Jika dua orang telah di takdirkan bersama. Cinta yang awalnya tertunda pun mampu memiliki akhir yang sangat indah.
____________________
Happy Reading🍫
"Assalamualaikum," salam Zaina dan Hanifa bersamaan. Tanpa menunggu jawaban dari semua orang, mata Zaina langsung tertuju pada Abyaz yang duduk sambil menyender di kepala ranjang rumah sakit.
Alat yang membantunya hidup juga sudah hilang sebagian.
"Za, sini masuk," pinta Saida, Jihan menatap datar pada Zaina.
Langkah gadis itu kemudian sedikit mendekat pada sang Bunda. Ia menatap bergilir Afdal, Jihan, dan keempat teman Abyaz yang ada di sana.
Terlihat raut wajah Jihan berubah, ia pun melangkah mendekati Zaina.
"Bisa bicara sebentar di luar, Za?"
Zaina menatap Abyaz sebentar, cowok itu mengangguk-anggukan kepala membuat nya tersenyum.
"Iya, tante."
Jihan dan Zaina langsung berjalan keluar rawat inap Abyaz, yang lainnya pun ikut keluar. Bukan, bukan untuk mendengar percakapan mereka. Namun untuk memberi ruang agar Abyaz bisa beristirahat.
Kondisi cowok itu memang sudah sedikit membaik, tapi tetap saja, cedera akibat kecelakaan itu butuh waktu lebih banyak untuk istirahat agar mempercepat proses penyembuhan.
Sementara di luar, Zaina di ajak untuk duduk di kursi tunggu oleh Jihan, tangannya senantiasa di genggam oleh wanita itu.
Zahdan memang telah menjelaskan segalanya, dia pun sempat bertemu dengan Ilvan di perjalanan. Tapi, seperti nya cowok itu telah nenutup diri hingga enggan berbicara padanya walau hanya segedar minta maaf.
Zaina bukan berharap ingin berbicara lagi pada Ilvan. Hanya saja, dia ingin melihat keberanian cowok itu dalam mengakui sendiri kesalahaanya.
Zaina menggeleng pelan dan kembali menatap Jihan yang tersenyum.
"Za, tante cuma minta maaf sama kamu, kalau sikap tante kemarin dan tadi kurang baik. Dan..." Jihan merunduk dengan mata berkaca-kaca. Zaina menghela dan balik menggenggam tangan Jihan.
"Udah gakpapa, Tan. Ini bukan salah tante kok, ini wajar banget, jadi jangan merasa bersalah,"imbuh Zaina tulus, Jihan kembali mendongak menatap nya.
"Za, gakpapa, emang tante yang salah. Sekarang, tante mau bayar kesalahan tante, dengan kembali menyatukan kamu dengan Abyaz."
Senyuman tercetak jelas di wajah Zaina. Entah harus senang atau apa, yang pasti, dia ingin terus tersenyum sekarang.
"Udah ngobrolnya?" Sahut Afdal yang baru sayang bersama dengan kedua orang tua Zaina. Jihan langsung menghapus air di sudut matanya dan mengangguk.
Afdal terkekeh pelan kemudian beralih menatap Zaina.
"Yaudah, kalau gitu kamu temuin Abyaz sana, dia nungguin. Om sama orang tua kamu juga ada yang mau di omongin," pinta Afdal.
Zaina menatap terlebih dahulu pada Saida dan Ariz, terlihat kedua orang tuanya mengangguk pelan di sana.
Dengan segera gadis itu bangkit dan tersenyum pada semua orang di sana.
Beberapa saat kemudian, kakinya langsung melangkah menuju ruangan Abyaz.
***
"Kak Abyaz?" panggil Zaina pelan tepat di depan pintu kamar inap Abyaz. Cowok itu langsung membuka kedua matanya yang sempat tertutup dan menatap Zaina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)
Espiritual⚠ Warning! || Awas Baper ~ Memang, jika berbicara tentang takdir mustahil manusia dapat mengetahuinya. Karena, takdir baik dan buruk itu bisa datang kapan saja... Namun, apa mungkin takdir yang buruk adalah akhir dari segala kemanisan dalam hidup? I...