spaces : 19

675 51 9
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR! :))) SELAMAT MEMBACA



****

"Halo Jihan..." sapa Umji pada Jihan yang duduk di sebuah bangku taman bermain bersama pengasuhnya. 

Jihan menoleh pada Umji, lantas tersenyum. 

"Jihan ingat denganku?" 

"Iya." jawab Jihan singkat. Dia kembali menatap Umji, "Bibi es krim."

Umji ikut duduk di samping Jihan. Ia memerhatikan Jihan yang fokus menonton anak-anak seusianya bermain di area bermain. 

"Jihan tidak bermain?"

"Tidak. Tangan Jihan masih sakit."

"Bagaimana jika Bibi yang membantu Jihan bermain?"

"Maaf," pengasuh Jihan menyela pembicaraan mereka. "Nyonya besar tidak mengizinkan Jihan untuk bermain."

Umji mengangguk paham. "Di mana Mamanya Jihan?"

"Mama sedang bersama Papa." 

"Ke mana?"

Jihan menggeleng pelan, "tidak tau."

Umji kembali memerhatikan Jihan dari samping. Jihan mirip dengan Jaehyun tapi Umji merasa Jihan lebih mirip dengannya. 

"Jihan cantik." puji Umji sambil menyampirkan beberapa helai rambut Jihan yang menutupi wajah bocah kecil itu. "Apakah Jihan mirip dengan Papanya Jihan?"

"Tidak. Jihan tidak mau mirip dengan Papa. Papa suka memarahi Jihan. Papa sering membentak Jihan sampai Jihan menangis. Jihan mirip dengan Mama. Mamanya Jihan baik dan tidak seperti Papa. Mama juga cantik. Tidak seperti Papa. Papa jelek seperti dinosaurus." Jihan terus menyerocos, hingga membuat Umji menahan tawanya. 

Jihan sangat menggemaskan saat bercerita tentang Jaehyun. Sepertinya Jaehyun dan Jihan tidak sedekat Jihan dengan Yeri. 

"Apa Jihan tidak suka dengan Papa?"

"Iya." jawab Jihan cepat. "Papa sangat menyebalkan dan Papa akan marah jika Jihan nakal dan lama-lama bersama Mama. Jika Bibi mau, Bibi bisa mengambil Papa. Jihan lebih suka bersama dengan Mama."


***

Setelah makan malam, Jaehyun bersama dengan Yeri dan Jihan masuk ke dalam kamar mereka. Jihan masih menggunakan gips di tangannya, namun kini bocah itu sudah mulai terbiasa. Bahkan gips berwarna putih itu sekarang memiliki warna-warni serta tulisan penyemangat yang ditulis oleh Sungchan dan Yeri.

Jihan duduk di tengah tempat tidur sambil bermain iPad dengan tangannya yang lain, sementara Yeri bersandar pada sandaran tempat tidur. Sementara Jaehyun tidur di paha Yeri sembari memeluk pinggang Yeri.

"Mama..."

"Yah sweetie?"

"Tadi Jihan bertemu dengan Bibi Eskrim." 

"Bibi Eskrim? Di mana?" 

"Di taman bermain. Bibi Eskrim berkata akan memberi Jihan hadiah saat Jihan ulang tahun."

"Siapa Bibi Eskrim?" tanya Jaehyun pada istri dan anaknya. "Temanmu?" tunjuknya pada Yeri

Yeri menggeleng. "Aku bertemu dengannya saat kontrol Jihan di rumah sakit."

Raut wajah Jaehyun berubah, ia cemas. Apakah Jihan bertemu dengan Umji? Ia memerhatikan Yeri dari bawah, Yeri terlihat biasa saja. Tidak ada yang perlu Jaehyun khawatirkan. 

"Papa, Jihan juga mau bersama Mama." 

Bocah kecil itu mendorong iPadnya lalu ikut meringsek ke Yeri. Jihan duduk di atas perut Jaehyun

"Papa pergi!" Ucap Jihan sambil memberi pukulan kecilnya di perut Jaehyun.  "Jihan mau sama Mama!" 

"Mama itu punyanya Papa." balas Jaehyun meledek Jihan. 

Jihan semakin kesal dibuat Jaehyun, ia akhirnya menangis. Jihan menangis dengan kencang di atas perut Jaehyun. "Papa pergi! Jihan mau sama Mama..."

"Bangunlah Jae. Pahaku kebas." 

"Bagaimana aku bangun?"

"Ah iya..." Yeri tertawa. Posisi Jihan yang tidak mau berpindah, menyulitkan Jaehyun untuk bangun. "Papa akan pergi, Jihan bangun dulu ya?" pinta Yeri agar Jihan bangun dari perut Jaehyun. 


***


Setelah mengandung, Umji menjadi sering lapar. Ia mudah tergiur dengan makanan apapun. Dan malam ini, Umji pergi ke toserba lagi. Membeli onigiri dan ramyeon. Ia mendapat dua onigiri dengan harga diskon. 

Udara dingin di malam hari, cocok untuk Umji menikmati satu cup ramyeon panas ditambah dua onigiri. Ia duduk di bagian dalam toserba sambil mengenakan mantel tebalnya. 

Mata Umji menangkap sepasang pasangan yang berjalan bersama, memasuki toserba. Mata Umji fokus pada baby bump yang terlihat jelas walau masih terbilang kecil. Pasangan itu sepertinya sudah menikah dan mereka menikah karena kecelakaan. 

Pasangan itu tengah berdiri di etalase makanan siap saji, Umji dapat melihatnya dengan jelas karena pantulan kaca. 

Tidak lama kemudian, pasangan itupun ke kasir. Umji kembali melanjutkan menyantap hidangannya.

Bukankah lebih indah jika dirinya dan Jaehyun bisa melakukan hal-hal kecil yang terlihat romantis? Umji tersenyum masam ketika memikirkannya. Umji juga tidak tau bagaimana nasibnya ke depan. Perempuan itu merasa sedikit menyesal karena ikut dengan Jaehyun ke Seoul dan meninggalkan karir yang sudah ia bangun selama kurang lebih lima tahun terakhir di sana. Ia pergi dari Seoul untuk memulai kehidupan baru yang semula dirusak oleh Jaehyun, namun ia malah kembali ke Seoul karena Jaehyun kembali datang ke dalam hidupnya. 

Ide gila tentang aborsi juga hal pertama yang Umji pikirkan saat mengetahui bahwa dirinya hamil. Umji berniat menggugurkan kandungannya, namun Jaehyun mendadak memberi tahu Umji bahwa lelaki itu harus segera kembali ke Seoul. Umji langsung merasa kehilangan akan kehadiran Jaehyun dan ia tanpa pikir panjang melakukan tes di laboratorium dan memberikan hasilnya pada Jaehyun. 

Terlalu larut dalam pikirannya, Umji tidak sadar bahwa pasangan yang tadi ia perhatikan sudah duduk di sampingnya. Umji menoleh dan pasangan itu juga menoleh padanya. Mereka saling menunduk kemudian melempar senyum. 

"Apakah kau penghuni baru di sini?" tanya sang lelaki pada Umji. "Aku baru melihatmu di sini."

"Iya, aku baru pindah beberapa hari yang lalu." 

Umji kemudian menyipit, wajah perempuan di seberangnya tidak asing. "Apakah aku mengenalmu?" 

Perempuan itu menoleh pada Umji, ia kemudian menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Tidak."

"Wajahmu tidak asing." gumam Umji sambil mengingat kembali di mana pernah melihat wajah ini. 

"Dia Kim Jieun." sahut lelaki itu.

"Kim Jieun?" Umji tampak berpikir lagi. "Apakah kau keluarga Kim Heesung?"

"Ya betul." lelaki itu kembali menjawab. "Wah... Kau terkenal Letta." katanya pada perempuan itu.

"Diamlah Jeno!" Letta melemparkan tatapan tajamnya pada Jeno


SPACES [ JAEHYUN X YERI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang