spaces : 18

676 56 14
                                    

Udara dingin di musim dingin sangat membuat Yeri enggan untuk bangkit dari tempat tidur. Untung saja pelukan Jaehyun mampu memberikan kehangatan. Yeri menggenggam erat selimut tebal itu, karena udara dingin menyusup masuk ke dalam kulitnya yang saat ini tidak menggunakan apapun. 

Entah rayuan apa yang Jaehyun berikan pada Jihan, hingga akhirnya Jaehyun bisa membawa Yeri ke apartemen mereka. Pergumulan panas di tengah udara dingin, mampu melawan rasa dingin pada malam kemarin. Bahkan mereka melakukannya hingga berkeringat.

"Apakah Jihan sudah bangun ya?" 

Yeri memikirkan Jihan. Ia khawatir jika Jihan akan mencarinya dan menangis. 

"Haruskah aku hubungi Ibu?"

Jaehyun mendengus, "pikirkan saja aku. Kau hanya memiliki waktu untuk Jihan, tapi untukku tidak." 

Tawa Yeri pecah, Jaehyun iri dengan anaknya sendiri.

"Kau iri, huh?" goda Yeri.

Tidak ada jawaban dari Jaehyun, melainkan sebuah hisapan di leher belakang yang dapat Yeri rasakan. Yeri menggigit bibir bawahnya, menahan dirinya agar tidak mengeluarkan suara karena jika ia mengeluarkan suara, Jaehyun akan melakukannya lagi.

"Unnie mengatakan jika Jihan bertingkah manja, ia akan segera memiliki adik." 

Setelah dari rumah sakit, Yeri berkunjung ke rumah orang tuanya. Ia bertemu dengan Seulgi Unnie, yang merupakan kakak iparnya. Banyak obrolan parenting yang Seulgi berikan untuk Yeri dan Yeri merespon serta mendengarkan dengan baik. Seulgi melihat bagaimana Jihan sangat lengket dengan Yeri dan kemudian perempuan bermata sipit itu melemparkan candaan bahwa tingkah manja Jihan disebabkan karena ia akan segera memiliki adik. 

"Kau mengandung?" tanya Jaehyun tiba-tiba.

Yeri dengan cepat menggeleng. 

"Ah, syukurulah." 

***


Cukup lama Yeri berdiri di depan mini bar pantry apartemennya. Ia melirik ke arah kamar, di mana Jaehyun masih berada di sana. Pandangannya kembali tertuju pada sebuah cangkir yang masih terisi sisa susu stroberi. Juga bekas lipstik berwarna peach pada sisi cangkir. Tidak mungkin Jaehyun meminum susu stroberi ini, ditambah lagi dengan bekas lipstik.

Tidak mau ambil pusing, Yeri akhirnya membereskan cangkir itu. Dirinya tidak memiliki waktu lama untuk berada di sini. Yeri harus segera kembali ke rumah Ibu Jung.

"Ibu menelpon." Jaehyun menghampiri Yeri, memberikan ponsel milik Yeri.

Yeri menerima ponselnya yang sambungan telponnya sudah mati. Dia menatap Jaehyun.

"Jihan tidak menangis."

"Lalu?"

"Aku cuti."

"Untuk apa? Bukankah kau baru saja kembali berkerja?"

Lelaki yang hanya memakai boxer itu pun hanya mengangkat kedua bahunya. 

Yeri mengulum senyum saat melihat tanda kemerahan di beberapa spot badan Jaehyun. Lelaki itu yang meminta Yeri untuk memberikan tanda-tanda itu dan Yeripun menyanggupinya.

Jaehyun kembali menuju kamar, ia sangat lelah setelah aktivitasnya semalam dengan Yeri. 

"Yerimah..."

Kemudian Yeri menyusulnya ke kamar. 

"Mengapa kau kembali tidur?"

Jaehyun hanya bergumam sebagai respons. 


***

"Kau bertemu dengan Yeri?"

"Ya. Aku tidak sengaja bertemu dengannya di rumah sakit." jawab Umji santai, sambil menyeruput susu kocok stroberinya. "Mengapa kau tidak memberitahu jika Jihan sakit?"

"That's not your problem."

Umji menghela napasnya. "Aku tidak bisa menyembunyikan kehamilanku, Jung. Aku datang ke rumah sakit itu dan bertemu dengan Dokter Shin. Dia mengingatku."

"Tentu saja dia mengingatmu."

