Joy pov
Malam ini aku keluar rumah untuk membeli mie instan, kali ini aku berjalan kaki dengan tudung hoodie dan handset yang menghanyutkan ku kedalam hening nya malam yang dingin ini.Tak ada yang berbeda hari ini setelah malam pergantian tahun kemarin dimana awal mula kehancuran kami dimulai.
Apa kalian pernah merasakan sayatan benda tajam pada kulit kalian? Mungkin bagi kalian itu sakit tapi tidak bagi ku. Aku merasa lebih lega setelah menyanyat tubuh ku sendiri menggunakan cutter berwarna hitam kesukaan ku.
Dulu aku pernah masuk rumah sakit karna kekurangan darah merah setelah aku menusuk perut ku sendiri. Semua orang khawatir padahal aku tidak, aku hanya diam saja menikmati rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuh ku
Rasanya belum sepadan dengan apa yang mereka tuduhkan pada para saudariku. Rasa sakit yang mereka terima lebih sakit dari rasa yang setiap detik nya aku rasakan.
Anggap saja perbuatan ku ini sebagai bentuk pelampiasan amarah para saudariku kepada mereka. Jika aku dianggap pembunuh kenapa aku tidak membunuh diri ku sendiri? Dari pada membunuh orang lain, itu lebih jahat bukan?
Aku terus berjalan menuju minimarket yang lumayan jauh dari mansion. Aku sengaja agar dapat lebih lama menikmati langit-langit yang sedang dipenuhi Bintang-bintang mungil
Namun saat hampir mendekati minimarket aku melihat beberapa pria berbadan besar yang sedang mengganggu seorang wanita.
"Ck..."decak ku malas
Ini sudah kesekian kalinya aku melihat para gadis pulang tengah malam dan diganggu para preman. Aku tak pernah ambil pusing aku membiarkan mereka yang sekarang tidak tau bagaimana keadaannya. Untuk apa aku perduli pada mereka sedangkan mereka tidak pernah peduli pada ku dan perasaan ku? Kalian ingin anggap aku egois kah? Silahkan, aku memang egois sejak kepercayaan ku dihancurkan didepan publik.
Aku melangkahkan kaki ku sebelum mendengar gadis itu bergumam memanggil ibunya. Entah kenapa mata ku memanas dan darah ku ikut berdesir. Tiba-tiba aku mengingat ibuku. Tidak! Aku tidak bisa membiarkan seorang ibu kehilangan anaknya ataupun sebaliknya lagi dan lagi.
Bughhh
Aku mulai memukuli ketiga pria ini. Entah rasa peduli dari mana tiba-tiba saja aku ingin menolong gadis yang tingginya sama dengan ku. Setelah kalah dalam pertarungan ketiga preman tadi kabur berlari entah kemana. Aku mengalihkan pandangan ku kepada gadis didepan ku ini
"G-gomawo... eonnie..."
Lagi lagi aku terdiam membeku mendengar kata-kata yang dilontarkan gadis didepan ku ini. Eonnie, kata-kata itu mengingatkan aku kepada ketiga adik ku yang sering ku dengar suara tangisnya disetiap malam setelah mengingat tentang blackvelvet.
"Siapa nama mu?"
"Tz-tzuyu"jawabnya sedikit gugup mungkin karna dia takut dengan ku
"Jangan takut. Kau aman bersama ku"ujar ku, kenapa aku menjadi menghangat seperti ini? Mungkin efek karna aku sangat merindukan ketiga adik ku. Baiklah malam ini karna gadis ini aku akan tidur diluar dikamar adik ku!
"Dimana rumah mu?"
"Tak jauh dari sini, aku bisa pulang sendiri"
"Siapa juga yang ingin mengantar mu"jawab ku, sebenarnya aku ingin mengantarkannya tapi karna ia bilang bisa pulang sendiri silahkan. Toh aku tidak merasa kerepotan.
"Baiklah aku pulang. Sekali lagi terimakasih"ujar nya lalu pergi
"Yak!! Hey tunggu!"teriak ku
"Ne?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's A Badgirl
RandomSembilan gadis bersaudara, memiliki paras yang cantik, hati yang baik bak bidadari dan harta yang cukup bergelimang. Tapi siapa sangka dibalik kesan hidup yang sempurna terdapat banyak luka yang terus menghantui mereka sampai-sampai dapat merubah me...