Semua terjadi karena keadaan, bukan keinginana.
___________________
Happy Reading🍫
Abyaz tersenyum, ia tidak menyangka jika Zaina akan menerima nya. Namun tatapan gadis itu masih tajam seolah dia telah melakukan kesalahan, tapi Abyaz tak peduli, yang terpenting adalah. Ia di terima.
”Yah, tadi Zaina kaget!” seru Zaina tiba-tiba, Afdal dan Ariz menatap heran pada gadis itu.
”Terus kalau kaget kenapa?” imbuh Afdal dengan polosnya, Zahdan menahan tawa, sementara Abyaz dan Jihan menepuk jidat dengan kelakuan kepala keluarga mereka.
Ariz melirik Afdal sebentar dan kembali pada putrinya.”Maksudnya kamu?”
”Zaina tadi gak ad—” ucapan Zaina terpotong.
”Gak ada apa?” sela Abyaz, Zaina semakin mempertajam tatapannya, cowok itu acuh dan beralih pada Ariz.”Yaudah om, saya sama keluarga mau izin pamit, ya?” lanjut Abyaz. Zaina membulatkan matanya.
Ariz menghela kemudian mengangguk membuat kepala Zaina semakin berdenyut.
”Yasudah, silahkan, Nak.” Setelahnya, Abyaz beserta Afdal dan Jihan melenggang pergi menyisakan Zaina dan keluarganya.
Gadis itu menatap Zahdan dengan mata berkaca-kaca membuat cowok itu mengerutkan dahi.”Kenapa?”
”Zaina tadi kaget, Bang!”
”Terus?” Zahdan kembali bertanya. Ariz dan Saida memandang penuh tanya pada putrinya itu, sudah dua kali ia mengatakan hal yang sama.
Zaina berdecak sebal, gadis itu kemudian bangkit dan pergi dari sana tanpa sepatah kata pun.
”Bun? Zaina kenapa sih?” tanya Ariz pada Istrinya, Saida memutar bola mata jengah.
”Mana Bunda tau, Yah. Kalau bunda tau pasti Zaina gak uring-uringan kayak gitu.”
Zahdan menahan tawa melihat interaksi kedua orang tuanya. Kalau di pikir-pikir, Ayahnya sudah ketularan sifat dari Ayah Abyaz. Ya, sedikit lemot.
***
”Assalamualaikum,” salam Abyaz, Jihan dan Afdal serentak, Aila dan Ainun yang asik menonton sambil melahab camilan menoleh reflex.
”Wa'alaikumussalam, gimana, Kak?” tanya Aila antusias, Ainun pun tengah menunggu jawaban dari sang Kakak.
Sejak Abyaz mengatakan ingin melamar seseorang, Aila dan Ainun lah yang paling bersemangat disini. Di tambah, pengakuan dari sang Kakak yang mengatakan bahwa wanita itu adalah Zaina membuat perasaan Aila bercampur aduk. Antara senang, dan sedikit bingung.
Bagaimana tidak, Abyaz mengatakan membenci Zaina, tapi kenapa tiba-tiba ada kepikiran melamar? Aneh, dan saat gadis itu bertanya Abyaz hanya menjawab. 'Cinta bisa tumbuh kapan aja!'
<Flash back on>
Abyaz menuruni satu persatu anak tangga, ia melirik kebawah dan mendapati semua keluarganya berkumpul untuk menonton. Abyaz merasa ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan nya.
Cowok itu berjalan dan langsung duduk di sebelah Afdal—Ayahnya. Abyaz mencoba menetralkan mimik wajah setenang mungkin.
Afdal melirik sang putra.”Mau tangjo?” Abyaz mengerutkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)
Spiritual⚠ Warning! || Awas Baper ~ Memang, jika berbicara tentang takdir mustahil manusia dapat mengetahuinya. Karena, takdir baik dan buruk itu bisa datang kapan saja... Namun, apa mungkin takdir yang buruk adalah akhir dari segala kemanisan dalam hidup? I...