.: Terperosok :.
"Terima kasih, aku akan segera ke sana," kata Jati setelah penelpon itu memberikan informasi. Jati sendiri langsung mengganti pakaiannya, berlari keluar mengetuk pintu kamar Clarissa.
"Ada apa?" tanya Clarissa saat membuka pintu kamar melihat Jati nampak cemas.
"Adikmu ... Clara ... dia masuk rumah sakit karena kecelakaan tunggal." Jati sedikit terbata-bata saat mengucapkan apa yang dia ingin sampaikan. Hanya satu informasi saja dia terbata. Sedangkan masih ada satu informasi lagi yang ia pilih untuk disimpan sendiri. Dia tidak mau Clarissa terkejut dan berpengaruh pada kandungannya.
Clarissa sendiri terdiam. Terkejut dan tidak menyangka bahwa adiknya kecelakaan.
"Antarkan aku ke rumah sakit Jati. Antar aku! Kamu tahu Clara dibawa ke mana, kan?" tanya Clarissa panik.
"Aku tahu. Kamu ganti pakaian dulu dan aku akan mengantarkanmu."
Tidak perlu waktu lama, Clarissa sudah mengganti pakaiannya, menarik Jati untuk segera mengantarnya.
Clarissa panik bukan main. Meski begitu, Jati mencoba untuk menenangkan. Saat melewati ruang keluarga, mereka bertemu kedua orangtua Jati. Laki-laki itu pamit terlebih dahulu kepada kedua orangtuanya. "Ma, Pa, aku dan Clarissa akan pergi. Adik Clarissa, Clara, masuk rumah sakit karena kecelakaan tunggal,"
Weni membulatkan matanya. Sedangkan Banyu dengan sigap langsung bertanya, "Bagaimana keadaannya sekarang? Apa kami perlu menemani kalian?"
"Tidak usah, Pa. Terima kasih. Aku belum tahu bagaimana keadaan Clara. Maka dari itu aku dan Clarissa ingin menjenguknya. Kami pamit, Pa, Ma."
Clarissa hanya tersenyum tipis, berpamitan ala kadarnya. Dia kembali meminta Jati untuk sesegera mungkin berangkat dan sampai rumah sakit. Di dalam mobil, keduanya hening. Clarissa masih terus panik sedangkan Jati mengontrol dirinya agar mengemudi dengan tenang. "Sudah telpon Mama Lita?" tanya Jati yang mendapatkan gelengan dari Clarissa.
"Telpon Mama dulu. Beliau pasti juga khawatir kalau Clara tidak pulang-pulang." Clarissa menuruti saran Jati. Mengambil ponsel di dalam tas kecilnya menghubungi Lita. Tidak perlu waktu lama, Lita sudah mengangkat panggilan itu.
"Ma ... Clara kecelakaan. Mobilnya menabrak pohon di pinggir jalan."
Di sana, Lita tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Wanita itu mempertanyakan bagaimana keadaan anak gadisnya lalu dibawa ke rumah sakit mana. Clarissa sendiri menjawabnya, menjelaskan apa yang diketahuinya dari Jati.
"Baik, Ma. Mama mau kami jemput?"
"Tidak usah. Mama akan langsung ke sana. Kalian hati-hati."
"Iya, Ma. Mama juga."
Sambungan itu terputus tepat saat mobil berhenti di perempatan jalan karena terjebak lampu merah.
Jati memanggil Clarissa, "Clarissa, kamu tenang. Adikmu pasti akan baik-baik saja."
"Aku takut, Jati."
"Kita berdoa saja untuk kebaikannya."
Yang Clarissa tidak tahu, bahwa sebenarnya Clara bukan hanya kecelakaan melainkan juga overdosis. Gadis itu overdosis akan obat-obatan terlarang yang selama ini dia konsumsi. Dan Jati menyembunyikannya. Tidak mau membuat Clarissa semakin khawatir atas apa yang menimpa Clara.
*
Setibanya di rumah sakit, Clarissa yang hendak lari di koridor rumah sakit langsung ditahan oleh Jati. "Jangan lari, Clarissa. Dia akan baik-baik saja." Clarissa dengan patuh mengikuti permintaan Jati. Berjalan di sebelah Jati dengan perutnya yang mulai membesar menuju UGD rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrites Love
RomanceSELESAI & LENGKAP | Clarissa adalah gadis berusia 17 tahun yang harus terjebak dalam sebuah insiden di mana membuatnya berurusan dengan seorang Argajati. Di masa SMA-nya yang seharusnya ia gunakan untuk menuntut ilmu agar mampu mencapai cita-citany...