11.

342 45 0
                                        

Lia berjalan sendirian dari perpustakaan menuju kelasnya. Ia Catty tidak bisa mengantarkan Lia mengembalikan buku karena sahabatnya yang satu itu tengah asik berbucin ria dengan pacarnya.

"Yah kok gerimis sih." Gumam Lia yang melihat rintikan air hujan pelan-pelan turun membasahi lingkungan sekolahnya. Ia pun menggunakan tangan sebagai penutup kepalanya dan berlari kecil menuju kelas.

Tiba-tiba ia merasa hujannya meredah. Kemudian Lia pun melihat ke arah atas ternyata ada sebuah kain atau lebih tepatnya jaket yang menutupi kepalanya.

"Pake jaket gue aja daripada lo sakit atau kepleset gara-gara lari." Kata Bian yang menyampirkan jaket tadi di kepala Lia. Kemudian lari menuju kelasnya.

"BIAN!" Teriak Lia yang  berniat ingin mengembalikan jaket milik Bian. Namun, Bian sudah menghilang dari pandangannya. Ya si pemilik kaki panjang tentunya cepat sekali menghilangnya.

"Yauda lah ya gue pinjem dulu ntar gue balikin kalau udah gue cuci." Gumam Lia yang kemudian melanjutkan jalannya ke kelas.

Sesampainya di kelas Lia langsung menyimpan jaket Bian yang sedikit basah.

"Lah Li lo nyomot jaket siapa dah?" Tanya Catty yang penasaran dengan jaket yang Lia bawa. Karena dia tidak pernah melihat Lia membawa jaket.

"Jaket Bian ya?" Tanya Rendi yang mengetahui pemilik jaket itu.

"HA?! Serius Ren itu punya Bian?" Tanya Catty kaget.

"Iya setau gue sih punya Bian." Jawab Rendi dengan tenang yang langsung melanjutkan kegiatannya membaca buku.

"Iya emang punya Bian tadi gue dipinjemin karena gerimis." Kata Lia yang membuat Rendi menghentikan kegiatannya. Juga Catty yang langsung membuka mulut dengan lebar jangan lupakan ekspresi kaget yang sangat khas.

"Tumben banget Bian mau minjemin jaket." Gumam Rendi yang masih terdengar dengan yang lain.

"FIKS INI MAH LO SPESIAL BAGI BIAN!" Heboh Catty dengan suara badainya.

"Yauda kan cuma pinjemin jaket kenapa sih."

"Bian ga pernah minjemin jaket Lia ke orang mau ke sahabatnya juga. Gemes banget pengen gue tampol lo Li." Gemas Rendi melihat respon Lia yang selalu biasa saja.

"Tampol aja Ren ikhlas gue." Kompor Catty yang ikutan gemas.

"Waduh masa yayangnya Bian mau ditampol." Goda Chandra yang tiba-tiba datang. Padahal ini bukan kelasnya dan bukan jam istirahat tapi dengan seenaknya ia keluar masuk ke kelas orang lain.

"Loh Chandra kok lo di sini, ga pelajaran?"

"Kucing, sekarang tuh lagi jamkos karena semua guru rapat. Nah karena jamkos gue dan babu-babu ini ke sini yang satu mau nyamperin cewenya, yang satu mau nyamperin gebetannya." Jelas Chandra yang langsung duduk di sebelah Rendi. Sedangkan Haje mengambil kursi dan duduk di sebelah Catty. Bian lebih memilih duduk di meja milik Lia.

"Wadooh main ngedeketin aja babu pangeran nih." Ledek Chandra yang melihat Bian duduk di meja Lia.

"Ada guru mampus lu ntar." Ketus Rendi.

"Ya tinggal duduk lah kalau ada guru, ntar geser dikit ya Li." Kata Bian dengan senyum atau sedikit ketawa mungkin lebih tepatnya.

"Wadoohh makin kenceng aja Chan gasnya nih." Goda Haje yang melihat tingkah Bian yang semakin berani.

"Eh eh bentar dah, itu jaket yang di meja Lia kaya kenal. Punya lo Bi?" Tanya Chandra.

"Iya punya gue."

"Udah lah Chan ga lama lagi ini mah udah minjemin jaket. Gue sohib yang dari zigot aja kaga pernah dipinjemin."

Haje dan Chandra pun semakin heboh menggoda Bian yang mulai berani meminjamkan barang kesayangannya kepada Lia.

VIRTUAL •END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang