Rencana

10 5 0
                                    

Kata kata yang dibisikkan oleh Ken terngiang-ngiang dikepala Ara. Kini Ara sudah berada di rumah sakit .

"Bunda , kalau Ara selalu dapet luka ,bunda jangan sedih ya. Kayaknya ini udah takdir Ara deh". Suara Ara yang menahan tangis diruang rumah sakit itu terdengar sangat sedih.

Karina , bundanya Ara sudah terbaring di atas brangkar rumah sakit semenjak 7 tahun yang lalu.

Setiap pulang sekolah Ara pasti mampir ke rumah sakit untuk melihat bundanya, setelah itu ia pulang ke rumah yang sangat sederhana untuk bersih bersih dan berganti baju.
Karina koma pasca peristiwa 7 tahun yang lalu.

***

"Ayah mau kemana.....hiks ....hiks... tolong bunda yah. Ayah jangan pergi sama wanita itu, tolong bunda yah...". Ara yang masih berusia 9 tahun terkejut atas sikap ayahnya, yang mendorong tubuh Karina dari lantai dua rumahnya hingga jatuh, dan mengeluarkan banyak darah.

"APA KAMU, GAK USAH IKUT CAMPUR DASAR ANAK SETAN!!". Ara terkejut saat ia memohon kepada ayahnya, justru ia didorong dengan sangat keras hingga terbentur ke dinding rumah.

"Ayah jahat... hiks.... hiks.... Ayah lebih sayang sama wanita itu daripada bunda".

Ara menghampiri Kirana yang sudah mengeluarkan banyak darah. Ara menggoyang goyangkan tubuh Kirana agar sadar, namun usahanya sia sia.
Doni , ayahnya Ara pergi meninggalkan Ara dan Kirana dirumah yang besar itu. Sebelum Doni pergi bersama wanita simpanan nya , ia mengambil sertifikat rumah itu yang beratas namakan Kirana, dan mengambil barang barang berharga serta mengambil surat tanah rumahnya.
"Bunda bangun..... Bunda..... jangan tinggalin Ara ya.... Hiks hiks..".

Ara terus menangis, dan ia pun berlari keluar rumah mencari pertolongan, dan disana ia bertemu Ren sahabat lamanya Kirana. Ren telah banyak membantu Ara dan Kirana, Ara pun sudah menganggapnya seperti ayah kandungnya hingga saat ini .

***

"Bunda harus bangun dan liat dunia. Nda Ara capek , cukup Ara aja yang tersakiti asal jangan bunda ya, nda Ara pamit mau pulang ya, soalnya Ara belum sholat...hehehe..... Nanti Ara kesini lagi ya". Ara mencium puncak kepala Kirana yang masih setia tertidur.

Seperti biasa Ara, berangkat sekolah pagi-pagi agar ia tidak terlambat ke sekolah. Hari ini Ara berangkat menaiki sepeda berkeranjang berwarna merah.
Saat di tengah jalan ada motor ninja yang sengaja menjatuhkan sepeda nya , hingga membuat Ara jatuh dan baju seragam nya kotor.
"WOY SIAPA SI, GAK BISA NAIK MOTOR YA ". Maki Ara.

Pemilik motor tersebut turun dan membuka helmnya.
"Ini baru permulaan ". Setelah mengatakan itu Ken pergi tanpa menolong Ara yang kesusahan.

Ara sudah sampai di sekolah, tadi Raki sempat memberikan tumpangan padanya untuk berangkat bersama.

"Thanks ya, untung ada Lo".
Raki mengulas senyuman yang sangat manis.

" Sama sama cantik". Raki mengacak rambut Ara .

"Oh iya, itu baju Lo gimana , kotor seragam Lo".

"Gak apa apa biar nanti gue bersihin di toilet".

Keduanya pergi menuju kelas bersamaan.
Setelah sampai di kelas Ara langsung menuju kantin untuk sarapan pagi.

"Ibu saya pesan nasi uduk sama es teh ya Bu". Bu Jamil pun mengangguk dan membuat pesanan yang Ara minta.

Saat Ara ingin menyantap nasi uduk ,ada bola basket yang sengaja dilemparkan kepadanya, untung Ara dengan sigap menangkap nya.

"Ganggu aja Lo, gue mau sarapan". Membuang bola basket tersebut kearah sang pelempar.

" Mau makan ya,Lo gak bakal bisa tenang karena Lo harus bayar semua perbuatan Lo".

Ken menghampiri Ara yang ingin sarapan, ia menuangkan es teh manis ke nasi uduk yang ingin Ara santap.
Nasi uduk dan teh manis belum sama sekali ia sentuh .

"Makan". Titah Ken

"Gak".

"MAKAN NJINGG".

Ken mengambil paksa dan menyuapi Ara nasi uduk yang sudah tercampur es teh manis.
Ara mengunyahnya , setelah itu ia menyemburkan makanan yang ia makan ke wajah Ken.

"UPS gak sengaja". Ara berbicara dengan nada jengkel.

"BANGSAT, KURANG AJAR LO". Ken meninju pipi Ara sangat keras, namun itu tak membuat Ara takut, justru ia semakin jengkel. Ara mengambil sisa es teh manis lalu menyiram nya ke seragam Ken, dan ia buru buru pergi meninggalkan area kantin.
Saat ini wajah Ken terlihat sangat menakutkan, bagaimana bisa ketua geng Allarmante yang terhormat dilakukan seperti itu.
Ken mendobrak meja makan lalu meninggalkan kantin.

Keduanya kini sudah memasuki kelas, sebelumnya Ken membeli seragam baru di koperasi dan membersihkan wajahnya.

"Liat aja Lo pulang sekolah nanti". Bisiknya disela sela pelajaran.

Ken NathagioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang