17.

271 40 4
                                    

"Terus sekarang lo sama cowo virtual lo gimana? Udah ada status?" Tanya Rendika yang mulai penasaran dengan kisah cinta Lia dengan cowo virtualnya itu.

"Belum sih Ren, kita masih kaya gini. Ya sekedar temen chat, tapi tuh dia perhatian banget sama gue." Lia menjelaskan dengan semangat bahkan ia senyum-senyum membayangkan bagaimana Rigel memberikan perhatian kepadanya.

"Lah lo belum jadian? Terus kelanjutannya gimana? Maksud gue hubungan lo selanjutnya mau dibawa kemana tetep pada zona ini atau mau di officialin kaya bener-bener jadi pacar?" 

"Gatau ya Ren dia juga ga ada ngomong ke arah sana, untuk saat ini ya kita masih stuck disini jadi temen chat dan curhat." Jelas Lia. 

Ia tiba-tiba berpikir memang benar ia dan Rigel sudah lama saling kenal tetapi dari Rigel sendiri tidak ada pembahasan mengenai kemana arah hubungan mereka selanjutnya. Akankah tetap seperti ini atau naik ke tahap selanjutnya?

"Tapi Li dari hubungan virtual tuh ga ada yang bisa lo harapin." 

Kalimat Rendika sukses membuat Lia mengalihkan fokusnya yang semula memperhatikan lockscreen ponselnya kini berubah menatap Rendika.

"Maksud lo?" 

"Gini Li lo sama dia kan ga kenal secara langsung cuma dari chat doang, dan logikanya kalau kita pake chat itu bisa aja ga murni dari hati kita sendiri. Bisa aja selama ini dia bilang sayang atau bahkan cinta sama lo cuma buat lo baper aja."

"Gini deh selama lo kenal sama dia usaha apa yang udah dia lakuin buat lo? Semacam telfon atau ngajak ketemuan?"

Lia kembali mengingat ada kah sedikit perilaku Rigel yang dapat menunjukkan sedikit usahanya.

"Em ga ada Ren, bahkan gue juga gatau gimana muka dan suara dia." Jawab Lia dengan nada lesuh.

"Kata gue lo jangan terlalu baper dan percaya sama dia. Ga ada yang tau Li gimana nantinya, apalagi lo gatau sama sekali tentang dia. Dia juga ga ada usaha buat ngasih tau dia siapa." Akhir dari ceramah singkat oleh Rendika.

"Bahkan sekarang gue lagi ga chatan Ren sama dia." Kata Lia lirih sambil membuka ponselnya. Mana tau tiba-tiba Rigel menghubunginya.

"Apa Li? Lo ada ngomong?" Tanya Rendika yang sedikit mendengar ada gumaman dari Lia.

"Ha? Oh itu mau nanya aja siapa temen lo yang saudaraan sama Elang." Kata Lia yang membohongi Rendika agar melupakan pembahasan tadi.

"Oh dia namanya Elvaro. Gatau dah kenapa keluarganya Elang kalau anak cowo depannya selalu ada huruf 'E' nya." Jelas singkat Rendika sambil kembali membuka ponselnya.

"Oh Elvaro. Eh berarti kalian udah ga pernah ketemu lagi dong ya?" 

"Ketemu lah, malah kalau jadi dia bakal pindah lagi kesini terus kuliah disini."

"Oh kaya gitu, kirain ga pernah ketemu lagi."

"Pernah lah. Eh iya Li kata-kata gue tadi pikirin lagi ya, coba sekarang gunain juga logika lo jangan cuma hati sama perasaan doang. Soalnya kita gatau dia jujur atau malah ngebohong." Kata Rendika sambil membereskan barang-barangnya begitu juga dengan Lia.

"Iya gue pikirin, makasih ya sarannya gue ga ngira kalau curhat sama lo bisa kaya gini. Gue kira lo bakal cuek atau marah-marah." 

"Engga lah kalau marah gue juga liat-liat kali, kalau kaya modelan Chandra Haje mah iya gue bakal marah." 

VIRTUAL •END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang