Rencana

75 17 2
                                    

Kalau sudah ada kata 'tak mau' jangan di paksa, nanti ujungnya masalah.

—————————
Happy Reading🍫

Wkwk, salam hangat dari si pecinta cokelat, bunga matahari, permen. Dan dia, aww ><
*Canda





”Hu!” helaan napas berat itu membuat kedua remaja yang asik pada buku di tangannya mendongak seketika. Mereka pun sempat terkejut dengan lemparan tas ke atas meja.

”Kenapa, Za? Kagetin aja,” tanya Hanifa setengah protes melihat guratan marah di wajah Zaina.

”Ada cowok gila!!”

”Cowok gila maksudnya?” kini giliran Ririn yang bertanya, Zaina menatap gadis itu.

”Iya. Abyaz! Nyesel aku ketemu dia, kenapa coba pake kenal sama cowok modelan dia?!” Zaina terus menumpahkan unek-unek dalam hati pada dua sahabatnya.

Hanifa sedikit mendekat pada Zaina, mengelus punggungnya agar tenang kemudian memberikan air mineral.

”Mimun dulu, jangan tegang, gak baik buat kesehatan.”

Zaina menerimanya, ia kemudian meneguk sekali lalu menaruhnya kembali. Setelah di rasa tenang, ia menatap Hanifa.

”Gue harus gimana?”

Terlihat Ririn berdiri dari duduknya dan menghampiri Zaina.

”Gimana apanya, Beb? Kamu gak jelasin rinci kenapa kamu nyesel ketemu dia.”

”Gue tadi malam di lamar sama Abyaz, terus karena kaget gue terima, huaaa!” jelas Zaina, Hanifa dan Ririn membulatkan matanya.

”We serius?!” tanya Ririn memastikan, Zaina hanya menjawab dengan anggukan.

”Ish! Terus kamu bakal nikah?” Ririn kembali bertanya, Hanifa hanya memperhatikan. Ia sekarang dalam mode bingung tentang kondisi sahabatnya itu.

Zaina menatap Ririn dengan mata memerah.”Serius lah, ngapain bohong sih?”

”Terus keluarga kamu tau? Kalau kamu setuju karena gak sengaja?” tanya Hanifa setelah sekian lama terdiam.

”Belum, mereka sama aja. Kayak dukung banget gitu,” jawab Zaina, ia kemudian menopang dagu dengan tangan kanan dan nengerucutkan bibir kesal.

”Harusnya dari sekarang kamu kasih tau, sebelum benar-benar nikah.” Hanifa kembali menimpali, Ririn mengangguk mengiyakan.

”Iya. Tapi, apapun yang terjadi pernikahan itu gak bakal ada! Sekalipun aku harus ngerencanain sesuatu buat batalin. Apapun itu!” putus Zaina, Hanifa dan Ririn saling menatap.

Mereka menghela kemudian tersenyum, apapun yang akan di lakukan sahabatnya. Semoga bukanlah hak buruk.

***

Suara dari klakson mobil langsung membuyarkan lamunan Zaina yang tengah menunggu jemputan tepat di gerbang sekolah. Gadis itu melirik sinis mobil yang berada di hadapannya.

Selang beberapa saat, tampak Aila yang berlari menuju arahnya dan tersenyum.

”Zaina?” sapa gadis itu ramah, Zaina menatap Aila.

Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang