"Pak... Ini pusing banget... Saya ga bisa jalan nih~" Racau Jaemin di dalam papahan Jaehyun. Karena Jaemin telah mabuk, Jaehyun memutuskan untuk pulang. Ia tak ingin terjadi hal-hal yang tak diinginkan. "Jaemin-a, bisa tunggu di sini sebentar? Hyung mau ambil mobil dulu sebentar.
"Ey~ Dek sendirian?? Ayo sini ikut kita ke dalem." Jaemin yang sedang duduk pun menoleh. "Hmm??? Siapa ya?? Ahh! Jaehyun hyung~" Jaemin berdiri dan memeluk salah satu dari orang itu. "Ayo sini ikut kita ya??" Jaemin hanya mengangguk sambil mengeratkan pelukannya. "JAEMIN!" Jaehyun yang tadi pergi mengambil mobilnya dikejutkan dengan kondisi Jaemin yang sekarang berada di tangan entah siapa. "Oh? Hyung!" Dengan segera Jaehyun menghampiri Jaemin dan menahannya dalam pelukan. "Maaf, dia akan bersama saya. Kalian bisa tinggalkan kami." Orang asing itu kesal namun tetap pergi dari mereka.
"Jaemin-a, are you okay?" Tanya Jaehyun sembari mengusap kepala si manis. Tanpa menunggu jawaban dari Jaemin, Jaehyun langsung menggendongnya dan membawanya ke dalam mobil. "Hyung~" Panggil Jaemin yang dibalas dengan dehaman rendah Jaehyun. "Kok hyung ganteng banget? Sayang banget aku telat lahir, kalo ga aku bakal jadi istri hyung." Jaehyun hanya terkekeh dengan ucapan yang dilontarkan oleh Jaemin. "Emang kamu suka sama saya?" Jaemin mengangguk dengan cepat. "SUKA! SUKA BANGET! Tapi hyung udah ada istri... Ga boleh. Mama ajarin ga boleh jadi pelakor!" Racau Jaemin sambil menggerak-gerakan jari telunjuknya. "Saya juga kok." Namun saat Jaehyun menoleh, ia menemukan Jaemin telah tertidur. Ia kembali tersenyum. "Saya juga suka kamu, Na Jaemin."
"Ngghhh~ Jem berapa sekarang??" Malam telah berakhir. Tanpa Jaemin sadari, ia terus menyundulkan kepalanya kepada dada bidang Jaehyun. "Sembilan... Jem sembilan." Balas Jaehyun sambil mengeratkan pelukannya. Seketika Jaemin sadar. "Pak...?" Jaehyun pun membuka matanya dan melihat ke arah Jaemin. "Tenang aja, kamu ga saya apa-apain. Hari ini ga usah masuk dulu. Kamu pasti masih pusing." Jaemin masih ternganga lebar. 'Kenapa gw dipeluk gini???!!!' Pikir Jaemin. "B-Bapak ga ke kantor?" Jaehyun tersenyum manis "Ngga, saya mau ngurus kamu." Muka Jaemin memerah. Bahkan tomat pun kalah merahnya dibandingkan pipi Jaemin sekarang ini.
"Pak, tapi kenapa saya bisa pusing gitu?" Tanya Jaemin penasaran. Mereka sekarang sudah bersih sehabis mandi dan sedang melahap sarapan mereka. "Kamu minum minuman saya. Kamu pikir itu air putih. Terus udah deh, langsung tumbang." Jaemin mengangguk mengerti. "Kok bapak minum gituan?" Jaemin bertanya dengan tatapan dalam. "Karena... Saya sudah biasa." Mulut Jaemin terbuka membentuk huruf 'O'. "Lain kali... Jangan minum tanpa saya." Jaemin mengernyit heran. "Kenapa pak? Saya nyusahin ya?" Namun pertanyaan Jaemin dijawab dengan gelengan oleh Jaehyun. "Kamu terlalu menggoda. Saya tinggal sebentar langsung ada orang yang deketin kamu." Jaemin hanya terkekeh sambil melanjutkan aksi makannya.
"Oh ya, pak. Di jadwal bapak hari ini ada meeting sama Bapak Yuta." Hari berganti begitu cepat. Tanpa mereka sadari, sekarang sudah hari Jumat. Jaemin dan Jaehyun terus menjadi semakin dekat. Bahkan mereka hanya berbicara formal saat bekerja. "Mhmm, ya saya ingat. Kamu ikut saya ya?" Pertanyaan Jaehyun bukanlah ajakan, melainkan perintah. Jaemin hanya bisa mengangguk pasrah dan mengikuti keinginan sang atasan. "Ya pak, saya ikut. Tapi katanya Pak Yuta ingin bertemu bapak di bar miliknya." "Ya, saya tahu kok. Nanti kita diantar supir ke sana." Setelahnya Jaemin pun keluar dari ruangan Jaehyun.
Tiba saatnya dimana Jaemin dan Jaehyun menemui Yuta dan asistennya, Winwin. Mereka tidak berhubungan apa-apa, lebih tepatnya belum. Winwin menyimpan rasa pada Yuta, namun Yuta... mungkin Winwin perlu bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan hati bosnya.
"Selamat datang Jae~" Sesaat setelah mereka masuk, mereka disambut dengan suara lantang seorang pria gondrong yang tampan.
"Yut, ga usah peluk-peluk babik!"
"Hey~ Udah lama ga ketemu sekarang jadi makin kasar ya sama temen sendiri."
"Win! Ambil ni bos lu." Winwin terkekeh dan menarik bosnya dari badan Jaehyun.
"OOOOOOOO!!! Siapa cowo manis iniii??" Yuta langsung menghampiri Jaemin dan mendekatkan mukanya dengan Jaemin.
"P-Pak... Terlalu dekat." Jaemin berusaha mendorong badan Yuta. Jaehyun yang melihat aksi sahabatnya itu langsung menarik kerah belakang bajunya dan mendudukannya di sofa.
"Jaga sikap bego! Dia Jaemin. Sekretaris baru gw." Yuta menyeringai licik. Jaehyun tahu maksud dari seringai temannya itu. "Jangan macem-macem lu macan tutul!"
"Cih! Ga asik Jae. Sekarang lu udah berpaling dari Taeyong." Jaehyun langsung membolakan matanya.
"Kutilmu berpaling!" Yuta terbahak dan membisikan sesuatu kepada Winwin. Winwin yang mendengarnya pun tersenyum dan mengangguk. Ia menghampiri Jaemin yang terlihat canggung akan situasi di ruangan tersebut.
"Jaemin-shi, mau ikut saya keliling? Biarkan mereka berbincang berdua." Jaemin pun mengangguk dan melirik ke arah Jaehyun yang dibalas dengan anggukan olehnya.
"Kita ke mana Winwin-shi?" Winwin masih menggandeng Jaemin, berjalan menuju satu daerah kosong. "Ga usah formal-formal. Panggil hyung aja. Jaemin, kau dan Jaehyun ada hubungan apa?" Winwin memang tidak suka basa-basi. Dia suka bertanya langsung dan mendapatkan jawaban yang jujur dari lawan bicaranya. "Hmmm... Kami sih masih atasan-bawahan. Cuman aku tinggal di rumahnya untuk kerja 24 jam. Ada sesuatu yang buat aku harus kerja. Ga ada yang lebih si, Winwin hyung." Winwin tersenyum lebar hingga barisan giginya terlihat. "Kamu ada perasaan sama Jaehyun?"
I'm back~ hehehe~ Nanti aku bakal up 1 chapter lagi! Ditunggu manteman~ Jangan lupa vote & comment!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Type of Sugar [2Jae]
FanfictionA Fanfiction of NCT's Jung Jaehyun x Na Jaemin 🛑Mature🔞 🛑BxB 🛑Harsh Words 🛑21+ Scene/s 🛑Boys pregnant start: 12/01/2022 end: 12/02/2022 Written by: atingsee