spaces : 20

809 61 11
                                    

Setelah mengumpul berkas kelengkapan wisuda, Jeno langsung kembali ke apartemennya. Sebenarnya Jeno sudah menyetor berkas-berkas yang diperlukan bersamaan dengan Letta, namun kebijakan fakultas Jeno berubah dan Jeno harus menyetor berkas lain lagi.

Bus turun di halte, Jeno berjalan memasuki area apartemen. Hari ini lelaki itu memilih untuk menggunakan transportasi umum karena harus berhemat sebab kondisi keuangan keluarganya sedang turun akibat pernikahannya dengan Letta. Uang saku yang keluarga Lee berikan untuknya, kini besarannya hanya setengah dari sebelumnya. Tapi untung saja, sang Ayah menawarkan Jeno untuk ikut magang berbayar di perusahaannya.

Jeno berdiri di depan lift, menunggu pengguna lift untuk keluar.

Sejak menikah dengan Letta, Jeno pindah ke apartemen ini. Sebelumnya ia tinggal di apartemen tipe studio yang jaraknya tidak jauh dari sini.

Pintu lift terbuka, Jeno terkejut melihat orang yang ada di dalam lift. Paman Jaehyun dan Umji.

Kedua orang itu tengah bermesraan di dalam lift dan akhirnya menyadari pintu lift terbuka.

"Halo Jeno," sapa Umji ramah pada Jeno.

Jeno tersenyum, "Halo Nuna." balasnya kemudian langsung masuk ke dalam lift.

Jeno menatap kedua orang itu yang berjalan ke luar area apartemen sebelum pintu lift tertutup. Lelaki itu tau betul, orang yang bersama Umji adalah Paman Jaehyun. Suami dari Bibinya Letta.

Sesampainya di unit, dilihatnya Letta yang sedang melipat pakaian di ruang tamu. Letta menyadari kedatangan Jeno, perempuan itu menoleh sesaat kemudian kembali fokus melipat baju. 

"Kau jadi periksa ke dokter?" 

Jeno duduk di samping Letta, setelah meletakkan tas yang ia bawa ke dalam kamar. Lelaki itu ikut membantu Letta melipat pakaian mereka.

"Ya." jawab Letta singkat. "Kau yang temani." lanjutnya pelan.

Tidak ada perlakuan khusus bagi Letta ketika ia periksa kandungan di rumah sakit milik keluarganya. Sebenarnya Letta bisa saja melakukan itu, namun ia merasa saat ini harus belajar menjadi orang biasa. Antrean sudah mulai berkurang, Letta bernapas lega. Untung saja ia ditemani oleh Jeno, jadi Letta tidak harus mengurus pendaftaran periksa. 

Ini bukan pertama kalinya Letta datang untuk periksa kandungan, ini adalah kali keduanya. Jeno terus berada di sampingnya setelah lelaki itu mengurus pendaftaran. 

"Kemana?" tanya Letta pada Jeno, saat lelaki itu bangun dari duduknya.

Jeno menyerahkan tas milik Letta pada Letta. "Ke toilet." jawabnya kemudian pergi.

Waktu sudah mulai siang dan sebentar lagi sesi makan siang akan dimulai, semoga saja Letta mendapat giliran sebelum makan siang dimulai. Jeno bergegas menuju toilet yang jaraknya tidak jauh dari tempatnya menunggu tadi. 

"Jeno? Lee Jeno?"

Merasa namanya dipanggil, Jeno menoleh. Ia melihat Paman Jaehyun di wastafel toilet. 

"Aku rasa kau dan aku memiliki kesamaan." ucap Jaehyun sambil mencuci tangan.

Karena saat itu toilet pria hanya ada mereka berdua saja, Jeno dapat mendengar jelas apa yang Jaehyun katakan. Jeno segera menyelesaikan kegiatannya, kemudian berjalan ke arah Jaehyun.

