Siap atau tidak, kematian itu pasti dan kita semua akan kembali pada-Nya.
_______________________
Happy Reading 🥀
”Awas matii!” teriak Fadly saat memperhatikan Dani yang tengah bermain game.
Dani menatap sahabatnya itu.”Gue tahu cara mainnya, lo tenang aja!” imbuhnya dan kembali pada papan permainan di tangannya.
Yuda pun tampak asik bermain sendirian, sementara Erwin? Dia hanya sibuk dengan dunianya. Di temani camilan yang tadi dia bawa.
Memang lucu kelima sahabat itu. Padahal sekarang, ponsel mereka sudah tersedia banyak permainan yang bisa di mainkan kapan saja, tapi mereka lebih memilih bermain di papan permainan itu. Katanya sih, kapan lagi bisa mengenang masa kecil.
Kurang beberapa saat, Abyaz keluar dari kamar mandi dengan wajah lebih segar dan pakaian lebih santai.
Cowok itu lalu bergabung dan duduk di dekat Erwin.
”Lo gak main?" tanya nya, Erwin menatap Abyaz.
”Nanti aja,” jawab Erwin yang di angguki oleh Abyaz.
Mereka kembali terdiam dengan pikiran masing-masing, hingga Abyaz menyadari satu hal.
”Eh, ponsel gue ada sama Zaina deh kayaknya,” ucap Abyaz sambil mencari keberadaan benda pintarnya itu. Keempat sahabatnya reflex menoleh.
”Kok bisa sama Zaina?” tanya Yuda, Abyaz menghela.
”Tadi gue pakai foto-foto, terus terakhir gue kasih Zaina.” Erwin, Fadly dan Yuda manggut-manggut.
Sementara Dani langsung berdiru dari duduknya.”Yaudah yuk, gue temenin lo ambil.”
Abyaz menatap Dani dan tersenyum.”Nah cocok dah tuh, yuklah. Keburu malam,” imbunya.
Setelah itu, keduanya melenggang pergi menyisakan Erwin dan Yuda yang menatap kepergian mereka. Fadly? Dia tidak peduli sama sekali dengan sekitar, cowok itu malah kembali fokus pada game.
Abyaz san Dani berjalan beriringan keluar rumah. Setelah sampai di sana, Abyaz langsung membukakan pintu mobil untuk Dani membuat cowok itu mengerutkan dahi.
”Kenapa?”
”Biar romantis,” jawab Abyaz, Dani bergidik ngeri.
”Maap nih ye, saya masih normal!” ketus Dani dan masuk membuat Abyaz tertawa. Cowok itupun bergegas menyusul Dani.
Mobil itu kemudian melesat meninggalkan kediaman Abyaz. Di perjalanan, keduanya hanya diam karena pun Dani hanya fokus pada ponsel di tangannya.
”Kok berhenti?” tanya Dani karena tiba-tiba Abyaz menghentikan mobilnya. Padahal mereka sudah sangat dekat dari rumah Zaina.
Melihat Abyaz yang tak mengubris, cowok itu kemudian mengikuti arah pandang Abyaz, matanya membulat saat melihat Zaina yang berada di jalan dengan satu pria dan gadis seumurannya.
”Dia ngapain?” monolog Dani. Abyaz menatap cowok itu sebentar dan memutuskan turun dari mobil.
Abyaz mencoba mendekati Zaina dengan langkah perlahan. Namun, samar-samar ia mendengar perbincangan gadis dan cowok yang tengah bersamanya.
”Iya, Za. Aku tahu kok, kamu yang buat laporan buat Abyaz, kan? Biar pernikahan kalian batal iyakan?”
Deg!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)
Spiritualité⚠ Warning! || Awas Baper ~ Memang, jika berbicara tentang takdir mustahil manusia dapat mengetahuinya. Karena, takdir baik dan buruk itu bisa datang kapan saja... Namun, apa mungkin takdir yang buruk adalah akhir dari segala kemanisan dalam hidup? I...