"aku gak mau duain tuhan kita" Ara
"Kita gak bakal nyatu, walaupun amin kita sama tapi iman kita beda"
"Janji ya Ra, jangan tinggalin aku" .
"Aku janji , kalau udah besar nanti aku akan nemuin kamu ,dan main bareng lagi"
Seperti biasa Ara berangkat ke sekolah pagi pagi sekali, karena jarak nya yang lumayan jauh dari sekolah nya.
Ketika ia sampai di sekolah, Ara menjadi pusat perhatian, sebab wajahnya yang penuh luka dan lebam. Namun Ara menghiraukan pandangan itu, bahkan sampai ada yang ngomongin dirinya yang jelek jelek, Ara mendengar perkataan itu ,namun ia tak melawannya.
Ara sudah sampai di kelas dan melihat Ken yang sedang duduk di kursi sebelah nya.
"Lo Gak bawa obatnya". Tanya Ken kepada Ara.
"Gak , gue gak tau yang Lo lakuin kemarin buat gue, gue cuma mau bilang terima kasih banyak . Itu udah lebih dari cukup".
"Oh ". Singkat padat dan jelas sebuah kata yang mengakhirkan pembicaraan tersebut.
Ketika pelajaran matematika berlangsung, Ara yang sedang mendengarkan pembahasan tiba tiba saja ia mulai mengantuk. Ara menempelkan kepalanya di atas meja, dan menghadap ke arah Ken. Ara tersenyum karena ia bisa memandang wajah tampan dan gemoy milik Ken secara leluasa. Ara tak sengaja menjatuhkan pandangan nya ke leher Ken. Ternyata Ara baru tahu Ken itu memakai kalung dengan bandulan gelang kokka. Ara pernah melihat gelang itu, namun ia lupa dimana.
"Eh gemoy, kok Lo make kalung kok bandulan nya gelang si?". Tanya Ara dengan suara bisik bisik.
"Bukan urusan Lo". Ara hanya diam, dan ia bertanya lagi pada Ken, namun tak ada jawaban dari nya.
"Ken gemoy, gelang nya buat gue ya". Ken menoleh ke arah sumber suara dengan tatapan yang sangat tajam.
Terlihat dari jauh ada sosok yang tak suka melihat Ara dengan Ken, yaitu Anya. Anya tau kalung yang di pakai Ken itu sangat berharga bagi diri Ken, entah apa sejarahnya. Bahkan pernah ada kejadian sebelumnya, ada satu murid laki-laki yang asal ceplas-ceplos berbicara, dia mengatakan kepada Ken bahwa bandulan kalungnya itu tidak pantas bertengger di lehernya, sebab itu gelang murahan. Setelah mengatakan itu Ken langsung menghajarnya tanpa ampun, hingga ia tak sanggup berada di sekolah ini, dan akhirnya anak yang berkata seperti itu pindah sekolah.
Sudah 3 Minggu Ara sekolah di SMA Buana, hal hal aneh selalu datang kepadanya, namun ia hanya diam tak melawan. Setiap hari selalu saja ada yang mencibirnya. Kebanyakan para siswi disana yang tidak suka kepadanya, sedangkan para siswa disana justru sangat menyukai Ara, sebab Ara imut, lucu, juga cantik .
Ken sedang berjalan di koridor untuk menuju kelas , namun tiba-tiba Anya berlari sangat kencang berlawanan arah dengan Ken , Anya membawa buku banyak sekali. Anya menabrak Ken dengan sengaja hingga keduanya jatuh,dan buku buku yang di bawa Anya berantakan. "Ken maafin gue ya, gue gak sengaja. Gue lemes belum makan Ken". Anya meminta maaf dengan nada memohon dan wajah yang memelas.
"MAKANNYA JALAN YANG BENER, MAU LO BELUM MAKAN KE, GUE GAK PEDULI. KENAPA GAK SEKALIAN MATI AJA LO, BIKIN SUSAH GUE". Ken membentak Anya dengan suara yang keras, kini mereka jadi pusat perhatian oleh orang orang yang berada di koridor. Setelah mengatakan itu Ken pergi merapikan rambut dan bajunya, meninggalkan Anya yang terduduk di lantai koridor dengan buku yang berserakan dimana-mana.
Seperti biasa Ken dan Allarmante, sedang berkumpul di markas mereka. "Eh Ken, tumben Lo gak pake tuh kalung antik". Tanya Galen yang membuat Ken memegangi lehernya.
"Njirr, iya bandulan kalungnya kemana!?"Ken panik karena gelang sebagai bandulan kalungnya hilang.
"Mungkin ada yang ambil gelangnya kali". Celetuk Raki.
"Emang iya napah, mana ada orang yang mau make gelang itu, orang gelang nya aja udah kayak barang antik". Celetuk Gilang.
"Ada si anak baru itu, Ara, dia sempat minta gelang itu ke gue, tapi gak gue kasih".
"Yaudah Lo nanti ngomong ke dia, tapi ingat jangan kasar ya". Nyambung Raki.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.