24.

242 33 0
                                        

"Lo masih mau muter-muter dulu ga? Sekalian nenangin diri?" Tanya Bian.

"Boleh ngga? Meskipun cuma muterin jalan gapapa kok."

"Boleh gue ajak muter-muter sampe lo tenang ya." Kata Bian dengan lembut. Bian pun melajukan motornya, ntah lah Bian juga tidak memiliki tujuan niatnya hanya membuat Lia tenang.

"Gue harus gimana Bi? Gue salah ya terlalu berharap?" Tanya Lia disela-sela tangisnya yang sedikit reda namun meninggalkan sesak di dadanya.

"Lo ga salah kalau berharap."

"Gue salah Bian gue salah. Ga seharusnya gue berharap ke dia, berharap ke manusia tuh salah."

"Lo ga salah Lia, kita ga bisa ngontrol perasaan kita. Apalagi buat ga baper sama orang."

"Tapi gue gatau dia dan begonya gue langsung baper."

"Suka emang kaya gitu Lia. Dia tiba-tiba dateng dalam bentuk apapun dan kondisi yang bagaimana pun."

"Kita ga bisa pilih kapan dan gimana rasa suka itu datang." Tambah Bian.

"Tapi tetep aja, kenapa gue harus suka sama dia? Harus baper sama dia?"

"Mungkin dia menuhin salah satu kebutuhan lo yang sebelumnya belum pernah lo dapetin."

Deg.

Bener apa yang diucapkan Bian. Rigelion datang dengan memenuhin sesuatu yang belum pernah ia dapatkan saat berhubungan dengan laki-laki yang lain. Apalagi dengan mantan-mantannya.

"Kalau lo izinin, gue pengen ngegantiin dia yang udah ninggalin lo tanpa kepastian." Kata Bian

"Gue gatau Bian, pusing anterin pulang ya." Kata Lia sesaat setelah Bian mengatakan ingin menggantikan sosok Rigel.

Bian pun menuruti keinginan Lia, ia tahu bahwa tidak tepat membahas hal tersebut saat Lia bersedih.

Sesampainya di depan rumah Lia. Lia langsung turun dari motor dan menunduk tanpa melirik Bian sama sekali.

"Li lo gausa nunduk gitu, lo mah cantik mau gimana juga." Kata Bian.

"Jangan gitu gue lagi sedih ini."

"Jangan sedih kalau lo butuh apa-apa lo bisa cari gue." Kata Bian yang sedetik kemudian mengacak rambut Lia.

"Muka lo sini gue acak-acak, enak banget rambut gue diacak-acak."  Kata Lia yang sedikit kesal karena perlakuan Bian.

"Nah gitu dong maungnya keluar. Dah ye gue balik dulu lo jangan galau-galau."

"Iyeee ati-ati lo." Kata Lia yang kemudian dijawab anggukan oleh Bian dan langsung melajukan motornya.

Lia memasuki rumahnya dengan berat hati terutama saat masuk di kamarnya rasanya semua air matanya tiba-tiba keluar lagi. Rasanya seperti ingin menangis sepanjang hari. Penantian dan juga harapan-harapan yang ia selalu tunggu untuk menjadi kenyataan sekarang sudah hancur.

"Salah emang gue berharap sama yang virtual." Kata Lia yang kemudian menyalakan playlist galau kesayangannya dan membanting tubuhnya di kasur.

"Rigelion gue benci banget sama lo!!" Teriak Lia dengan menangis sejadi-jadinya.

Kemudian ia mengambil ponsel di tasnya. Mencari kontak milik seseorang yang sudah membuatnya menangis.

Rigel kayanya kita sampe sini aja ya
Selamat kamu udah balikan sama mantan kamu
Bahagia terus Rigel

Lia memantapkan hatinya untuk menon aktifkan kontak milik Rigel. Mulai hari ini ia akan melupakan Rigel. Meninggalkan semua harapan-harapan baik yang semula selalu ia bayangkan.

Memiliki status dengan Rigel dan menjalankan hubungan normal seperti sepasang kekasih lain. Harapan itu akan ia kubur sedalam mungkin dan ia berusaha untuk tidak membuka lagi.

Hari ini ia akan membuang semua kesedihan dan kegalauan. Ia tidak ingin bersedih dan galau terus menerus. Untuk besok dan seterusnya ia akan menghilangkan kenangan tentang Rigelion.



________________

Hallowww chings maaf yaa jarang update huhuhu
Sebagai gantinya aku bakal kasih kalian double up ✨

VIRTUAL •END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang