Ken sudah sampai di rumah besar miliknya dan ia segera masuk ke kamarnya untuk mandi.
Kini Ken telah selesai mandi dan ia sekarang duduk di atas kasur miliknya sambil memikirkan hal yang telah ia lakukan.
"Ken lu goblok banget si , ninggalin cewek sendirian di gudang". Ken mendumel sendiri di kamarnya.
"Ken Lo lemah banget si". Ken mengacak rambutnya yang sudah rapi.Disela sela pembicaraan Ken, terdengar suara ketukan pintu kamarnya.
"Masuk aja, pintunya gak dikunci".
Pintu kamar Ken terbuka lebar, terlihat di ambang pintu sosok yang selama ini ia tunggu kehadirannya, yaitu Clarissa bundanya Ken.
"Eh ada bunda. Tumben pulang ke rumah".
"Kok gitu si ngomong nya, emang kamu gak kangen bunda?".
Ken memberikan senyuman manis miliknya.
"Kangen banget , tapi akibat bunda sama ayah jarang pulang, Ken udah terbiasa tinggal tanpa bunda dari kecil, jadinya gini deh".
Clarissa menghampiri Ken dan duduk di sebelahnya, sambil merapikan rambut Ken yang berantakan.
"Maafin bunda ya sayang, kamu gak pernah dapet kasih sayang sepenuhnya".
"Gak apa-apa Bun".
"Maaf ya Ken, bunda sekarang udah gak kerja lagi kok, semua aset perusahaan ayah kamu yang urus. Jadi bunda akan ada di rumah terus".
"Yang bener Bun?". Perkataan Clarissa membuat Ken senang.
"Iya anaknya bunda yang paling gemoy di seluruh dunia".
Terlihat jelas senyuman di bibir seorang Ken , sehingga siapa saja yang melihatnya pasti merasa gemas dan takjub, karena ketampanan dan kegemoyan yang dimilikinya.
"Yaudah bunda mau istirahat dulu ya Ken".
Dengan cepat Ken mengangguk dan tersenyum.***
"Eh kok gue disini, ini dimana lagi?". Ara menggaruk garukan kepalanya karena ia merasa bingung.
"Di rumah gue. Emang kenapa?".
"Lah kan gue minta anter pulang ke rumah gue, bukan rumah Lo Raki".
Naki tersenyum ramah kepada Ara."Sorry gue Naki bukan Raki".
"Oh, habisnya kembar si ,gua gak bisa bedain Lo berdua".
Naki mengerutkan bibirnya gemas.
"Gampang, mata gue gak rata, yang satu kelipat yang satu lagi masuk kedalam".Ara memperhatikan mata Naki dengan serius,dan benar saja yang Naki bilang .
"Ih lucu, matanya beda sebelah".
"Bacot lu gak usah gitu"
Ara terlihat sangat akrab dengan Raki dan Naki ,padahal ia baru beberapa kali bertemu. Ara berhasil membuat Naki mencair, sebab Naki terkenal disekolah cowok yang sangat dingin.
"Yah, es batunya mulai cair ". Tiba-tiba saja Raki berbicara yang berhasil membuat kembarannya menjitak dirinya.
"Kayak gini dibilang es batu di sekolah, padahal mah sikap aslinya mirip si bis tayo, yang kerjaannya ikut campur Mulu.
Udah banyak omong lagi".
Naki mengacak rambut Ara dengan gemas."Eh gue tuh kayak gini cuma sama orang tertentu doang, termasuk Lo anak setan".
"Stobery ,mangga, babi. Sorry gak peduli".
"Bangsat Lo. Gue peduli sama Lo karena gue kasian liat Lo dibully Mulu di sekolah. Liat muka tangan, sama kaki Lo yang bonyok ,gue gak tega. Badan Lo juga panas sama kayak panasnya api di neraka".
"Sial Lo iblis".
"Udah Ra, mending Lo istirahat di kamar tamu, pulangnya besok aja". Raki yang sedari tadi sibuk dengan handphone nya, kini memberi saran untuk Ara.
"Gak ah, gue belom ketemu sama bunda".
"Emang kenapa bunda Lo?"
Tanya Raki dan Naki kompak."Bunda ......... Lagi mimpi indah di rumah sakit, saking indahnya nyampe belum bangun sampai sekarang".
"Ra, besok aja ya sekarang udah malem, kita janji bakal ikut jenguk bunda Lo,kasian Ra badan Lo capek butuh istirahat".
Perkataan Naki membuat Ara terdiam lama, dan hingga akhirnya Ara menuruti perintah Naki."Eh Raki , berisik banget Lo dari tadi main hp". Ara risih dengan suara bising yang berasal dari handphone Raki.
"Biasa cewek cewek gue pada ngechat".
Ara menggeleng gelengkan kepala."Iya si Raki kan buaya". Naki ikut menimbrung perkataan Ara.
"Iya buaya ghoib".
"Bangsat Lo semua, ini tuh namanya prestasi, gue berhasil taklukin 7 cewek hari ini".
"Bodo amat, Ra gue anter Lo ke kamar tamunya ya".
Ara mengangguk dan mengikuti langkah Naki.
"Selamat tidur gemesnya Abang".
KAMU SEDANG MEMBACA
Ken Nathagio
Genç Kurgu"aku gak mau duain tuhan kita" Ara "Kita gak bakal nyatu, walaupun amin kita sama tapi iman kita beda" "Janji ya Ra, jangan tinggalin aku" . "Aku janji , kalau udah besar nanti aku akan nemuin kamu ,dan main bareng lagi"