"Apa maksud paman?" tanya Jeno kebingungan, kemudian dia langsung mengerti. "Ow.. Ow.." lelaki itu tertawa. "Aku dan paman sangat berbeda." Enak saja Jaehyun ingin menyamakan diri dengannya. Maksud kesamaan yang Jaehyun maksud adalah, sama-sama menghamili wanita. "Aku tidak membenarkan apa yang sudah kulakukan, tapi sepertinya perbuatanmu lebih parah dariku paman."

"Well... tidak ada yang parah atau tidak parah. Kau dan aku sama-sama menyakiti perempuan bukan?" balas Jaehyun.

Jeno tersenyum. "Setidaknya, aku melakukannya sebelum aku menikah. Dan ya... apakah Bibi Yeri tau mengenai hal ini? Aku berharap Paman Jaehyun tidak menyembunyikan apapun dari Bibi."

Tidak ingin berlama-lama bertukar argumen dengan Jaehyun, Jeno segera pergi dari toilet. Apakah Jeno harus menyampaikan ini pada Letta? Jeno bingung. Jeno tau Letta sangat menyayangi Bibi Yeri dan Letta akan sangat sedih jika mengetahui hal ini.

Saat ia kembali ke ruang tunggu, saat itu juga nama Letta dipanggil untuk masuk ke ruang pemeriksaan. 

***

Yeri pergi ke tempat event organizer yang akan mengurus acara ulang tahun Jihan. Sebenarnya Yeri sudah membooking melalui narahubung, namun Yeri harus memersiapkan yang terbaik untuk Jihan. Jaehyun tidak bisa menemaninya, karena suaminya itu mengatakan bahwa ia memiliki meeting mendadak. 

Sebuah meeting kecil dilakukan oleh pihak EO dengan Yeri. Yeri meminta agar mereka mempersiapkan semuanya dengan baik. Yeri juga mengatakan bahwa ulang tahun Jihan hanya akan dihadiri oleh keluarga dan beberapa teman dekat Jihan. 

"Kami akan memberikan yang terbaik untuk Anda, Nyonya Jung."

"Ya, aku percaya dengan kalian."

Kemudian Yeri disilakan keluar dari ruang meeting. Yeri harus menunggu beberapa menit untuk melalukan pembayaran uang muka. 

"Kim Yerim?"

Yeri menoleh pada orang yang memanggilnya. Seorang wanita yang lebih tinggi darinya, keluar dari sebuah ruangan. Perempuan itu berjalan menghampiri Yeri. 

"Ya... Kau mengenalku?" Yeri kebingungan, ia tidak tau siapa wanita yang kini berdiri di hadapannya. Wanita itu tersenyum ramah pada Yeri.

"Kang Minji." ujarnya sembari mengulurkan tangan. "Mantan istri Jung Jaehyun."

Mata Yeri membulat, serta bibirnya membentuk vokal O. Damn it. Selama menikah dengan Jaehyun, Yeri tidak tau mengenai siapa ataupun asal-usul mantan istri Jaehyun, ia hanya mengetahui nama mantan istri Jaehyun. Namun perempuan ini memperkenalkan diri dengan nama lain. Ia tidak pernah mengungkit tentang mantan istri Jaehyun, bahkan Jaehyun dan keluarganya juga tidak pernah membahas hal itu. 

Kang Minji tertawa. "Kau tidak tau diriku?" tanyanya dengan nada tidak percaya. 

"Jasmine Kang?" 

"Yeah, it's me." jawab Kang Minji. 

Perasaan malu menyerang Yeri. Ia tidak tau bahwa perempuan di hadapannya ini adalah Ibunya Jihan.

"Terima kasih sudah memilih tempatku untuk acara ulang tahun cucu keluarga Jung."

"Yah... Tolong lakukan yang terbaik untuk ulang tahun putrimu."

SPACES [ JAEHYUN X YERI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang