36. JOGJA

785 77 1
                                    

Hey Fren, balik lagi sama saya Gummy~

Mampir ke ig dulu kali, Fren : candygummyyy

Jangan lupa kasih bintang dan komentar dulu.

Semoga kalian suka!

Happy Reading and Enjoy!

***

Saat ini mereka semua sudah berada disalah satu Vila, kepunyaan Alfi. Mereka semua bisa bernafas dengan lega, tanpa memikirkan apapun. Karena sebentar lagi akan ada ulangan kenaikan kelas.

Alfi menepuk tangannya, membuat semua mengalihkan perhatiannya. "Oke, disini ada banyak kamar. Bebas kamar yang mana aja, asal cowo sama cowo dan cewe sama cewe, paham kan?"

Semua menganggukkan kepalanya mengerti.

Para anggota Valvegioz dan Firefox berkumpul, sedangkan yang perempuan sedang berada ditaman belakang, karena taman tersebut sangat luas. Membuat semuanya merasa senang.

Bintang berdehem. "Gua barusan dapet kabar!"

Alfi menolehkan kepalanya. "Kenapa?"

Bintang sedikit gugup untuk memberikan kabarnya. "Anak Lionake, ngajak war. Sehabis ulangan kenaikan kelas."

"Terus katanya, kalau sehabis war mereka kalah. Mereka bakalan ga ganggu kita semua lagi, dan antara Valvegioz dan Firefox boleh gabung buat nyerang bersamaan."

Alfi menolehkan kepalanya ke Ayden. "Gimana menurut lo?"

Ayden menggelengkan kepalanya. "Ga bisa deh kayanya, kalau gini jadinya bakalan ada pertumpahan darah dan bakalan banyak anggota yang jadi korban."

Bintang berdehem. "Kata mereka, ga bakalan ada bawa senjata tajam atau pun semacamnya."

Alfi menolehkan kepalanya ke Bintang. "Lo serius? Mereka mungkin bohong?"

Bintang menggelengkan kepalanya. "Menurut gue itu bener, ga mungkin banget mereka bakalan diem diem bawa senjata tajam kan?"

Dava mengangguk anggukkan kepalanya. "Gue ngikut war ini! Ya kalau pun gue gugur nantinya, gue bangga karena udah berjuang. Ya ngga, Rev?"

Revin menganggukkan kepalanya. "Ya jangan gugur juga kali."

Dava mengangkat bahunya. "Umur ga ada yang tau."

"Lo ga usah ikut deh Dav, perasaan gue ga enak," ucap Ayden.

Dava berdecak. "Santai aja kali, masa gue cupu banget. Diem doang, sedangkan temen gue berjuang mati matian."

Ayden menghela nafasnya. "Oke gini aja, kalau mau ikut dalam war ini. Gue harap kalian bener bener yakinin diri kalian, kalau ragu, jangan ikut!"

Dava mengibaskan rambutnya. "Babang Dava mah ga ragu lah!"

***

"Fina!"

Fina menolehkan kepalanya ke belakang, terlihat Dava yang melangkahkan kakinya menujunya. "Apaan!"

Dava berdecak. "Santai kali, kaya ibu kost lo marah marah."

Dava memberikan gelang berwarna hitam dengan tali yang sedikit panjang. "Buat lo, nemu dijalan."

Padahal sebenernya, Dava tidak menemukannya dijalan. Namun dia memang sengaja membelikannya untuk Fina, seperti yang diberitahukan Revin. Dava gengsi, jika mengasi ke Fina.

Fina menaiki alisnya. "Dih! Bekas dikasih ke gue."

Dava memakaikan gelangnya, membuat Fina diam mematung. "Pake aja napa sih, yang penting masih cakep."

AYDEN ALFINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang