"Jun, lu di mana?"
"Masih di kantor selesaiin berkas Jeno. DIa lagi fokus skripsi."
"Ahh~ Abis ini makan bareng kuy! Bosen gw ga dikasih kerja terus."
"Beresin rumah lah! 'Kan macam pembantu lu."
"Sialan Jun! Gw udah beresin segala hal yang gw bisa~ Jadi sekarang bosen banget... Pengen udon..."
"Ngidam?"
"Gw ga bisa hamil, Jun."
"Eits~ Tidak ada yang tahu Jaem... Ato ga nanti kita cek deh lu bisa hamil apa kaga. Percaya ama gw Jaem, lu bisa."
"Ih ya udah cepetan. Gw bosen ini..."
"Iya tuan putri~"
Semenjak 1 bulan yang lalu, Jaemin diberhentikan dari pekerjaannya sebagai sekretaris. Awalnya, Jaemin sangat tidak setuju 'Gimana gw dapet uang?' pikirnya. Namun melihat Jaehyun yang sudah memiliki keputusan bulat, Jaemin hanya bisa pasrah dan mengiyakan keinginan kekasihnya. Selama menjadi pengangguran, Jaemin sering membersihkan rumah dan memasak untuk Jaehyun. Sungguh istri idaman. Jaehyun pun tak henti-hentinya memperingatkan Jaemin untuk lebih banyak istirahat. Ia tak ingin calon istrinya bekerja seperti pembantu. Namun Jaemin tetap melakukan semua pekerjaan rumahnya dengan alasan bosan.
"Gimana Jaem, rasanya jadi tuan putri?" Jaemin memutarkan bola matanya. "Bosen gila! Tiap hari kerjaan gw nyuci, ngepel, masak, mandi. Udah kek robot." Renjun tertawa mendengar keluhan Jaemin. "Udah lah Jaem, bersyukur aja... Lu tahu kan gw sekarang kerjaannya jadi double gegara lu keluar?" Jaemin hanya menyengir, "Tapi kenapa Jaehyun hyung ga rekrut orang baru?" Renjun menggelengkan kepalanya pelan. "Lu tahu sendiri dia picky masalah gituan Jaem. Lu sekretaris terlama yang pernah dia punya. Biasanya 1 month and you're done." Jaemin ber-oh-ria mendengar penjelasan temannya itu.
"Renjun? Kamu ngapain ke sini?" Seorang pria dewasa menghampiri mereka dengan jubah dokter dan beberapa alat periksanya. "Oh hyung! Kenalin, ini Jaemin. Gw mau minta tolong lu cek-in dia. Gw yakin dia sama kayak gw." Jaemin hanya termenung melihat Renjun dan dokter yang ada di sampingnya. "Ah, Jaem. Ini Doyoung hyung. Dia yang biasa bantu gw check-up." Jaemin langsung berdiri dan membungkukkan badannya. "Annyeonghaseyo, Jaemin imnida..." Doyoung pun terharu melihat ada orang yang masih menghormatinya. "Jun... Temen lu sopan banget~ Ga kayak lu sama Haechan." Ucapnya sembari mengusap air mata palsunya.
Setelah melakukan check-up, Jaemin dan Renjun menunggu di ruang tunggu yang disediakan. Jaemin sangat gugup. Ia jadi takut nanti ia akan hamil. Bagaimana ia bicarakan ini pada Jaehyun? "Na Jaemin-shi?" Renjun langsung mengangkat tangannya dan suster itu pun menghampiri mereka. "Ah, Na Jaemin-shi... Ini hasil dari check-up yang dilakukan. Selamat ya, Jaemin-shi..." Suster itu meninggalkan mereka berdua sebuah folder berisi kertas.
"Jenis kelamin, kantung kemih... WOY JAEM! LU LIAT INI YANG PALING BAWAH WOY!" Jaemin yang semakin gugup dengan perlahan membaca kalimat yang ditunjuk Renjun. "... ha?" Otak Jaemin berhenti bekerja. "You're pregnant! 4 weeks Jaem! Bentar-bentar gw kasih tahu Haechan." Jaemin masih diam di tempatnya. Tak tahu harus bereaksi seperti apa.
"HAECHAN! JAEMIN HAMIL!"
"THE HECK?!" "Babe, suaranya." "Jaemin hamil Mark!" "THE WHAT?!"
"Ih buru kalian ke sini! Kita di rumah sakit kalian! Jangan bilang siapa-siapa dulu."
"Okay, we're coming!"
...
"JENO!"
"Yes, kitten?"
"JAEMIN HAMIL!"
"What? Ho-" "Lee Jeno, bisa maju ke depan untuk presentasikan skripsimu?" "Kitten, aku selesaikan ini dulu, nanti aku langsung ke sana."
"'Kay bye~"
...
"Halo pak?"
"Iya Renjun, ada masalah apa?"
"Jadi gini pak... Saya sedang bersama Jaemin... Sekarang Jaemin-" "JAEMIN!!! ARE YOU OKAY?" "Bear, suara!" Haechan dan Mark telah tiba di lokasi dengan rusuh.
"Apa, kenapa? Apa yang terjadi? Kalian sekarang di mana?"
"DI rumah sakit pak. Nanti saya shareloc. Bapak segera ke sini ya..."
"Okay. Send it now."
"Ehm... Kalian semua kenapa di sini?" Jaemin melihat ke arah Haechan yang masih senantiasa menggenggam tangannya. "Na, are you okay? What happened?" Jaehyun yang baru datang juga langsung memegang lengan Jaemin. "Renjun! Kenapa lu kasih tahu semuanya sih?" Renjun hanya bisa menggaruk tengkuk lehernya, "Sorry..." "Uhm... I'm pregnant?" Jaemin bisa melihat berbagai reaksi, namun matanya terpaku pada Jaehyun. Ia terlihat... terharu? Jaemin bisa melihat genangan air mata Jaehyun. Haechan yang peka langsung mengajak Mark dan Renjun pergi dan meninggalkan Jaehyun berdua dengan Jaemin.
"Hyung... Aku ga tahu hyung bakal seneng atau ngga... Tapi-" "Thank you, Jaemin-a... Pasti kamu kaget karena berita yang tiba-tiba ini. Tenang, hyung bakalan tanggung jawab. Hyung seneng kok. Seneng banget!" Jaehyun tidak bisa berbicara dengan benar. Ia begitu terkejut hingga gugup untuk membicarakan apa isi hatinya. "Hyung, aku bersyukur hyung seneng. Tapi masalahnya, dia panggil Mark sama Jeno apa? 'Hyung' 'kah?" Jaehyun terdiam. "Bener juga..." "Hyung lah! Aku ga mau dipanggil samchon." Yup, Jeno telah datang saat Jaemin menanyakan hal tersebut.
"Let's get married tomorrow!"
Ga jelas banget chapter ini ToT maafkan ke ga jelasan daku... Jangan lupa vote & comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Type of Sugar [2Jae]
FanfictionA Fanfiction of NCT's Jung Jaehyun x Na Jaemin 🛑Mature🔞 🛑BxB 🛑Harsh Words 🛑21+ Scene/s 🛑Boys pregnant start: 12/01/2022 end: 12/02/2022 Written by: atingsee