Ada rasa yang masih rahasia. Namun, aku tahu ia tak jauh dari kata jatuh cinta. Atau kah, memang iya?
-Zaina Nur Azhila-
_____________________
Happy Reading 🍫
"Nanti besok jalan yuk?" sahut Abyaz tiba-tiba, Zaina dengan malasnya kembali berbalik badan, menatap seseorang yang sepertinya sangat senang mengobrol dengan nya.
"Kemana?"
Abyaz tersenyum."Jalan-jalan ke taman, nikmatin udara segar sambil sepedahan dan mumpung hari minggu, mau, ya?"
Zaina menghela napas dan mengangguk,"liat besok kalau gue gak sibuk. Btw masuk dulu."
Abyaz melirik jam di tangannya kemudian kembali pada menatap Zaina."Pengen sih, tapi udah larut."
"Yaudah, kalau gitu gue mau istirahat dulu, bye!" tukas Zaina dan langsung melenggang masuk ke dalam rumah.
Sementara itu, Abyaz kegirangan sendiri di sana. Ia tidak percaya, sangat mudah mengajak Zaina sekarang. Tidak ada penolakan.
Cowok itu juga tidak tahu, kenapa bisa ia sesenang ini. Tapi, yang pasti ia nyaman berada di samping gadis itu.
"Assalamualaikum," salam Zaina sambil memasuki rumah. Di sana hanya ada Zahdan yang telah menjawab salam nya dengan singkat.
Zaina memutuskan menghampiri cowok itu.
"Abang?"
Zahdan menatap sekilas Adiknya."Apa?"
"Bunda sama Ayah mana?" tanya Zaina sambil menoleh kanan dan kiri mencari keberadaan Saida dan Ariz.
"Lagi ke rumah tetangga, ada pengajian. Lo udah makan?" Zahdan balik bertanya, Zaina mengangguk.
"Udah tadi di rumah Abyaz," jeda sekian detik, Zahdan mengangguk-anggukan kepala."Abang?"
"Hmm?" sebenarnya mata Zahdan saat ini tertuju ke Tv membuat Zaina menghela.
"Gak jadi, Zaina naik dulu ya." Setelah membuat Zahdan penasaran, gadis itu langsung melenggang pergi begitu saja menyisahkan Zahdan yang tampak kebingungan.
"Tuh anak, bikin penasaran aja," monolog Zahdan dan menggelengkan kepala.
***
Tok! Tok! Tok!
"Assalamualaikum," salam Abyaz yang sudah tiba depan rumah Zaina. Tentu saja cowok itu telah rapi dengan celana treaning dan kaos putih polos untuk bersepeda hari ini.
Terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah, knop pintu terbuka menampakan Zaina yang juga telah bersiap.
Abyaz memperhatikan penampilan gadis itu dari atas sampai bawah."Pake celana?" tanyanya.
Zaina mengangguk,"kan mau sepedehan, masa pake rok. Lagian celana gue juga gak ketat," imbuhnya memperhatikan penampilannya sendiri.
Zaina saat ini memang tengah memakai celana treaning berkombinasi baju kaos sampai lutut berwarna pink yang di padukan dengan hijab segi empat.
"Iya sih, yaudah. Sepeda kamu mana?" Abyaz celingak-celinguk mencari keberadaan sepeda gadis itu. Zaina tersenyum.
"Tuh," ucapnya menunjuk dagu kearah belakang, tepatnya di samping mobil milik Zahdan.
Abyaz berbalik badan sesaat dan kembali pada Zaina."Yaudah yuk gas jalan, keburu siang."
Setelah mendapat anggukan, mereka berdua keluar dari halaman rumah dan memutuskan berkeliling komplek sesaat sebelum ke taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)
Spiritual⚠ Warning! || Awas Baper ~ Memang, jika berbicara tentang takdir mustahil manusia dapat mengetahuinya. Karena, takdir baik dan buruk itu bisa datang kapan saja... Namun, apa mungkin takdir yang buruk adalah akhir dari segala kemanisan dalam hidup? I...