Bullying

15 5 0
                                    

Selamat membaca!!! jangan lupa untuk vote ya dan selalu mampir

___

Hari ini adalah hari ke 5 dimana keadaan sudah tidak baik-baik saja, semenjak masalah tempat duduk Ara, murid di sekolah SMA Buana sangat tidak suka kepadanya.selama duduk bersama Ken, Ara tidak melakukan apapun kepadanya, bahkan tidak ada percakapan yang di lakukan.

Tiba tiba Anya datang dengan segerombolan temannya yang hanya 3 orang, menghampiri Ara yang sedang makan di kantin .
"Eh, anak miskin Lo harus pindah tempat duduk dari Ken!".
Titah Anya yang tatapan Nya tak suka.

"Kenapa , ada masalah?".
Seperti biasa Ara bukannya kesal, malah ia yang membuat Anya semakin julid.

"Ya iyalah, intinya lo gak boleh Deket Deket sama Ken. Bisa bisa nanti Ken alergi lagi sama orang miskin kayak Lo!". Mendengar ucapan Anya, Ara langsung pergi dari kantin, tanpa mengubris perkataannya.

"Kayaknya tuh bocah tuli, gak takut sama gue. Woy pulang sekolah kita kerjain dia". titah Anya kepada teman-teman nya.

Jujur yang di katakan Anya itu memang benar. Ara memang tidak sekaya mereka, jika melayani perkataan mereka sama saja mencari masalah dengan nya. Sebab Anya adalah anak perempuan yang mempunyai circle ditakuti oleh murid di sana , tapi tidak dengan geng Allarmante.

Bel pulang sekolah berbunyi, seperti biasa Ara menunggu angkot untuk ia pulang ke rumahnya. Namun tiba tiba ia ditarik oleh Anya dan teman temannya. Ara ditarik secara paksa,dan kasar sampai ia tak bisa melawan keempatnya.
Tiba di gudang sekolah, Ara disiram dengan air es yang sangat dingin oleh Anya dan teman temannya. Ara ingin sekali melawan, tapi ia ingat  ,ia anak baru di sekolah ini, mana mungkin sudah mencari masalah, ia tidak mau mengecewakan kedua orangtuanya.
Ara dipukuli oleh teman temannya Anya, namun Ara tidak melawan, ia hanya diam dan menunggu semuanya berlalu.

Rambut Ara dijambak sana sini hingga berantakan, lagi lagi ia disiram air es yang membuatnya menggigil sebab tak kuat menahan dingin.

Ara kini sudah diikat ditiang gudang, penampilannya sudah sangat berantakan.

"Rasain Lo, makannya jangan berani sama gue!". Ancam Anya.

"Mampus Lo, gak akan ada yang tau Lo disini!". Timpal temannya Anya yang bernama Gita.

"Oh udah kelar". Jawab Ara singkat, justru membuat Anya semakin kesal.
Anya pun mengambil kayu yang lumayan besar di gudang, lalu Anya mulai memukuli punggung, badan , kaki hingga kepala beberapa kali. Ara menahan nyeri di sekujur tubuhnya, bahkan ia sudah tak kuat menahannya. Ara hampir pingsan, namun ia berusaha menahannya, agar Anya, dan teman temannya tidak memandang rendah pada dirinya.

"Lo pulang naik angkot aja belagu". Ledek Anya kepada Ara.

Setelah melakukan itu semua kepada Ara, Anya dan teman temannya langsung meninggalkan nya digudang sendirian tanpa melepaskan ikatan ditubuh Ara.
Ara hanya berpasrah diri, dan menunggu orang yang bisa menolongnya.

Seperti biasa Ken dan Allarmante selalu berkumpul sepulang sekolah. Kali ini Ken pulang paling akhir, karena masih ada urusan penting di sekolah, sedangkan teman temannya sudah duluan meninggalkan Ken.

Ken yang sedang berjalan melewati gudang sekolah mendengar suara orang berbicara dari dalam.
"Ya Allah, sabarkan hambamu ini, jangan biarkan orang lemah sama nasibnya sepertiku , cukup aku saja yang seperti ini". Ara berdoa, dan satu satunya harapan yang harus dipercaya itu cuma tuhan bukan manusia.

"Oh iya Ara belum sholat Dzuhur, ya Allah maafin Ara , karena Ara akan mengakhirkan sholat Ara. Ara gak bisa kemana-mana ya Allah, sekali lagi maafin Ara ".

Darah mulai bercucuran dari tubuh Ara, akibat dipukuli dengan kayu. Bibir Ara yang mungil pun sudah mengeluarkan banyak darah, wajahnya luka dan banyak lebam serta darah disekujur tubuhnya.

"Aneh, padahal gudang ini selalu digembok, tapi kenapa gembok nya hilang. Ada suara lagi dari dalam gudang, apa ada orang ya didalam, apa jangan jangan di dalam ada penyusup". Ken yang berpikiran seperti itu tak segan-segan membuka pintu gudang secara kasar .

Pintu gudang terbuka lebar . Ken melihat ada seorang perempuan yang masih memakai seragam sekolah. Perempuan itu diikat, seragamnya berantakan. Seragam sekolah yang basah, serta bercampuran darah, tubuh yang menggigil kedinginan, dan dalam keadaan terikat.

"Lo siapa?". Tanya Ken dengan rasa iba, dan mendekati gadis itu.
Tidak ada jawaban dari gadis itu. Tanpa pikir panjang, Ken langsung melepaskan ikatan ditubuh gadis tersebut. Dan terlihat wajahnya yang penuh luka bercampur dengan darah, serta lebam.
"Lo kan anak baru itu".

"Iya Ara, Ara belum sholat Dzuhur, Ara takut, disini dingin, ayah sama bunda pasti nyari Ara".  Ara berbicara dengan mata yang terpejam.

Kata kata tersebut membuat Ken merasa iba . "Lo kenapa?".

"Ara mau pulang".
"Lo mau pulang, dengan keadaan kayak gini, lebih baik Lo di obatin dulu". Ara pun menggelengkan kepalanya.

"Ara belum sholat".
Perkataan itu membuat Ken terdiam. Ken memegang kening dan leher Ara. Kening dan leher Ara sangat dingin seperti habis disiram es. Ara menggigil dengan mendekap kedua lutut dan menyembunyikan wajahnya.

"Yaudah gue anter ya". Perkataan Ken langsung mendapat anggukan dari Ara. Ken membuka jaket miliknya, dan langsung memakaikannya kepada Ara. Ken menggendong Ara seperti anak kecil, lalu Ara dinaikkan ke atas motor nya.
Ken mengendarai motor nya dengan sangat hati-hati.

Disepanjang jalan Ken terus mendengar Ara bergumam sendiri.
"Ara, mau pulang,ya Allah maafin Ara ya".

Kata kata itu selalu diulang ulang oleh Ara.

Bukannya membawa Ara pulang justru, Ken membawanya ke rumah Ken.





Ken NathagioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang