarga Ariz Zayyan, wajahnya yang tampan dan kebulean membuatnya jadi idaman. Iya, idaman banyak kaum hawa kecuali Zaina, ia seperti benci sekali dengan pria yang biasa disebutnya Abang itu. Karena menurutnya Zahdan selalu saja mengajaknya untuk berdebat.

”Ikut-ikutan aja!”

”Harus ikutan dong. Kan, Abang gak mau adik Abang yang paling cantik ini sampai dapat dosa karena bohongin orang tua.” Saida menatap Zaina yang cemberut

Inilah yang Zaina harus hadapi. Selain sang Bunda, ada Zahdan yang siap kompor-komporin suasana.

”Ihh Abang!”

”Za, yang dibilang sama Abang gak salah, seharusnya kamu tuh, keluar kok gak bilang? Bohong lagi. Kamu gak takut kualat?!” imbuh Saida, gadis itu menunduk.

Dia seperti ini karena tergiur dengan cerita novel yang baru rilis. Semua teman nya sudah mempunyi novel itu, makanya dia juga ingin. Memang konyol, tapi menurut Zaina, ini salah Bundanya juga yang melarangnya pergi, padahal gadis itu telah meminta izin.

Zaina juga tau, jika ini bukan kali pertama dia keluar diam-diam menggunakan motornya. Tetapi dia pastikan jika ini akan menjadi ulahnya yang terakhir. Mungkin.

Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang