Kenapa Bertemu?

116 32 2
                                    


Jika bisa, aku ingin meminta pada Tuhan supaya pertemuan ku dan dia tidak terjadi saja.

-Zaina Nur Azhila-

______________________

Happy Reading 🍫




Pukul 06.45, masih tersisa 20 menit lagi sebelum bel berbunyi. Zaina tampak berlari dengan mulut yang sedikit terbuka.

Peluh itu bercucuran dari penjuru hijab yang dia kenakan. Ini semua karena sang Bunda menyita motor kesayangannya, di tambah lagi dia harus mendapat hukuman ke sekolah menggunakan angkutan umum.

Memang keterlaluan, padahal dia anak sultan. Tapi masa ke sekolah pake angkot? Malu, tapi ini lah akibat yang harus dia terima.

Zaina berhenti tepat di depan pintu kelas, gadis itu mengambil napas sebentar kemudian mengelap keringat yang mungkin saat ini sudah melunturkan make up tipisnya.

”Lahh, tuh orang ngapain disini?” monolog Zaina saat netranya tak sengaja nenangkap pria yang kemarin hampir saja menabraknya, ia langsung melangkahkan kaki mendekati cowok itu.

”Om?” sahutnya, orang yang di panggil om itu kontan menoleh.

”Kamu? Kenapa disini?” tanya cowok itu, Zaina menyilangkan tangan nya di dada.

”Harus nya saya yang tanya, om ngapain disini? Habis antar anaknya ya?” tebak Zaina asal membuat lawan bicaranya menghela napas.

”Sok tau!” jeda sekian detik, cowok menggaruk alisnya.”Dan perkenalkan, nama saya Abyaz. Jangan panggil om!”

Zaina mengangguk-anggukan kepala, jadi namanya Abyaz? Bagus. Tapi kenapa sifat cowok itu tidak sebagus namanya? Pikir gadis itu melirik dari atas sampai bawah pada Abyaz seperti yang dia lakukan kemarin.

”Nama om bagus, tapi kenapa sifatnya gak gitu ya?”

”Udah gue bilang, jangan panggil om!” Zaina melotot, sapaan yang tadinya adalah Saya-kamu berubah jadi Lo-Gue?

Baiklah, Zaina juga akan menirunya.

”Emang kenapa? Gue suka itu panggilan, cocok di lo.”

Gila! ini adalah gaya bicara baru Zaina. Karena sebelumnya, baik kepada teman atau siapa pun, ia hanya terbiasa menggunakan kata Aku-Kamu.

Suatu pencapaian baginya. Lagipula, gaya bahasa itu sangat cocok dia pakai ketika bersama Abyaz.

Cowok itu mengerutkan dahinya.”Ohh lo ngikutin gue? Silahkan, gue mau cabut, buru-buru.”

Cowok itu baru melangkah satu kaki. Namun, Zaina justru memblokir jalan nya, ia berdiri tepat di depan Abyaz.

”Kok lo mau pergi gitu aja. Masalah lo sama gue belum berakhir!”

”Masalah?” Abyaz tampak berpikir.”Seingat nya, gue lagi gak punya masalah sama lo.”

”Ohh lo lupa sama kemarin? Jahat banget emang lo! Lo udah buat gue menderita. Terus nyuruh gue buat lupain segalanya?”

”Ya itu salah lo, kan? Bukan salah gue!”

”Dasar cowok gak bertanggung jawab!”

Mereka tidak menyadari jika saat ini keduanua tengah di perhatikan oleh salah satu guru disana yang mungkin berpikir lain saat ini.

”Mana lo tau kalau gu-”

”Kenapa ini?” ucapan Abyaz terpotong saat guru yang tadinya memperhatikan mendekati keduanya.

Jalan Cinta yang Tertunda (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang