Jalanan sangat padat hari ini. Karna di depan sana banyak mobil polisi yang berhenti dan juga warga sekitar yang ikut berkumpul.
"Pak!!" panggil seorang pria berseragam polisi. Lalu seorang berbaju bebas menghampirinya bisa dibilang dia adalah detektif.
"Sebuah bilah pisau terdapat dipinggir ban, dan satu sendok penuh darah berada di kursi supir. Dan saya menemukan sepatu hak tinggi yang diyakini milik korban berada dibagasi" jelas polisi tersebut.
"Saya keluarganya, biarkan saya masuk!!" teriakan perempuan itu menjadi pusat perhatian para petugas.
"Tidak bisa nak, ini tugas polisi. Tolong jangan ganggu konsentrasi mereka. Salah satu korban sudah dibawa ke rumah sakit. ayok pergi" ucap petugas lainnya kepada siswi bername tag irene.
Mendengar jawaban petugas tersebut tanpa babibu ia berlari kearah kendaraannya dan mengendarai dengan kecepatan penuh.
**************
Rose dan lisa berlari memasuki sebuah tempat yang sangat dominan berbau obat. Ya mereka dirumah sakit, mereka menyusul Irene ketika mendapatkan telepon darinya.
Disana mereka melihat Jennie, seulgi dan Irene tengah duduk didepan ruangan yang diyakini adalah ruangan korban perampokan tadi. Terlihat Irene menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya dengan seulgi yang mengusap-usap punggung Irene.
"Kak..." panggil lisa dan rose menghampiri 3 kakak perempuan itu.
"Kak wendy gimana?" tanya rose to the point.
Irene menggelengkan kepalanya, entah karna ia tidak sanggup bercerita atau apa. Intinya ia sedang enggan untuk berbicara.
"Wendy gak ada" Jennie, perempuan yang sedari tadi hanya diam kini akhirnya berbicara. Mendengar jawaban dari jennie, membuat rose dan lisa mematung.
"M-maksudnya----"
"Polisi gak nemuin wendy disana, dia cuma nemuin pak rehan yang udah gak sadar" jelas Jennie membuat rose dan lisa bisa sedikit bernafas.
"Kemana kak wendy? Apa dia melarikan diri?" tanya lisa yang dibalas gelengan oleh Jennie.
"Gue gak tau pasti, kalo dia kabur pasti dia bisa hubungin kita lewat telepon umum. Kalo dia diculik, buat apa seorang perampok bawa targetnya?" ujar Jennie membuat saudari nya berpikir.
"Bisa aja untuk dijual organnya, itu bisa lebih menguntungkan kan?" jawab seulgi.
Jennie menatap seulgi seperti tatapan mengintimidasi.
"Apa? Itu bisa aja terjadi kan?" tanya seulgi membuat semua orang tidak suka dengan tanggapannya.
"Jangan memperkeruh keadaan kak, seharusnya kita banyak-banyak doa" ucap rose tak suka.
*******************
Sesadarnya pak rehan, Irene sebagai perwakilan masuk menemui supir mobil yang ditumpangi sang adik tersebut, didampingi oleh pengacara, detektif dan 1 petugas polisi yang berada di tempat kejadian.
"Non Irene..."panggil pak rehan dengan mata berkaca-kaca, tanpa menunggu lama air mata tersebut jatuh begitu saja.
"Maafin saya non, saya gak bisa jagain non wendy, saya gagal non. Maafin saya..." ujarnya menggabungkan kedua tangannya memohon.
"Wendy dimana pak? Polisi gak nemuin wendy dilokasi" tanya Irene terisak pelan.
"Seinget saya sebelum saya pingsan, non wendy diseret sama 2 pria bertubuh besar itu masuk ke mobil jeep abu-abu non, plat nomor nya 0244. Pengelihatan saya kabur non, karna badan saya udah lemes dihajar habis-habisan sama mereka. Saya takut non"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's A Badgirl
RandomSembilan gadis bersaudara, memiliki paras yang cantik, hati yang baik bak bidadari dan harta yang cukup bergelimang. Tapi siapa sangka dibalik kesan hidup yang sempurna terdapat banyak luka yang terus menghantui mereka sampai-sampai dapat merubah me...