22.

282 44 5
                                        

"Ngapain dah alis lo berkerut gitu?" Tanya Bian yang melihat Lia mengerutkan alisnya saat membaca ponsel.

"Oh engga gapapa." Jawab Lia yang kemudian mematikan ponselnya.

Dalam hati ia berpikir siapa varo? Siapa Shintia? Ia tidak kenal dengan kedua nama itu. Bahkan teman sekolahnya pun sepertinya tidak ada kalau pun ada Lia pasti tidak akan asing.

Lia ingin menjawab pesan tersebut tapi tidak enak dengan Bian, maka ia urungkan niat tersebut.

"Lo kenapa Li? kayanya ga nyaman gitu? Ada yang liatin lo?" Tanya Bian bingung kemudian melihat sekelilingnya siapa tau ada yang mengganggu Lia.

"Ha? Engga ga ada yang ganggu kok beneran." Jawab Lia kemudian memberikan senyum tipis untuk meyakinkan Bian bahwa tidak ada apa-apa.

"Aduh Li lo jangan senyum-senyum dah, meskipun tipis tapi damagenya ke gue ga ngotak."

"Apasih Bian, alay deh." Ejek Lia.

"Lah beneran ini ga alay gue mah. Saking berdamagenya gue sampe laper hehe."

"Yeee itu mah lo emang laper Bi."

"Emang, bentar ya pesen makan dulu." Bian pun beranjak dari kursinya dan pergi untuk memesan makanan ntah lah pesan apa mungkin mie instan.

Saat Bian pergi memesan makanan Lia membuka ponselnya, berniat untuk membalas pesan dari orang yang tidak ia kenal tadi.

Shintia
Oh ini cewenya Varo?
Atau mungkin pelampiasannya? wkw

Danica
Maaf ini siapa?
Varo siapa?

Setelah membalas pesan itu Lia kembali mematikan ponselnya. Dalam hati ia sangat penasaran dengan Shintia. Terlebih dengan Varo, karena ia merasa tidak sedang dekat dengan laki-laki bernama Varo.

"DOR!"

"Bian! Kaget gue anjir." Kaget Lia yang langsung memukul lengan Bian.

"Adoh Li sakit, gila ya lu."

"Abisnya lo ngapain ngagetin gue??."

"Ya lo ngelamun aja mikirin apaan sih? Mikirin kita kapan jadian gitu?"

"Ngaco banget mulutnya." Gemas Lia yang langsung mencomot mulut Bian.

"Anjir ini mulut bukan pisang goreng main comot ajaa." Keluh Bian.

"Ya abisnya sembarangan banget kalau ngomong."

"Lah kan kita gatau ke depannya gimana? bisa aja nih beneran kita jadian." Jawab Bian sambil memberikan makanan untuk Lia.

"Bisa juga nanti gue sama Bangchan Straykids ga sama lo."

"Iya dah suka-suka yang penting makan dulu tuh mie instan."

"Eh kan gue ga pesen bi." Jawab Lia yang mendorong makanannya mendekati Bian.

"Gue yang pesenin. Sekarang mie instan dulu nanti kalau jadian gue pesenin rendang tapi versi mienya." Bian pun kembali memberikan makanan itu kepada Lia.

"Yeu sama aja mie instan dong." Kata Lia yang kemudian memakan mie instan tersebut.

"Ya gimana sekarang gue cuma bisa nafkahin lo pake mie instan."

"Bahasa lo nafkahin udah kaya nikah aja." Diakhiri dengan tawa ringan Lia.

Pemandangan tersebut membuat Bian deg-degan. Baru pertama kali ini ia melihat Lia tertawa karengan ulahnya, meskipun tidak sampai ngik-ngik.

"Lo cakep Li kalau ketawa gitu." Bian berkata dengan lirih.

"Apa bi?" Tanya Lia yang merasa mendengar Bian berbicara sesuatu.

"Ha? Engga-engga."

"Dih ga jelas." Jawab Lia.

Kemudian keduanya kembali fokus dengan mienya masing-masing. Namun, tidak lama dari itu ponsel Lia kembali berbunyi dan ada notif pesan dari Shintia.

Shintia
Ga kenal Varo?
Oh atau lo kenalnya Rigelion?

VIRTUAL •END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang