1. Na Jaemin

7K 240 4
                                    

Hi, terimakasih sudah berkenan mampir.

Cerita ini, cerita pertama yang aku buat sampai end. Masih banyak kekurangan dan kesalahan di work ini.. awas juga typo bertebaran 😔

Dan aku bener-bener masih harus banyak belajar lagi 😁 .. semoga kedepannya bisa memperbaiki diri dan bikin cerita yang jauh lebih baik, bisa menjadi agenda healing, juga obat bosan dan pelipur galau buat teman-teman 🤭 ..

Semangat buat kita semua. Dunia ini terlalu becanda untuk kalian yang siang malam banting tulang buat masa depan 💚 ..

Happy Reading

~~~~****~~~~

"Simpan saja disini, Nak," suara wanita paruh baya dengan hijab berwarna putihnya menyapa pendengaran Jaemin. Menarik kembali kesadaran remaja tanggung itu yang tercecer dimana-mana.

Jaemin tersenyum kikuk, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena malu, "Disini, Bu?" Tanya Jaemin memastikan.

Setelah mendapat anggukan dari wanita paruh baya dihadapannya, Jaemin segera meletakkan sekantung keresek besar penuh dengan belanjaan pemiliknya di teras.

Bu Ratna, seorang wanita paruh baya yang selalu menjadi langganan jasa angkut barang Jaemin di setiap akhir pekan. Berapa banyak pun barang yang Bu Ratna beli, beliau selalu memakai jasa Jaemin untuk mengantarnya pulang kerumah yang tidak jauh dari pasar.

Seperti sekarang, wanita yang mulai termakan usia itu tersenyum manis pada Jaemin yang kini menata keresek berisi belanjaannya di teras rumah. Remaja yang beberapa tahun ini selalu menyita rasa ibanya. Remaja yang usianya mungkin tidak jauh berbeda dari usia cucu bungsu Bu Ratna.

"Capek?" Bu Ratna bertanya dengan sorot mata teduh, membuat hati Jaemin tiba-tiba menghangat.

Pertanyaan itu Jaemin balas dengan gelengan. Berbanding terbalik dengan peluh yang membanjiri wajah dan pakaiannya yang mulai basah.

Bu Ratna tersenyum, beliau meraih sesuatu didalam tas jinjingnya. Sebuah dompet usang berwana biru tua hadiah dari putra bungsunya beberapa tahun lalu.

"Ambillah." Bu Ratna menyerahkan uang 50ribu pada Jaemin, yang sukses membuat remaja itu celingukan mencari ke setiap sudut saku celana.

"Tunggu sebentar, Bu, saya mau cari kembalian dulu, nanti kesini lagi." Ujar Jaemin yang bersiap berlari meninggalkan halaman rumah Bu Ratna.

Namun, sebuah tarikan lembut membuat Jaemin urung. Tangannya yang berada digenggaman Bu Ratna serta merta menyalurkan rasa hangat hingga kedalam hatinya.

Sejenak keduanya terdiam, sedang Bu Ratna susah payah berjalan untuk duduk di teras. "Tidak usah. Simpan saja, buat kamu beli minum," katanya.

Kedua retina Jaemin berlari pada selembar uang ditangannya dan juga wajah berseri Bu Ratna, "Ta-tapi ini kebanyakan, Bu." Cicitnya.

Dengan senyum manis yang masih bertengger di wajah, Bu Ratna menghembuskan napas pelan, "Nak, kamu kayak sama siapa aja. Tidak usah sungkan, rijki tidak boleh ditolak."

Melihat wajah Bu Ratna membuat hati Jaemin menghangat, wajah dengan pandangan selembut sutra, yang selalu mengingatkan remaja itu pada sosok wanita berjasa di hidupnya yang mulai samar karena termakan waktu.

The Twins ~ Jaemin x JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang