"What?! Ga boleh! Daddy cuman punya aku!" Jaehyun semakin pusing menanggapi wanita bersuara cempreng ini. "Cepat keluar atau saya-"
"KELUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARR!!!" Sangking besarnya teriakan Jaemin, beberapa karyawan ikut melihat dari jendela apa yang sedang terjadi di ruangan bos mereka. Wanita itu menyilangkan tangannya dan menghela napas tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. "Siapa lu bisa ngatur gw? Pasti lu goda Daddy Jae 'kan? Dasar jalang!" Jaehyun ingin menampar wanita itu, tetapi ditahan oleh Jaemin. "Iya! Saya memang deketin Pak Jaehyun! Tapi saya berhasil! Ga seperti anda yang harus sampai menjilat-jilat sepatunya! Dasar wanita murahan! Keluar sekarang juga atau saya panggil satpam?" Jaemin benar-benar marah. Jaehyun yang melihat keberanian Jaemin sekali lagi jatuh cinta padanya. Wanita itu akhirnya keluar dengan kesal.
Namun sesaat setelah wanita itu membanting pintu ruangan Jaehyun, Jaemin terjongkok dan menangis. Ia merasa sangat marah, apalagi saat dirinya dikatai jalang. Jaehyun langsung menenangkan Jaemin dan mengusap pundaknya. "Babe, it's okay... You have me here..." Suara tangis Jaemin semakin kencang. "Hyung~ hik- Dia ngatain aku ja- hik- lang~ HUWAAAA~" Jaehyun langsung memeluk tubuh mungil itu dan mengelus punggungnya dengan pelan. "No you're not, babe... You are the most beautiful person! Inside and out!" Jaemin mengeratkan pegangannya pada kemeja Jaehyun dan menangis di pundaknya. "Ayo, stop nangisnya. Hyung beliin es krim nanti!" Isakan Jaemin terhenti. "Mau dua..." Jaehyun pun terkekeh dan menganggukan kepalanya.
"Ahh... Jaemin? Babe? Can you help me please?" Jaehyun menghampiri Jaemin yang sedang menonton serial dramanya di sofa. "Kenapa hyung?" Tanya Jaemin menggemaskan. "Uhm... Jeno bilang mobil dia mogok and his phone battery almost dead... Kamu bisa bantu hyung jemput dia di kampus? Jemputlah calon anak tirimu." Ucap Jaehyun diiringi tawanya. Muka Jaemin langsung memerah, "Fine, kirimin aku alamatnya hyung." Jaemin pun langsung berdiri dan mengambil kunci mobil Jaehyun. Saat Jaemin ingin pergi, Jaehyun menariknya dan melumat bibirnya. "Jangan macem-macem kamu di sana ya." Jaemin hanya mengangguk sambil menduduk.
"Dad! Cepet banget? Katanya tadi masih ada kerjaan?" Jeno langsung membuka pintu dan masuk ke dalam mobil tanpa basa-basi karena ia mengira ayahnyalah yang menjemputnya. "Ayo Dad!-" Jeno langsung membeku di tempat. "J-Jaemin?" Jaemin langsung memberikan senyum canggungnya pada Jeno. "Bisa beri aku alamat tujuanmu?" Jeno langsung salah tingkah sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gw ke rumah Daddy aja... Kenapa lu yang di sini? Terus juga pake mobil Daddy? Pake baju rumah?" Jaemin langsung kikuk tak tahu harus menjawab apa. "Ehm... Kita harus menyelesaikan masalah perusahaan, jadi aku menginap di rumah Pak Jaehyun." Untung saja otak Jaemin bekerja. Jeno pun mengangguk paham dan Jaemin langsung menancap gas dan kembali ke rumahnya.
"Babe?" Oh, Jaemin sekarang sedang mengutuk mulut Jaehyun yang tak bisa di jaga itu. Baru saja Jaemin dan Jeno memasuki rumahnya, Jaehyun langsung berkata yang tidak-tidak. "Babe? SIapa babe, Dad?" Jaehyun pun terkejut melihat Jeno yang ada di belakang Jaemin. "Jeno? Kenapa kamu ke sini?" "Kangen rumah. Daddy kerja aja sana, Jaemin temenin aku." Jaehyun langsung menyelah tak terima. "Enak aja! Orang dia ke sini untuk Daddy, kok jadi sama kamu? Udah sana balik aja kamu ke apartemen pake mobil Daddy." "Ih ga mau lah! Capek gila." Jeno langsung memasuki kamar tamu yang ada di sebelah kamar ayahnya. Untung saja semua barang Jaemin sudah dimasukan ke dalam kamar Jaehyun.
"Hyung, ayo ke kamar aja, aku pusing tiba-tiba..." Jaehyun langsung melihat khawatir kepada Jaemin. "Kamu kenapa? Pusing kenapa? Mau hyung panggilin dokter?" Jaemin menggeleng lemah. "Ga tau hyung, tenaga aku kayak diserap gitu aja... Ga usah panggil dokter, aku gapapa kok." Dengan demikian Jaehyun memapah Jaemin berjalan ke kamar mereka. "Babe, kalo besok masih sakit kita panggil dokter ya? Hyung selesaiin berkas-berkas hyung dulu, abis itu hyung temenin kamu, OK?" Jaemin pun mengangguk, dan Jaehyun mengecup kening Jaemin singkat sebelumnya berjalan ke ruang kerjanya.
"Dad? Jaemin mana?" Jeno menemui ayahnya yang bekerja sendirian di ruang kerjanya. "Dia ga enak badan, Daddy suruh tidur." Jujur saja, Jaehyun sudah lupa bahwa Jeno juga menyukai kekasihnya. "Dad, Jaemin kerja gimana?" Jaehyun kemudian mengangkat kepalanya, melihat ke arah anaknya yang sedang berduduk santai. "Bagus, kenapa?" Jeno tersenyum, "Aku suka dia, Dad." Jaehyun pun membalas senyum anaknya, "Daddy tidak akan merestui kalian." Jeno langsung berdiri dengan muka tak terimanya. "Kenapa?! Jaemin baik, dia bertanggung jawab, dia juga pinter, Daddy juga suka dia 'kan?" 'Ya justru karena Daddy juga suka, Jeno...' Batin Jaehyun. "No reason. Udah sana tidur. Besok kamu ada meeting kan? Renjun kecapean ngerjain tugas kamu." Jeno pun langsung pergi dengan wajah kusutnya.
"Kenapa coba ga direstuin? Apa gw kawin lari aja sama Jaemin? Ck! Daddy jelek! Nyebelin dasar." Jeno terus mengutuk ayahnya hingga dirinya tertidur. Sedangkan di lain sisi, Jaehyun sedang melihat kekasihnya yang tertidur pulas dan sedikit liur yang keluar dari sudut mulutnya. "You're mine, Jaemin. Always and only mine." Setelahnya Jaehyun mencium bibir Jaemin dengan lembut, takut membangunkan si manis dari mimpinya.
Sekian hari ini~ Chapter selanjutnya fokus ke Jeno dan Jaemin hehe~ Jangan lupa vote & comment!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Type of Sugar [2Jae]
FanfictionA Fanfiction of NCT's Jung Jaehyun x Na Jaemin 🛑Mature🔞 🛑BxB 🛑Harsh Words 🛑21+ Scene/s 🛑Boys pregnant start: 12/01/2022 end: 12/02/2022 Written by: atingsee