"Yuta hyung, hyung beneran ninggalin Jaehyun sama cewe itu?"
"Tenang Win, Jaemin bakal dateng tepat waktu. Daripada ngurusin mereka, mending lu ngurusin gw aja."
"Cih! Percuma diurusin kalo hyung sendiri ga peka-peka." Yuta menyeringai mendengar keluhan Winwin. Jujur saja, dirinya sangat tahu bahwa Winwin menyukainya. Sangking terlihatnya cinta Winwin pada Yuta, Yuta sampai gemas. Semenjak Winwin menjadi asistennya, Yuta berhenti berkeliaran di bar untuk melakukan one night stand dengan sembarang wanita. Winwin mengurusnya dengan begitu niat dan penuh perjuangan. Hingga akhirnya Yuta selalu bergantung padanya. Tentu Winwin tak masalah dengan hal itu, namun ia menginginkan lebih.
"Terus kamu mau aku gimana?" Sahut Yuta sambil mendekatkan mukanya pada Winwin. Winwin yang mendapatkan aksi tiba-tiba itu pun tak bisa bernapas.
"P-Pak-" Dengan cepat Yuta membungkam mulut Winwin dengan bibirnya. Entah apa yang ada pada kepala Yuta, dirinya sudah tak tahan lagi untuk tidak melahap bibir plump nan indah itu.
"Udah peka kan sekarang?" Ucap Yuta sebelum menjilat nakal bibir Winwin.
"Hyung...?" Jaemin terbangun dari tidurnya dan meraba sisi sampingnya, mencari sang dominan yang baru saja menggagahinya kemarin malam. Namun nihil. Ia tak menemukan sosok tersebut didekatnya. Bagian bawahnya terasa sangat nyeri, sampai-sampai saat dirinya ingin berjalan menuju kamar mandi, dirinya terjatuh.
"Jaemin?!" Sosok yang Jaemin cari sedari tadi masuk ke kamar menggunakan celemek dan membawa makanan di tangannya. Jaehyun langsung menaruh makanan itu di nakas dan membantu Jaemin duduk kembali ke ranjang. "Sakit banget ya? Hyung minta maaf ya Na..." Namun Jaemin tersenyum dan menggelengkan kepalanya lemah.
"No hyung, jangan minta maaf. Kesannya hyung ga mau kejadian kemaren terjadi." Jaehyun tersenyum dan mengusap lembut pipi halus Jaemin. Ia menatap lekat mata indah itu, seakan seluruh dunianya ada di sana.
"Thank you, Na..."
"Hyung, aku mau mandi~" Mungkin sikap manja Jaemin mulai keluar. Setelah ia selesai makan dengan cara disuap oleh Jaehyun, ia tak berhenti berbicara padanya. Tentu saja Jaehyun senang. Menurutnya, Jaemin sangatlah imut saat sedang bermanja.
"Mau hyung mandiin?" Jaemin mengangguk ribut sambil tersenyum lebar. Jaehyun pun langsung mengangkat tubuh Jaemin dan berjalan menuju kamar mandinya.
Setelah bersih, Jaemin dan Jaehyun sepakat untuk tetap di rumah dan menonton beberapa film disney. "Hyung, hyung mirip Bruno!" Jaehyun langsung menggeleng tak terima. "Mana ada hey! Jangan sembarangan ya kamu. Hyung ganteng gini kok." Jaemin mendengar elakan Jaehyun tertawa lepas. "Iya, iya~ Hyung kan gantengnya Nana." Jaehyun mengeratkan pelukannya pada Jaemin. "Dan Nana manisnya hyung." Mereka berdua merasa... cringe. "Hyung, kita mending jangan ngegombal lagi deh." "Setuju."
Tak lama setelah film Encanto selesai, Jaehyun mendapatkan telepon dari Jeno.
"Kenapa Jen?"
"Dad, aku mau ke rumah. Daddy ada di sana ga?"
"Oh, Daddy sedang bekerja sekarang. Ada Jaemin juga di sini. Mungkin lain kali?" Akting Jaehyun sangat sempurna hingga Jeno tak merasa terdapat kejanggalan dari sana.
"Yah~ Jeno bosen Dad... Gimana dong?" Keluarga mereka sangat harmonis bukan? Mereka saling memerlukan satu sama lain. Untuk kebosanan mereka.
"Yaudah kamu coba ke Mark aja Jen, katanya shift dia malem kan? Di sana dia nganggur tuh."
"Oh yeah! Saatnya gangguin si bule HAHAHAHAHAHA!" Setelahnya Jeno langsung menutup telepon secara sepihak.
"YAK! Bilang makasih kek." Keluh Jaehyun. Namun tak lama setelah itu ia menerima telepon kembali, dari Yuta.
"Yo~ How are you dude~ Ah salah salah salah. Gimana malam pertamamu~?" Jaehyun langsung membolakan matanya.
"Gimana lu tahu?" Jaehyun mendengar suara tertawa sangat keras dari seberang sana.
"Cuman nebak si~ Gimana Jaemin? Wah~ Selamat ya tuan duda... Anda beruntung sekali." Jaehyun memutar bola matanya malas.
"Diem aja si. Ngapain coba nanya-nanya?"
"Basa-basi namanya tsay~ Jadi kapan kita ketemuan lagi? Pasti hari ini si manis belom bisa jalan." Jaehyun menghela napasnya kasar.
"Senen. Bye." Jaehyun langsung mematikan ponselnya supaya tidak diganggu lagi oleh panggilan-panggilan aneh.
Hari berganti hari. Tanpa mereka sadari, 2 minggu sudah terlewat. Semenjak hari tak terlupakan itu, Jaemin dan Jaehyun bersikap layaknya sejoli. Namun apakah status mereka saat ini? Tidak jelas. Mereka bahkan hanya bermesraan saat sedang berdua. Baik itu di ruang kantor Jaehyun, maupun di rumah. Jeno yang sering datang ke kantor membuat waktu bermesraan Jaehyun dan Jaemin berkurang. Jaehyun menjadi terheran-heran karena anaknya itu jadi sering ke kantor. Padahal, selama ini Jeno hanya ke kantor di hari Senin dan Jumat. Jaemin yang melihat Jeno sebagai calon anak tirinya pun menanggapi anak itu dengan sepenuh hatinya.
"Jaemin-a! Kita makan bareng yuk!" Lagi dan lagi, Jeno memasuki ruangan Jaemin tanpa permisi. Membuat si manis kehilangan fokusnya saat bekerja.
"Jeno-shi... Kau bikin aku kaget..." Namun Jaemin tetap meladeni Jeno dan menuruti keinginan Jeno. 'Sabar, calon anak tiri Na...' Batin Jaemin.
Hello again~ Yuta Winwin apa bgt si, bapher ni akuh. BTW, saya teh bknnya ketinggalan nonton Encanto, tp tau kan lagu We Don't Talk About Bruno tuh candu bgt ToT mana ad yg bahasa korea & malay lagi >o<
Jangan lupa vote & comment!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Type of Sugar [2Jae]
FanfictionA Fanfiction of NCT's Jung Jaehyun x Na Jaemin 🛑Mature🔞 🛑BxB 🛑Harsh Words 🛑21+ Scene/s 🛑Boys pregnant start: 12/01/2022 end: 12/02/2022 Written by: atingsee