Ending

149 14 2
                                    

Last part :)
Happy Reading 🍫







”Saya terima nikah dan kawinnya Zaina Nur Azhila binti Ariz Zayan dengan mahar uang tujuh puluh lima juta dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!”

”Bagaimana saksi?”

Sah!~

”Alhamdulillah,” ucap penghulu yang menuntun jalannya acara sakral itu. Semua orang pun mengucap syukur atas bersatunya Abyaz dan Zaina.

Abyaz menatap Zaina dan tersenyum. Ia kemudian menyerahkan tangan kanannya pada Zaina.

Zaina menerimanya dan mengecupnya lama dan dengan rasa sayang, air matanya pun keluar begitu saja. Ya, air mata kebahagiaan.

Setelah Zaina melepaskan tangannya, Abyaz langsung mengecup kening wanita yang kini berstatus sebagai istrinya. Air mata haru terlihat dari kedua keluarga.

Jihan tersenyum memandangi sang putra. Hingga sentuhan lembut di bahunya membuatnya menoleh dan menatap Saida.

”Jadi besan juga.” Keduanya tertawa pelan untuk beberapa saat, sampai kembali fokus pada Abyaz yang saat ini tengah mendoakan sang istri.

Dani menatap Abyaz dan Zaina secara bergantian. Ya, ia memang mencintai Zaina. Namun, kebahagiaan sahabatnya adalah hal yang utama, dan kebahagiaan itu juga di rasakan oleh Zaina.

Meski ada rasa sakit yang menyerang. Tapi ia yakin, semua akan kembali pulih dan dia pun akan bertemu dengan Rusuk sejatinya.

Lamunannya terusik oleh Erwin yang menepuk pelan bahunya, ia menatap bergilir pada Erwin, Fadly dan Yuda dan tersenyum.

”Abyaz udah nikah, kita kapan, ya?” sahut Fadly dan kembali memperhatikan Abyaz dan Zaina di sana.

”He'em, jodohnya mungkin masih tersangkut di atas pohon,” imbuh Yuda, ketiganya kontan menatap cowok itu.

”Lo kira jodoh gue monyet apa?!” protes Fadly. Yuda menyengir. Sementara Erwin dan Dani hanya geleng-geleng kepala.

”Ya kan perumpamaan.” Yuda tersenyum tanpa dosa, Fadly menghela dan lebih memilih ikut tersenyum, meski dalam hati ia sudah mengumpat kasar Yuda.

Abyaz melirik sebentar keempat sahabatnya dan kembali menatap sang istri.

”Makasih, Zaina.” Abyaz tersenyum dan di balas oleh Zaina. Semua orang memperhatikan ke duanya, tapi mereka seakan abai dan fokus akan dunia milik mereka.

”Makasih juga, Kak.”

”Woy jangan mesra-mesraan sekarang, kasihanilah para jomblo disini yang menanti waktu makan-makan.” Sahut Yuda tiba-tiba, semua orang menatap dirinya dan tertawa.

Sementara ketiga cowok yang duduk bersamanya hanya mampu menghela napas berat dan tertunduk malu.

Yuda yang masih tak sadar akan ulahnya malah ikut tertawa, Fadly semakin tertunduk dengan kelakuan cowok itu. Untung teman, jika bukan, entah nasip apa yang akan menimpa Yuda sekarang.

***

Zaina tersenyum memperhatikan semua tumpukan baju milik Abyaz, tak terasa ini adalah hari pertamanya sebagai wanita yang berstatus Istri dari Abyaz. Namun, jika kemarin setelah acara selesai ia masih betah di rumah orang tuanya, hari ini Zaina harus belajar hidup mandiri bersama sang suami di rumah mereka sendiri.

Abyaz memang telah menyiapkan sebuah rumah untuk nya dan Zaina yang dia beli dari hasil usahanya sendiri selama beberapa bulan ini. Meski tidak terlalu besar, namun rumah itu cukup nyaman untuk keluarga kecilnya.

Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang