18

3.9K 188 0
                                    

"Hubungan mereka udah lebih jauh dari yang lu kira, Jeno. I know he's your first love, but I'm sorry I can't help you." Jeno mengeratkan kepalan tangannya. Urat-urat di tangannya terpampang jelas, membuktikan betapa sakitnya hati Jeno. "Gw masih mau perjuangin Jaemin." Mark tahu Jeno sedang patah hati, tetapi dia tidak mau keluarganya semakin hancur karena hal seperti ini. "Jen, let me explain it to you-" Secara tiba-tiba Jeno melempar vas yang ada di sisi meja Mark, membuat Mark terkejut setengah mati. Mark tak pernah melihat sikap Jeno yang seperti. "Cut your bullshit, Mark. I don't need your explanation." Dengan demikian Mark ditinggalkan sendirian di ruangannya.


"Nana, babe, kita makan dulu ya? Kalo ngga hyung tinggalin kamu nih." Jaemin langsung menggandeng tangan Jaehyun. "Hyung, jangan pergi. Ayo makan..." Akhirnya Jaemin dan Jaehyun pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli sedikit makanan. "Na, makan lagi ayo sedikit lagi." Jaemin menggelengkan kepalanya. Ia baru menerima 5 suapan dari Jaehyun dan merasakan mual dalam perutnya. "3 more, Na. Okay?" "Hyung, Nana pusing... Perut Nana mual... Ga mau makan lagi." Jaehyun yang khawatir pun langsung membawa Jaemin untuk diperiksa.

"Tenang Dad, Jaemin gapapa kok. Tapi dia cukup tertekan. Daddy mending jagain Jaemin dulu untuk seminggu ini ya? Kerjaan Daddy bisa minta bantu Winwin hyung sama Johnny samchon 'kan? Sama 1 hal lagi, Jeno udah tahu tentang kalian. Be careful, he's not in his right mind." Jaehyun terus mengangguk dan menerima semua ucapan Mark dengan baik. Ia sangat bersyukur dirinya memiliki Mark yang bisa diandalkan. "Thank you so much, Mark." Mark tersenyum dan mengangguk pada ayahnya. "Take him home. He needs some rest." Setelahnya, Mark kembali ke ruangannya.

"Babe, kita hari ini pulang dulu ya? You have to rest, I'll be with you 24/7." Jaemin hanya mengangguk dan mengikuti Jaehyun.


Sudah 4 hari setelah hari kepergian ibu Jaemin. Meskipun masih sedih, Jaemin berusaha untuk bersikap seperti biasa. Jaehyun pun merasakan hal itu. "Na? You want to go out?" Jaemin tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Gapapa hyung, kita di sini aja. Nana mau nonton sama hyung aja." Jaehyun membalas senyum Jaemin dan menghampirinya. "How about we do something more interesting and refreshing, dear?" Jaemin mengerutkan keningnya, ia tak mengerti apa yang sedang Jaehyun bicarakan. "Let's make love, Na Jaemin."

Tanpa menunggu balasan Jaemin, Jaehyun mencondongkan badannya dan mulai melumat bibir Jaemin. "Mpph! Hyung..." Jaehyun menarik dirinya dan melihat Jaemin yang sedang mengatur napasnya. Jaemin melihat Jaehyun dengan tatapan sayunya, seakan mereka berbicara dalam mata mereka. Jaemin pun menarik kerah baju Jaehyun dan menciumnya dengan agresif. Jaehyun yang menerima ciuman itu pun langsung merengkuh tubuh kecil Jaemin. Ia membawanya dalam pelukan dan mengangkatnya menuju kamar mereka.

Jaehyun menaruh Jaemin di atas ranjang dengan perlahan, takut membuat tubuh kekasihnya itu terluka. Setelahnya ia mulai memasukan jemarinya ke dalam kaos tipis Jaemin, perlahan mengangkat kain itu dan memperlihatkan tubuh ramping Jaemin yang mulus. Jaehyun merindukan tubuh ini. Ia melepaskan ciumannya dan mulai menelusuri leher hingga perut Jaemin. Tak lupa ia mainkan kedua puting Jaemin yang sangat menggoda itu. "You smell so damn good, Na." Tangan Jaemin meremat sprei yang ada di sebelahnya untuk menyalurkan kenikmatan yang diterimanya.

Jaemin yang merasa tak puas dengan yang dilakukan Jaehyun menarik kerah Jaehyun dan membalikkan posisi mereka. Tangan Jaemin mulai membuka satu per satu kancing kemeja milik Jaehyun sambil memberikan tanda di sekujur leher sang dominan. Jaehyun menggeram rendah saat jemari lentik Jaemin meremas pelan penisnya. Jaemin membuka celana pendeknya, membuat dirinya sekarang telanjang tanpa sehelai kain pun. Ia duduk di atas selangkangan Jaehyun dan menggesek perlahan penis Jaehyun dengan belahan lubangnya.

"Erghm! Na, I need you now." Suara rendah Jaehyun membuat Jaemin semakin bernafsu. Jaemin membuka celana training yang dipakai Jaehyun dan juga boxer-nya. Ia mengelus penis panjang Jaehyun dan menatap lekat precum yang keluar dari lubang kencing Jaehyun. "Very big, Daddy~" "Ahhh~ Baby~" Jaehyun langsung meremat rambut Jaemin saat merasakan kocokan yang cepat dan jilatan di ujung penisnya. Jaemin juga memainkan kedua bola Jaehyun membuat Jaehyun semakin merasakan nikmat. Jaemin bisa merasakan penis Jaehyun membesar di dalam mulutnya, menandakan Jaehyun sebentar lagi akan mencapai klimaksnya. Jaehyun menarik Jaemin dan membalikkan posisi mereka. "Let me cum inside you, Jaemin."

"Anghh~ Hyu- Daddy~ Ah, too deep! Ahhh!" Jaehyun memasukkan penisnya perlahan namun begitu dalam, sehingga menekan kencang titik prostat Jaemin. Semakin lama, gerakan itu menjadi semakin brutal. Membuat Jaemin terhentak-hentak sambil memegang kepala ranjang. "Angghh~ Daddy, Nana- Nana's close~" Jaehyun semakin mempercepat gerakannya hingga Jaemin mengeluarkan cairannya. "CROOT!!" Setelah Jaemin melepaskan cairannya, Jaehyun langsung mengeluarkan penisnya dan mengocoknya hingga spermanya keluar mengotori muka Jaemin yang kacau.

"Hyung bilang mau keluar di dalem, kenapa ga lanjutin?" Tanya Jaemin sembari mengatur napasnya. "Let me serve you for today, baby." Jaehyun mengambil tisu basah dan membersihkan wajah Jaemin yang terselimuti cairannya. Setelah itu Jaehyun langsung memeluk Jaemin dan memakaikan selimut bagi keduanya yang masih tak berbusana.

"Cring~ BRAK!"




AFHHH siapakah itu yang dengerin kegiatan duo Jae~ Jangan lupa vote & comment guys!

My Type of Sugar [2Jae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang