Happy Reading ^^
Zaina, Zahdan dan Hanifa berjalan cukup cepat menuju ruangan Abyaz. Air muka Zaina tak sedikit pun memperlihatkan tanda baik-baik saja.
Setelah sampai di sana, Zaina justru langsung di suguhi tatapan tajam dari Jihan. Mata wanita itu memerah seperti mempunyai dendam lama padanya.
Dengan perlahan, kaki Zaina melangkah mendekat di tuntun oleh Zahdan dan Hanifa. Di sana juga sudah ada Saida dan Ariz yang memandangnya dengan kecewa. Oh Allah, Zaina takut terjadi sesuatu sekarang.
”Tante,” ucap Zaina pelan. Jihan mendekati nya.
”Denger ya, saat ini anak saya lagi bertarung nyawa di dalam sana. Dan, kalau sampai beneran terjadi sesuatu sama dia, saya gak akan pernah maafin kamu!” tekan Jihan, Saida dan Ariz menunduk. Zahdan yang melihat itupun taj mampu berkomentar.
Ini alami bagi seorang Ibu yang tengah mencemaskan anaknya, jadi bukan salah Jihan jika bersikap sangat kasar seperti itu.
”Tante!” sahut Dani di barengi oleh ketiga teman Abyaz yang baru sampai. Zaina yang tadinya merunduk mendongak menatap tajam cowok itu.
Dani melirik Zaina sebentar dan berjalan ke arah Jihan.”Gimana Abyaz?” tanya nya, mata Jihan kembali berkaca-kaca.
Afdal yang melihat sang istri seperti itu langsung saja merangkulnya kemudian menatap Dani.”Masih di tangani dokter, kalian bantu doa ya,” jawabnya. Keempat cowok itu mengangguk.
”Tanpa om minta, kita semua selalu berdoa buat kesembuhan Aby,” imbuh Fadly, cowok itu kemudian melirik Zaina.
”Za?” panggilnya. Zaina langsung beralih pandang pada cowok itu.
”Iya, Kak?” sejujurnya Zaina berpikir, apakah ketiga teman Abyaz yang lain juga melakukan hal yang sama seperti Dani? Tapi, dia menyangkal semua pikiran buruk itu.
”Gue boleh bicara sebentar gak?”
Zaina tak menjawab, melainkan menatap Zahdan yang juga tengah menatap nya. Cowok itu mengangguk membuat Zaina menghembuskan napas pelan.
”Boleh, Kak.”
”Gue ikut tapi,” imbuh Zahdan tiba-tiba, Fadly mengangguk.
”Iya, Bang. Di luar aja ngomong nya yuk.”
”Gue juga ikut,” sahut Erwin, Zaina dan Fadly menatap nya.
Beberapa saat kemudian, terdengar helaan dari Fadly.”Yaudah yuk.”
Keempatnya kemudian melenggang pergi dari sana, Dani menatap pada mereka dengan kening yang tertaut, lain dengan Yuda keluarga Abyaz dan keluarga Zaina. Mereka lebih memilih acuh di sana.
Hanifa yang tadi ikut sedikit mencurigai gerak-gerak Dani, sejak cowok itu sampai, ia melihat Zaina terus menatap tajam padanya. Apa cowok itu punya masalah dengan Zaina?
Beberapa saat Hanifa menggeleng, ia akan memberitahu pada Zahdan nanti.
***
Erwin, Fadly serta Zaina dan Zahdan berhenti tepat di parkiran. Fadly tersenyum tipis memandangi wajah sendu Zaina.
”Lo baik-baik aja?” tanya Fadly, Erwin dan Zahdan menyimak.
”Iya,” jawaban yang sangat singkat dari Zaina. Fadly sedikit menghembuskan napas.
”Gue dengar dari Dani, lo yang laporin Abyaz ke polisi?”
”Ja—” ucapan Zahdan terpotong setelah mendapat tatapan dari Zaina. Cowok itu menghela dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)
Spiritual⚠ Warning! || Awas Baper ~ Memang, jika berbicara tentang takdir mustahil manusia dapat mengetahuinya. Karena, takdir baik dan buruk itu bisa datang kapan saja... Namun, apa mungkin takdir yang buruk adalah akhir dari segala kemanisan dalam hidup? I...