"Lalu sekarang bagaimana?" 

Umji terlihat gusar. Kehamilan ini di luar ekspetasinya. Dan Umji tau, Jaehyun tidak suka perempuan hamil. 

"Berikan aku waktu untuk berpikir."

Dasar Jaehyun, ketika melakukannya saja tidak sempat berpikir. Dan ketika kelakuannya membuahkan hasil, ia pusing tujuh keliling.

Setelah mengantar Yeri ke rumah Ibu, Jaehyun pergi dengan alasan menemui teman-temannya. Nyatanya Jaehyun bertemu dengan Umji di sebuah restoran yang tidak jauh dari apartemennya. 

Sesaat sebelum Jaehyun berangkat ke bandara, Umji datang dan membawa surat hasil lab dan tespack. Keduanya sempat terlibat pertengkaran kecil, hingga akhrinya Jaehyun menyiapkan semua akomodasi untuk Umji agar perempuan itu menyusul ke Seoul. 

"Apa kau akan memberi tahu Bibi Jung?"

Jaehyun diam, ia bisa saja langsung dikick oleh Ibunya jika ia ketahuan menghamili perempuan. Lelaki itu memijit pelipisnya yang mulai terasa pening. Ia harus menghadapi semua kemungkinan ke depannya. Jaehyun tidak bisa membiarkan Umji membesarkan anaknya sendirian namun di satu sisi, Jaehyun sudah menikah dan bersama Yeri. Keluarganya juga sangat senang saat Jaehyun menikah dengan Yeri. Bagaimana tidak? Yeri sudah terjamin dari segi apapun, bahkan dari segi material, Yeri bisa saja membayar Jaehyun untuk semua yang telah dia lakukan. 

"Omong-omong... Jihan sangat menurut pada Yeri. Aku jadi iri padanya." kata Umji sambil mengaduk-aduk sup krim, tanpa ada niat untuk memakannya.

Hidangan yang tersaji di meja makan, sudah hampir habis. Jaehyun yang menyantapnya. Lelaki itu belum sempat sarapan karena di apartemen tidak ada bahan makanan dan ia langsung pergi begitu saja setelah mengantar Yeri. 

"Bisakah kau pindah rumah sakit? Maksudku, jangan di rumah sakit itu."

Umji tersenyum mendengar permintaan Jaehyun. "Apakah kau takut Jung? Kau takut Kim Heesung akan mendepakmu menjadi menantunya?"

Seorang pelayan kembali masuk dengan membawa segelas penuh minuman stroberi yang kembali dipesan oleh Umji. Sejak hamil, Umji menjadi suka dengan minuman stroberi. Dimana memberikannya kesegaran dan rasa manis yang bercampur dengan asam. 

"Kau sudah lama menikah dengan Yeri, tapi sepertinya kau tidak bisa dekat dengan keluarga Yeri..."

"Mereka terlalu kaku."

"Tapi sepertinya kau akrab dengan Kim Junmyeon?"

Jaehyun mengangguk. "Hanya sekadar pembahasan bisnis."

"Yeri sangat bodoh, dia menikah denganmu. Apakah tidak ada lelaki yang lebih baik darimu?"


***


Keputusan memberikan Jihan iPad adalah keputusan yang sulit bagi Yeri. Ia tidak ingin Jihan menghabiskan waktu bermainnya dengan iPad dan menatap layar iPad seharian. Ia lebih suka Jihan bermain di dunia nyata, walau berakhir dengan cedera.

Ini sudah malam ke lima Yeri kembali ke apartemen, hanya berdua dengan Jaehyun. Ibu mertuanya juga tidak mempermasalahkan itu. 

Yeri mengeratkan mantel yang ia gunakan untuk ke luar, ke toserba membeli makanan instan yang dapat mengganjal perut. Jaehyun tidak ikut dengannya, malah lelaki itu menitipkan sejumlah makanan ringan untuk dibeli Yeri. 

"Senang bertemu denganmu lagi..."

Yeri menoleh, dan melihat seorang wanita yang beberapa hari yang lalu bertemu dengannya.

"Nice to meet you too, Umji." balas Yeri sambil tersenyum.

Diambilnya satu persatu camilan hasil requestan Jaehyun, kemudian dia letakkan di keranjang belanja. 

"Apakah kau tinggal di sini? 

"Ya." jawab Yeri singkat. "Kau tinggal di gedung apa?"


SPACES [ JAEHYUN X YERI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang