5.

442 54 1
                                        

"Jadi emang lo lagi deket sama cowo virtual?"

"Iya gue udah deket malah udah kaya sayang-sayang gitu dia manggilnya."

Iya usai mengirim pesan yang menanyakan apakah Lia dekat dengan seseorang di dunia maya atau virtual, Klara langsung mendatangi rumah Lia yang jaraknya tidak begitu jauh mungkin hanya selisih 3 rumah.

"Tapi lo jadian ga manggil dia sayang-sayang begitu?" Tanya Klara lagi yang masih penasaran dengan hubungan virtual Lia.

"Engga sih, cuma gitu doang dia manggil sayang terus katanya sayang sama gue. Dia gamau pacaran kalau kita belum ketemu. Gue juga gamau kan karena lebih enak kalau udah ketemu ga sih?" Jelas Lia yang sedikit mau terbuka dengan Klara.

"Lebih enak sama yang nyata lah Li. Gini ya lo ga takut emang kenal lewat sosmed gitu?"

"Em engga sih, karena menurut gue yauda kenal doang gitu." Jelas Lia yang sedikit ada keraguan dalam menjelaskan apakah ia takut atau tidak dalam berkenalan dengan seseorang di sosial media.

"Lia lo ga bisa boong, sebenernya lo takut kan? Tapi udah terlalu nyaman jadi lo lebih milih buat ngebiarin rasa takut lo dan lanjut sama virtualan lo?"

"Iya sih Klar, gue takut tapi gue udah terlanjur nyaman. Kaya gue bahagia gitu sama dia. Jadi gimana pun pasti rasa takut gue kalah sama nyaman karena emang senyaman itu Klara."

"Apa sih yang bikin lo bisa nyaman sama dia?"

"Dia ngasih perhatian lebih ke gue ketika gue ga dapet itu di dunia nyata. Dia jadi pendengar ah lebih tepatnya pembaca cerita gue, keluh kesah gue. Bahkan hal-hal yang menurut gue ga perlu diceritain gue ceritain ke dia dan gue suka akan respon dia. Dan lagi, dia bisa bikin trauma gue sama cowo hilang Klar. Meskipun ga seratus persen tapi hampir dari trauma itu hilang, tapi seengganya dia bisa ngembaliin kepercayaan gue sama cowo."

"Poin plusnya adalah dia bisa bikin trauma lo ilang. Andaikan suatu saat dia ngelukain lo dan bikin trauma lo balik apa yang akan lo lakuin?"

Pertanyaan Klara sukses membuat Lia diam. Dia tidak berfikir bahwa teman sedari kecilnya itu akan bertanya tentang hal yang tidak pernah ia bayangkan bagaimana jika hal itu terjadi. Benar semenjak kedatangan Rigellion atau pemuda virtual ini pemikiran Lia selalu diisi dengan kesenangan, ia tidak pernah berfikir bahwa nantinya Rigellion akan membuat traumanya kembali.

Dan pertanyaan Klara membuat Lia berpikir apa yang harus dilakukan ketika nanti Rigellion pemuda yang kini menjadi pusat kebahagiaannya akan membuat traumanya kembali.

VIRTUAL •END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang