spaces : 22

638 57 7
                                    

Berbagai persiapan ulang tahun Jihan sudah Yeri handle. Ini adalah kali pertama ulang tahun Jihan dirayakan bersama banyak orang. Yah walaupun hanya mengundang keluarga dan teman dekat. Ulang tahun Jihan sebelumnya, hanya dirayakan dengan tiup lilin bersama dengan Yeri saja. Karena Jaehyun tidak peduli.

Nyonya Jung mewanti-wanti Yeri agar menyerahkan semuanya ke EO, tapi Yeri tidak enak hati, ia pun ikut membantu EO dalam memersiapkan semuanya. Perempuan itu senang saat mengetahui owner dari EO yang ia gunakan adalah milik Jasmine Kang. Ibu dari Jihan. Perempuan dengan rambut blonde dan sepertinya Jasmine memiliki darah campuran Australia. Aksen Australia sangat kental saat Jasmine mengobrol dengan Yeri menggunakan bahasa Inggris. 

Ulang tahun diselenggarakan pada sore hari, sepulang Jihan dari sekolah. Jihan sudah bisa bersekolah lagi walaupun ia harus menggunakan gips di tangannya. Jaehyun akhir-akhir ini menjadi sibuk dan membuat Yeri tidak memiliki waktu untuk mengobrol dengan suaminya.

Dekorasi sudah dipasang oleh EO di taman belakang kediaman keluarga Jung. Dekorasi bernuansa soft pink dipilih Yeri karena Jihan suka dengan warna itu. 

"Nyonya Minji?" Seorang pelayan senior di rumah keluarga Jung mengenali Minji. 

Minji tersenyum saat pelayan itu masih mengenal dirinya. Minji tidak akan lupa, karena pelayan ini lah yang membantu Minji di masa sulitnya. 

"Ahjumma... Kau mengingatku?"

Pelayan itu mengangguk pelan, "Nyonya baik-baik saja? Lama tidak mendengar kabar Nyonya." ditatapnya Minji dengan tatapan sedih. "Nyonya besar akan senang jika Nyonya datang." ucapnya dengan nada bergetar. Pelayan itu menyeka air matanya. 

"Ah itu... Sepertinya Nyonya Jung sedang keluar rumah bukan? Aku harus bekerja," Minji mengarahkan pandangannya pada kru EO yang sedang melaksanakan jobdesc mereka. 

Yeri datang menghampiri Minji dan kru EO dengan membawa beberapa box makanan. Delapan box pizza yang baru saja datang. Seorang pelayan berjalan di belakang Yeri membawa gelas kertas dan beberapa botol cola. 

"Makanlah sebentar," Yeri menata pizza dan cola di atas meja yang tidak jauh dari tempat EO berkerja. "Aku hanya memesan ini untuk kalian..."

Minji menghampiri Yeri, "untuk apa semua ini?" Minji kemudian berdecak.

***

Jihan terlihat sangat gembira saat beberapa teman dekatnya datang. Gadis kecil itu menunjukkan segala pernak-pernik ulang tahunnya kepada temannya. Ia juga menunjukkan goodie bag yang akan dibagikan. 

"Mama yang membuat semuanya! Jihan sangat suka!" ujar Jihan dengan semangat.

Lily yang merupakan putri sulung Krystal mengangguk. "Bibi Yeri keren. Lily ingin punya Mama seperti Bibi Yeri."

"Tidak boleh! Mama itu punya Jihan. Unnie sudah punya mommy, jangan ambil mamanya Jihan."

"Iya Jihan, Jihan sangat cerewet."

Dibantu oleh pengasuhnya, Jihan keluar dari kamar menuju halaman belakang rumah. Jihan sudah berdandan dibantu oleh pengasuhnya, karena Yeri masih dalam perjalanan.

Nyonya Jung yang sedang memangku adiknya Lily melihat Jihan berjalan ke arahnya.

"Jihan cantik sekali," puji Nyonya Jung pada Jihan. "Gaunnya juga bagus."

"Iya! Mama yang pilihkan untuk Jihan."

Nyonya Jung mengangguk, "Temui teman-teman Jihan dulu ya? Mama akan segera datang."

Sementara itu di tempat lain, Yeri sudah mengendarai mobilnya menuju rumah dari apartemen. Cukup lama ia menunggu Jaehyun namun tidak bisa dihubungi. Lelaki itu pulang larut malam kemudian pergi dini hari tanpa berpamitan padanya.

Sesekali Yeri melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Melihat jalanan yang sepi, Yeri melajukan kecepatan mobilnya lagi. Semakin dia menginjak pedal gas, semakin ringan rasanya Yeri mengemudikan mobil.

Yeri tidak sabar melihat Jihan dengan gaun yang ia belikan. Senyuman Yeri terbit saat membayangkan bagaimana cantik dan gemasnya Jihan menggunakan gaun itu.

Klakson mobil terdengar dari belakang memecah fokus Yeri, ia tidak menyadari sebuah mobil menyalip dari kanan. Yeri panik, perempuan itu malah banting stir ke kanan mengakibatkan mobil yang menyalipnya menabrak mobil Yeri.

Suara kedua mobil yang bertrabrakan itu sangat keras. Mobil Yeri terpental jauh bersama Yeri di dalamnya.

Yeri tidak sadarkan diri. Dirinya sudah berlumuran darah karena mobil yang menabraknya mengarah langsung padanya.

Pengguna jalanan menghentikan kendarannya sejenak. Berkerumun di area mobil Yeri dan mobil penabraknya.

"Bibi Yeri!" teriak Minjeong histeris.

Minjeong mengantar Sarang bersama dengan Seulgi dan Rahae akan menghadiri ulang tahun Jihan, namun menghentikan perjalanannya saat melihat mobil yang tidak asing bagi mereka.

"Sarang, jaga Rahae sebentar ya. Bibi keluar dulu." pesan Seulgi agar Sarang menjaga anaknya.

Seulgi berlari menyusul Minjeong ke arah mobil Yeri. "Tolong panggil ambulance!"

"Selamatkan Bibi Yeri! Tolong selamatkan dia!"

Tidak lama kemudian, ambulance datang. Minjeong dan Seulgi menangis saat melihat kondisi Yeri dikeluarkan dari mobil.

"Saya keluarganya! Dia adik saya!" kata Seulgi pada perawat ambulance, agar perawat itu mengizinkannya masuk ke dalam ambulance.

Yeri sudah dibawa ke rumah sakit oleh ambulance, ditemani Seulgi. Selama perjalanan, Seulgi terisak.

Mereka sampai di rumah sakit keluarga Kim. Seulgi di belakang Yeri yang sudah didorong menggunakan bed yang berjalan.

Dibiarkannya Yeri diperiksa oleh paramedis IGD. Seulgi berjalan ke pinggir, mencari tempat duduk.

"Duduk di sini saja, Nyonya." Seorang koass memberikan tempat sebuah kursi pada Seulgi.

Seulgi mengangguk lemah, sampai akhirnya pandangannya tertuju pada Jaehyun bersama dengan perempuan lain di salah satu bed IGD.

"Dokter koass?" panggil Seulgi pada koass yang memberikannya kursi tadi.

"Iya nyonya?"

"Kau mengenalku?" tanya Seulgi dan koass itu mengangguk. "Tolong berikan aku keluhan pasien itu." tunjuk Seulgi dengan dagunya pada tempat Jaehyun dan perempuan lain.

Koass itu tampak ragu, karena ini masalah privacy pasien. Namun yang kali ini berhadapan dengannya adalah bagian dari pemilik rumah sakit tempatnya magang. Dengan berat hari koass itu memberikan rekam medis milik perempuan yang bersama Jaehyun ditemani oleh perawat.

"Bajingan!"

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Jaehyun. Seulgi menampar saudara jauhnya yang juga menjadi iparnya dengan penuh emosi.

"Apa yang kau lakukan dengan perempuan lain hah?!"

"Aku bisa jelaskan, Nuna." jawab Jaehyun terbata-bata.

Apa yang dilakukan Seulgi memancing perhatian orang-orang yang berada di IGD.

"Beraninya kau membawa perempuan lain ke rumah sakit ini."

Sekali lagi, sebuah tamparan kali ini mendarat di pipi kanan Jaehyun sebelum Seulgi ditarik keluar oleh satpam dan Direktur Kang.

SPACES [ JAEHYUN X YERI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang