"Jeno-shi, kita mau kemana? Katanya mau makan?" Jaemin saat ini tengah ditarik oleh Jeno ke dalam sebuah mall. "Iya, kita mau makan kok. Tenang aja udah ikut gw." Cara pendekatan Jeno sungguh... tidak natural. Mungkin karena ini adalah kali pertama Jeno jatuh cinta, dirinya sangat agresif dan bucin. "Jeno-shi, ga perlu ditarik juga tangan saya..." Sedari tadi telepon Jaemin berdering, namun ia tak bisa mengangkatnya karena Jeno berjalan dengan sangat cepat. "Oh... maaf Jaem." Jaemin hanya tersenyum dan meraih teleponnya.
"Halo?"
"Babe? Kamu dimana? Aku cari kok ga ada di ruangan?"
"Ah... Pak, saya lagi sama Jeno sekarang. Tadi dia ngajak saya makan. Tapi ternyata di mall makannya..."
"Ohhh... Kenapa si satu anak itu jadi aktif banget. Ok deh, hati-hati ya, cepet balik!" Jaehyun yang terlalu percaya kepada anaknya merasa tak ada masalah jika Jaemin bersamanya.
"Jeno-shi, nanti kita langsung balik ya. Pak Jaehyun udah cariin tadi." Jeno mendecak sebal. Ayahnya itu selalu mengganggu waktunya bersama Jaemin. Padahal sebaliknya, dirinyalah yang mengganggu jadwal bermesraan Jaemin dan Jaehyun. "Kenapa sih kerja terus?" Keluh Jeno sambil melahap makanannya. Mereka bahkan baru saja memulai santapan mereka, tetapi Jaemin sudah memintanya untuk kembali ke kantor. "'Kan saya masih karyawan, Jeno-shi... Masih ada tanggung jawab yang perlu saya lakukan..." Jeno kembali lagi berdecak. Namun kali ini karena Jaemin yang berbicara dengannya menggunakan tutur kata yang begitu formal.
"Ga usah formal-formal lah... Kenapa sih gitu banget?" Rengek Jeno pada Jaemin, membuat Jaemin pusing setengah mati menanggapi calon anak tirinya ini. "Jeno-shi... Kau 'kan atasanku..." Lagi-lagi, alasan Jaemin hanya itu. "Jadi kalo gw bukan atasan lu, lu ga bakal make bahasa formal kan?" Jaemin menghela napasnya dengan imut. "Tetap saja Jeno-shi... Kau dan aku tidak dekat... Aku juga ga enak diliatin karyawan lainnya diperlakuin gini..." Padahal sebenarnya, Jaemin hanya tidak mau ada yang cemburu nantinya. "Fine, kalo udah selesai makan nanti kita balik ke kantor. Tapi..." Jaemin mendongak, "Tapi?" Jeno menyeringai, "Tapi lu ga boleh pake bahasa formal kalo kita lagi berduaan." Jaemin tak habis pikir dengan pria muda satu ini. Kenapa sangat memaksanya? "Deal. Udah kan? Ayo balik." Dengan demikian mereka berdua kembali ke kantor.
"TOK TOK TOK"
"Permisi pak..." Jaemin masuk dan langsung menutup rapat pintu itu. Jaemin menghampiri Jaehyun yang sedang membelakanginya. "Hyun-" Sesaat setelah Jaemin mendekatinya, Jaehyun langsung menarik Jaemin dalam pelukannya. "I miss you~" Jaehyun 3x lebih bucin dari anaknya. Percayalah. "Hyung, aku cuman pergi makan doang loh..." Sahut Jaemin gemas. "Tetep aja lama. 1 detik pun berharga tau." Jawab Jaehyun padanya.
"Tadi Jeno minta jangan ngomong sama dia pake bahasa formal. Awalnya aku ga mau, tapi dianya maksa. Kesel ih." Jaehyun yang mendengar cerita Jaemin selama ia berjalan bersama Jeno tadi tersenyum gemas. Dari semua yang Jaemin ceritakan, tidak ada satu pun hal baik dari Jeno ia dapatkan. Hanya makanan yang enak mungkin. "Kamu se gak suka itu sama Jeno?" Jaemin langsung memukul lengan Jaehyun pelan. "Ga gitu! Aku cuman cerita doang ihhhh! Awas aja hyung aduin." Jaehyun membenarkan rambut-rambut berantakan di kepala Jaemin yang sekarang sedang berada di pangkuannya.
"Memang kamu anggep Jeno sebagai apa hm?" "Calon anak dong!" Cetus Jaemin tanpa berpikir. Hal itu membuat Jaehyun semakin tersenyum. "Wah~ Udah siap jadi Mommy-nya Mark sama Jeno ya?" Jaemin langsung menenggelamkan wajah merahnya ke dalam dada bidang Jaehyun. Ia sangat malu. "Oh ya Jaem, kamu kebanyakan cerita sampe hyung lupa mau kasih tahu berita bahagia untuk kamu." Jaemin mengangkat kepalanya kembali. "Apa hyung?"
Flashback On
"Dad, aku udah ketemu pendonor nih. Udah di tes juga cocok sama pasiennya. Jadi kan?"
"Ga, ga jadi."
"WHAT?! AFTER EVERYTHING I'VE BEEN THROUGH? DADDY MAU AKU CORET DARI KK?"
"HEH! MANA BISA GITU? ADA JUGA DADDY YANG CORET KAMU DARI KK."
"Seriusan ga jadi Dad?"
"Ya jadilah Mark... Masa Daddy udah suruh kamu nyari malah ga jadi sih?"
"Ya siapa tahu gitu kan... By the way, gimana sama Jaemin?"
"Astaga kamu tahu dari mana lagi coba..."
"Haechan bilang kemaren dia abis ketemu Winwin hyung~"
"Bye."
Flashback Off
"Seriusan hyung?" Jaemin menatap Jaehyun tidak percaya. Matanya mulai berair. Ia sangat bersyukur ibunya bisa mendapatkan pendonor berkat calon suaminya ini. Jaehyun mengangguk menjawab Jaemin. "Besok operasinya, kita ke sana ya?" Jaemin langsung memeluk leher Jaehyun dengan erat. "Makasih hyung... Makasih banyak..." Jaehyun mengusap belakang kepala Jaemin. "Mulai sekarang, jangan bilang makasih. Ganti pake I love you." Jaemin langsung tertawa di sela tangisannya. "Thank you so much hyung, I love you." Jaemin memberanikan diri, menempelkan belahan bibirnya pada bibir milik Jaehyun. Jaehyun yang menerima kecupan manis dari Jaemin pun memperdalam ciuman mereka hingga...
"Yo Jaehyun?!"
Sekian untuk hari ini~ Besok up ga ya??? Tergantung pelajaran si wkwkwkwk doain jempelnya membosankan, jadi daku bisa nulis di jempel hehehehe~ Jangan lupa vote & comment!
![](https://img.wattpad.com/cover/298031375-288-k971153.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Type of Sugar [2Jae]
FanfictionA Fanfiction of NCT's Jung Jaehyun x Na Jaemin 🛑Mature🔞 🛑BxB 🛑Harsh Words 🛑21+ Scene/s 🛑Boys pregnant start: 12/01/2022 end: 12/02/2022 Written by: atingsee