spaces : 05

1.2K 96 6
                                    

HAPPY READING!

----

Setelah beberapa tahun vakum membeli barang-barang branded, Yeri hari ini akhirnya masuk ke dalam sebuah store. Store ini tidak asing baginya. Brand yang pernah dia iklankan selama dua tahun.

"Senang bisa bertemu dengan Anda lagi, Nyonya."

Yeri tersenyum tipis ketika manager store menyambutnya hangat. Dia dipersilakan masuk dan diberikan pelayanan terbaik.

"Sudah lama saya tidak mendengar Anda lagi, Nyonya. Kami turut bahagia atas pernikahan Nyonya. Kami cukup terkejut atas berita itu, padahal atasan meminta kontrak diperpanjang. Pengaruh Anda di Korea Selatan untuk brand kami sangat besar. Kami sudah melakukan diskusi dengan Tuan Kim, namun Tuan Kim meminta kontrak tidak perlu diperpanjang."

Yeri meneliti setiap detail tas dihadapannya. Sudut bibirnya terangkat, ini adalah stok terbatas brand ini.

"Aku ambil ini."

Cukup lama Yeri memilih barang-barang yang ia suka, sampai akhirnya semuanya sudah selesai. Tinggal bayar. Kini, perempuan itu dihadapkan dengan lima kartu yang berada di dompetnya. Satu kartu miliknya, satu kartu yang ayahnya berikan padanya, satu kartu yang ibu mertuanya berikan dan sisanya adalah yang diberikan Jaehyun. Walaupun sudah menikah, Tuan Kim tetap mengirimkan uang bulanan pada Yeri, dan juga diberikan kartu kredit yang limitnya tidak terbatas.

"Gunakan yang jika dilempar, bunyinya terdengar hingga luar store."

Sebuah suara membuat Yeri menoleh, dan itu adalah suara dari seseorang yang Yeri rindukan.

"Sepertinya semua kartumu berbunyi nyaring." lanjut orang itu. "Priviliege Being The Youngest of Kim Family and menantu keluarga Jung..." kemudian dia tertawa.

"Kau sangat tinggi sekarang, huh?" Yeri mensejajarkan dirinya dengan orang di sampingnya.

"Taeyong-Oppa memberi nutrisi yang baik untukku." jawabnya dengan bangga.

Yeri tersenyum, "Aku tidak menyangka kau akan tumbuh dengan baik, Raline Elizabeth."

***

"I lost my words when I heard you're getting married."

Raline melipat tangannya di depan dada, dia menatap Yeri penuh pertanyaan.

"I asked Oppa, what happens to Yeri? But he didn't give me a proper answer."

"I apologize." jawab Yeri.

"Dan bahkan aku tidak tahu bahwa kau adalah seorang konglomerat." Raline tertawa miris. "Putri bungsu dari keluarga yang separuh bisnisnya menjadi roda penggerak ekonomi di sana. Seharusnya aku tidak berteman denganmu, Unnie." Raline kembali mengingat bagaimana Yeri memperlakukannya dengan baik ketika Raline baru saja sampai di Amerika. "Hari itu manager brand itu mengubungiku, bertanya mengenai berita pernikahanmu. Aku sangat terkejut, dan kau juga tidak bisa dihubungi."

"Semuanya berjalan sangat cepat. Seperti kilatan cahaya."

"Aku sangat merindukanmu, Unnie!"

Yeri tertawa. "Aku merinding, kau memanggilku 'Unnie', sangat asing bagiku."

Usia Yeri dan Raline terpaut enam tahun dan sebelumnya Raline memanggil Yeri hanya dengan nama saja.

"Taeyong-Oppa. Tanya dia saja."

"Ah I see..." Yeri tau bagaimana Taeyong menyayangi Raline seperti adiknya sendiri.

Yeri bertemu dengan Raline ketika dia sedang sibuk mengerjakan thesis S2nya, Raline banyak membantu Yeri walau saat itu Raline berada di semester awal kuliah. Raline adalah mixed girl. Ibunya adalah orang Indonesia dan Ayahnya adalah orang Korea. Orang tua Raline sudah meninggal dan Raline hidup sebatang kara dan akhirnya Raline ikut beasiswa ke Amerika.

"Bagaimana kabarmu, Unnie? Kay terlihat bahagia. Apakah menikah menyenangkan?"

"Nikmati hidup dulu, Raline! Jangan memikirkan pernikahan."

"Aku hanya penasaran..."

Pertemuan Yeri dan Raline hari ini adalah pertemuan yang tidak terduga. Raline tidak menyangka akan bertemu Yeri dan Yeri mengira Raline sudah kembali ke Indonesia.

"Mana suamimu? Aku hanya tau dia di media online dan sepertinya dia tampan."

Raline tidak pernah berubah. Gadis di hadapan Yeri ini tetap menjadi orang yang ekspresif dan blak-blakan.

"Dia sedang bekerja." jawab Yeri.

Kemudian Raline menganggukkan kepalanya paham. "Benarkah dia seorang duda? Aku membaca sebuah artikel, dia bahkan memiliki satu orang anak. Apakah dia seperti duda-duda di kebayakan cerita?"

Yeri berdecak. "Habiskan makananmu, Raline!" jika Yeri meladeni Raline, gadis itu akan terus bertanya.

***

Setelah temu kangennya dengan Yeri, Raline harus pergi ke sebuah tempat untuk bertemu dengan temannya. Hanya lima menit dari tempat tadi, Raline akhirnya sampai di sebuah coffee shop.

"Maaf sudah membuatmu menunggu," Raline langsung menunjukkan ekspresi tidak enaknya pada teman yang telah menunggunya.

Orang itu tersenyum, "tidak masalah Raline. Aku mengerti keadaanmu."

Raline menarik kursi, dia kemudian duduk senyaman-nyamannya, bersiap mendengarkan curhatan orang di hadapannya.

"Aku bertemu dengannya. Orang itu ada di New York."

Raut wajah orang di hadapan Raline berubah menjadi sendu. Raline jadi kasihan melihatnya.

"Kita tidak sengaja bertemu di lift. Hanya ada aku dan dia saat itu. Dia menyapaku. Nice to meet you, Kwon Umji. Aku merinding mendengar suara itu."

"Unnie," panggil Raline pada Umji. "Bagaimana jika dia ingin mengajakmu balikan lagi? Kau bersedia?"

Umji terlihat putus asa. "Sepertinya tidak mungkin, Raline. Orang tuanya menentangku, dan saat ini dia sudah bahagia."

"Kau bisa egois untuk sesekali."

"Apakah dia masih mau denganku?" Umji ragu. Dia ragu apakah orang dari masa lalunya akan masih mau menerimanya lagi.

Sementara itu, Yeri sudah sampai di apartemen. Dilihatnya jam, waktu belum menunjukkan pukul lima namun sepertinya Jaehyun sudah pulang.

Sepatu dan jas yang tercecer di ruang tamu membuat Yeri menghela napas. Perempuan itu lalu masuk ke dalam kamar, memeriksa Jaehyun.

Ternyata suaminya ini sudah terbaring di atas tempat tidur dengan wajah pucat.

"Kau demam!"

Tangan Yeri sigap mengambil alat pengukur suhu dan mengukur suhu badan Jaehyun. 39°C.

"Jae..." panggil Yeri yang saat ini sudah datang membawa kain lap untuk mengompres dahi Jaehyun. "Jaehyun..." panggil Yeri sekali lagi.

"Hm..." Jaehyun merespon. Suaranya serak dan berat. "Sangat dingin," gumam Jaehyun.

SPACES [ JAEHYUN X YERI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang