16

3.9K 211 1
                                    

"Hyung, kenapa aku ga ikut hyung aja~" Jaemin sedang merengek pada Jaehyun karena perjalanan bisnisnya kali ini dirinya tidak diperbolehkan untuk ikut. "Kamu 'kan harus bantu urus masalah yang di sini, sayang... Kalo kamu ikut hyung, siapa yang nyelesaiin proyek Cha Eunwoo?" Bibir Jaemin mengerucut menandakan dirinya tak senang. "Tapi ga ada hyung. Kalo aku selingkuh sama Eunwoo gimana? Hyung ga khawatir?" Jaehyun mengecup sekilas bibir Jaemin. "Ga akan pernah terjadi. Hyung udah minta Renjun untuk jaga kamu. Awas aja kamu cari gara-gara di sini." Jaemin menghentakan kakinya kesal. Ia masih tak sudi ditinggalkan sendirian di rumah ini. "Kalo hyung selingkuh gimana?! Ga bisa ga bisa. Aku harus ikut~" Jaehyun terkekeh mendengar semua rengekan Jaemin. "Nanti hyung kasih hadiah ya sayang? Cuman 1 minggu kok... Kamu bisa telpon hyung kapan aja, pasti hyung angkat kecuali kalo hyung tidur."

Sudah 3 hari terlewatkan. Jaemin merasa sangat kesepian. Setiap hari ia mengecek kondisi ibunya yang masih belum stabil. Tak lupa ia mengunjungi Mark dan Haechan untuk berbincang sebentar. Renjun juga benar-benar menjaganya, dan Jaemin semakin dekat dengan Jeno. Mungkin Jaemin sudah mulai terbiasa dengan tingkah laku Jeno yang suka manja padanya. "Jaem! Gw beliin es krim~ Ah, ada tteokbokki juga!" Jaemin pun tersenyum melihat kedatangan Jeno. "Thank you~ Nanti gw makan. Nanti pulang jem berapa?" "Lu pulang, gw pulang. Gw anterin lu ya hari ini?" Mungkin Jaemin sudah terbiasa berbohong, sekarang dirinya dengan gampang beralasan dan menghindar dari ajakan-ajakan Jeno untuk mengantarnya pulang. "Ga Jen, gw belom mau balik ke rumah. Mau ketemuan sama Haechan Renjun terus ke rumah sakit. Lu pulang sendiri aja." Jeno pun mengangguk dan lanjut memainkan handphone-nya.

"Jen, lu ga balik?" Tangan Jaemin sudah gatal ingin menelpon Jaehyun, namun harus ia tahan karena Jeno belum juga beranjak dari tempatnya. "Kenapa? Lu ga suka gw di sini? Padahal gw cuman mau perhatiin lu aja." Jaemin menghela napasnya panjang. "Ga gitu... Gw udah mau jalan ini sama Renjun. Lu mau tinggal di sini sendirian juga gapapa sih." Mendengarnya, Jeno pun berdiri dan membereskan barang-barangnya. "Iya-iya gw pergi. Jangan lupa kabarin gw kalo udah sampe rumah sakit. Gw hari ini mau tidur di rumah Daddy dulu, bye!" Untung saja Jeno cerewet dan menceritakan segalanya kepada Jaemin. Kalau tidak, bagaimana nanti Jaemin pulang bertemu dengan Jeno? Tapi sekarang masalahnya, dia akan tidur di mana malam ini? Ah, tidak penting untuk dipikirkan sekarang. Jaemin langsung membuka handphone-nya dan menelpon kekasih kesayangannya itu.

"Hyung! Kangen~ Besok balik ya?"

"Nana baby~ Masih ada 4 hari lagi... Nih ga liat nih hyung lagi ngapain?"

"Hyung kesepian ya? Mau Nana temenin ke sana ga? Kerjaan Nana udah kelar semua, termasuk proyek collab sama Cha Eunwoo. Ya ya ya?"

"Kamu di situ aja ya Na? Hyung usahain balik 3 hari lagi deh!"

"Ish... Nanti malem aku tidur dimana~ Jeno mau tidur di rumah hyung... Hyung mau aku ke hotel aja? Cari daddy baru?"

"Heh! Jangan sembarang ngomong! Hyung sentil ya mulutnya."

"Tapi Nana mau~ Nana kangen sama adek kecil hyung..."

"Sejak kapan kamu jadi binal begini, baby?"

"Sejak Daddy ngajarin Nana untuk jadi anak yang baik."

"I'll give you what you want when I get there, baby. Even my body. So, kamu malem ini tidur yang nyenyak aja di hotel. Hyung usahain balik secepat mungkin ya, darl?"

"Hhhhh... Fine! Nana hari ini main sendiri aja. Hyung cepet pulang, kalo ngga Nana cari daddy baru!"


"Siapa Jae?" Jaehyun tersenyum cerah sambil menatap handphone-nya. "My baby. Berapa lama lagi sih hasilnya keluar? Gw mau balik nih. Baby gw udah marah-marah." Yuta pun melempar mouse yang dipakainya ke kepala Jaehyun. "Sabar anjing dasar bucin akut! Gw juga mau balik tai!" Jaehyun hanya mengaduh dan mengambil mouse yang dilempar Yuta.


Jaemin sedang berada di kamar pasien, menemani sang ibu yang tak kunjung membukakan matanya. "Ma... Jaemin udah mau jadi calon istri loh. Mama ga mau liat Jaemin pake baju pengantin? Aku kangen jalan-jalan bareng mama... Sekarang uang aku udah banyak! Kita bisa keluar negeri bareng! Main ke pantai, shopping, kuliner... Mama ga kangen sama Jaemin?" Air mata Jaemin mulai menggenang, perlahan menetes dan membasahi pipinya. Ia hanya berharap sang ibu mendengar semua kata-kata yang ia sampaikan dan membuka matanya.

"TIT TIT TIT TIT!"

Suara dari mesin itu berbunyi, beberapa dokter dan suster dengan cepat datang dan menyuruh Jaemin menunggu di luar. Otak Jaemin kosong. Ia tak tahu harus bagaimana dan mengikuti apa yang diminta para perawat itu. 5 menit... 10 menit... Terhitung sudah 20 menit Jaemin menunggu kabar dari dalam ruangan, namun tak satupun orang keluar dari ruangan tersebut.

"Sret..."

"Dengan Na Jaemin?" Jaemin langsung berdiri dan datang kepada dokter itu, mengharapkan kabar baik darinya. "Na Jaemin-shi... Maaf, saya berusaha untuk mempertahankan paru-paru pasien, dan hal itu berhasil saya lakukan. Namun... terjadi kompleksitas dalam jantung pasien yang menyebabkan pasien tidak mampu untuk bertahan. Saya turut berduka sedalam-dalamnya." Dokter itu membungkuk dan meninggalkan Jaemin dalam keheningan. Keheningan yang mematikan.

Tak lama setelahnya, ponsel Jaemin berdering. Membuat atensi Jaemin teralihkan dari ibunya yang sudah ditutupi kain putih. "Halo? Jaem? Udah pulang?" Mata berair Jaemin semakin mengembang. Bibir Jaemin bergetar menahan isakan yang akan keluar dari mulutnya. "Jaem?" "HUWAAAAAAAAAAAAAAAAA!!! MAMA! MAMAAA!" Jaemin tak mempedulikan handphone-nya yang sekarang tergeletak di lantai. Dirinya terjatuh dan tergeletak begitu saja di lantai yang dingin. Ia belum siap dengan ini semua. Ia masih ingin bertemu dengan ibunya. "I'll go there Jaemin! Jangan bertindak macem-macem!"




Hari ini 1 chapter aja ya hehe~ Saya teh stres NCT ngeluarin banyak merchandise baru. Mana ga ada duit lagi ToT Wattpad ga ada rencana gaji saya? wkwkwkwkwk Jangan lupa vote & comment!

My Type of Sugar [2Jae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang