12

4.5K 221 3
                                        

Suatu hari di pagi yang cerah, burung berkicau dan angin berhembus pelan. Cahaya matahari menembus jendela kamar, membuat seseorang disana terganggu dari tidurnya. "JENO! Udah gw bilang jangan tidur di sini!". "Aish~ Hyung, sama adek sendiri aja gitu ih!" Jeno yang terbangun berusaha menyesuaikan dirinya untuk kembali tertidur. "Lu ada kuliah Jeno! Cepet bangun!" Mark sangat kesal dengan kebiasaan adiknya yang menyelinap ke rumahnya di malam hari dan tidur di kamar tamunya. "Baru jem 6 hyung~ Kelas aku jem 9." Jeno menarik kembali selimutnya, menutupi dirinya supaya tidur dibangunkan kembali oleh sang kakak.

"TING TONG!"

Mark hanya menghela napasnya dan berjalan keluar untuk membuka pintunya. "Dad? JAE-" Mark langsung menutup mulutnya saat melihat sosok Jaemin di belakang badan besar ayahnya. "Boleh masuk?" Jaehyun sangat senang melihat wajah terkejut Mark dan langsung berjalan masuk ke dalam rumah Mark. "Dad, ada Jeno." Bisik Mark yang membuat Jaehyun berhenti dari langkahnya. "Annyeonghaseyo... Mark imnida..." Sapa Mark pada Jaemin sambil mengulurkan tangannya. Jaemin pun membalas uluran tangan itu dan membungkuk. "Ah, annyeonghaseyo Na Jaemin rago hamnida..." Tak lama setelah perkenalan mereka, Haechan yang baru saja selesai mandi mendatangi mereka dengan teriakan yang melengking.

"MARK KENAPA LEE JENO MASIH DI SINI?! DIA 'KAN ADA KULIAH. KAM- Annyeonghaseyo..." Rasanya Haechan ingin melempar dirinya ke laut samudra saja. "Annyeonghaseyo, Jaemin imnida..." Ucap Jaemin sekali lagi. "Aish~ Haechan noona. Aku ga bakal telat... Kenapa sih tereak-tereak ter... us..." Sekarang, semua anggota keluarga telah berkumpul di depan pintu rumah. "Annyeonghaseyo, Jeno-shi." Hati Jaehyun begitu gembira mendengar Jaemin memanggil Jeno dengan embel-embel 'shi'. Tanpa dia sadari, dirinya tersenyum sambil melihat muka manis Jaemin.

"Ehm... Jadi Dad kenapa ke sini?" Tanya Mark untuk mencairkan suasana. "Ah, Daddy mau jemput kalian. 'Kan kita ada acara di rumah Johnny samchon." Mark pun mengangguk mengerti. "Duduk dulu yuk, ngapain berdiri terus. Pegel." Haechan kemudian mengarahkan mereka semua ke ruang tamu dan menyuguhkan minuman untuk mereka semua. Jeno sedari tadi hanya diam menatap Jaemin dengan penuh cinta dan harapan. Namun Jaemin tak menggubrisnya sedikitpun. Dirinya fokus menatap teh hangat yang dihidangkan di depannya. "Dad, tapi kenapa pagi banget kesininya? Bukannya acaranya malem?" Haechan pun menepuk bahu Mark. "Emang ga perlu siap-siap? Aku sama Jaemin harus dandan yang cantik dong." Jaehyun dan Mark pun tertawa mendengar ucapan Haechan. Jaemin yang melihat interaksi ketiga sosok tersebut tersenyum halus. Jujur saja, ia sedikit iri.

"Jeno! Mandi cepetan 'kan lu ada proyek!" Jeno akhirnya tersadar dari lamunannya. "Ah, iya. Proyek... PROYEK?! Owh shit- Aku ga mandi, bye semua! Hyung gw pinjem motor lu, BYE!" Tak sampai 5 menit ia bisa mendengar suara motor yang berlalu dengan cepat. "So... Daddy udah nyatain?" Inilah pertanyaan yang Mark tunggu-tunggu sedari tadi. Jaemin langsung menunduk malu dan Jaehyun tersenyum bangga pada Mark. "Yeah, now he's mine." Haechan hanya bisa terpekik senang melihat calon mertuanya akan mendapatkan pasangan. Haechan sangat mendukung hubungan Jaehyun dan Jaemin. Hal ini juga lah yang membuat Mark menyetujui dan membantu ayahnya dalam hubungan itu. Biasa, bucin.


Waktu berjalan dengan cepat. Sekarang mereka berempat telah sampai di depan rumah Johnny dan Ten. Haechan berinisiatif membunyikan bel rumah megah itu. Tak lama kemudian, Ten membuka pintu dengan wajah cerianya. "Masuk!" Ten langsung membuka lebar pintunya, mempersilahkan kedua pasangan manis itu masuk ke dalam rumahnya. "JAEMIIIIIINN!!!" Jaemin yang tadinya berjalan dengan tenang dikagetkan dengan teriakan Winwin dan pelukan eratnya. "Win! Lu 'kan dah punya." Winwin langsung mencibir Jaehyun yang terlihat sangat cemburu padanya. "Hyung, seharusnya lu berterimakasih sama gw. Gw yang buat Jaemin sadar sama perasaan dia ke lu. Jaemin, ayo kita masuk ke dalem!" Jaemin langsung saja ditarik oleh Winwin untuk pergi ke arah meja makan. Ia bisa melihat hiasan yang elegan dan imut disaat yang bersamaan.

"Wow..."

"Bagus banget ya Jaem... Jadi pengen juga..."

"Hyung, jadinya hyung sama Yuta-shi gimana?"

"AAAAAAAAAA! Jaem, tahu ga sih. Dia tiba-tiba cium hyung dong~ Tapi abis itu dia balik ke sikap dia yang biasa. Ih hyung kesel banget! Terus hyung sempet mabok gitu kan~ Terus tiba-tiba bangun-bangun hyung udah... AAAAAAAAAAAAA!" Jaemin yang mendengar cerita Winwin terkikik kecil. Winwin pun senang bisa membuat si manis ini tertawa.

"Terus gimana hyung?"

"Katanya dia malem itu hyung nyatain perasaan. Terus kita pacaran deh." Jawab Winwin sambil memainkan hiasan di atas meja makan.

"Ha? Gitu doang hyung? Kok gitu? Yuta-shi ga nyatain perasaannya?" Jaemin sedikit kecewa dengan cara Yuta dan Winwin berpacaran. Seperti tidak ada romantis-romantisnya.

"Ngga sih, tapi dia jadi manjain hyung banget hehe~" Jaemin pun tersenyum. Ia bisa melihat betapa sayangnya Winwin pada Yuta. Namun ia takut hyung-nya ini disakiti atau dikhianati oleh sahabat Jaehyun itu.

"Win? Kenapa kamu tadi tereak?" Hanya dengan kata 'kamu' saja Winwin sudah meleleh.

"Ehm, ngga kok hyung. Tadi lagi cerita-cerita sama Jaemin." Jawab Winwin diiringi anggukan Jaemin.

"Oh ya? Jaemin, gimana malam pertamamu?"




Next chapter acara makan-makan gone wrong XIXIXIXIXIXI~ Jangan lupa vote & comment!

My Type of Sugar [2Jae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang