s p a c e s : 06

1.2K 95 11
                                    

Setelah empat tahun menikah, ini pertama kalinya ia merawat Jaehyun sakit. Suhu badan Jaehyun tidak kunjung turun dan membuat Yeri khawatir. Namun kini, lelaki itu malah duduk bersandar di tempat tidur sambil memangku laptop.

Raut wajah Jaehyun tampak serius di depan benda elektronik itu. Sesekali lelaki itu mengurut kepalanya yang sepertinya sakit.

"Istirahatlah dulu, Jaehyun."

"Aku harus menyelesaikan ini."

Yeri berdecak. "Setidaknya tunggu dulu hingga demammu turun."

"Nanti saja turun sendiri, kau tidak perlu risau."

Jaehyun kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menyadari Yeri yang saat ini sudah berbaring di sampingnya.

Dari tempatnya, Yeri dapat melihat banyaknya email yang masuk serta laporan-laporan di dalamnya. Jaehyun dapat beradaptasi dengan cepat. Lelaki itu kini sudah terbiasa menggunakan bahasa Inggris yang sebelumnya Yeri kira Jaehyun tidak selancar itu.

Yeri mengambil ponsel, membuka pesan masuk. Dia tersenyum melihat foto-foto Jihan yang Sungchan kirimkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibu Mertuanya memberi kabar bahwa Sungchan dan kekasihnya membawa Jihan berlibur ke Jeju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibu Mertuanya memberi kabar bahwa Sungchan dan kekasihnya membawa Jihan berlibur ke Jeju. Awalnya Jaehyun tidak mengizinkan itu, namun saat Sungchan menghubungi mereka dan melakukan panggilan vidio, Jaehyun melunak. Jihan terlihat ceria bersama dengan Sungchan dan kekasihnya.

"Kau merindukan Jihan?"

Sepertinya Jaehyun kini memperhatikannya. Lelaki itu ternyata sudah selesai berurusan dengan laptopnya. Dengan cepat Jaehyun ikut merebahkan diri, mendekat pada Yeri.

"Jihan sangat menggemaskan." Jaehyun tersenyun kecil melihat foto Jihan. "Sepertinya Jihan sudah tidak menangis lagi."

"Anak itu tidak suka menangis."

"Waktu itu dia menangis."

"Kau membentaknya. Jangan ulangi itu lagi, Jae."

Jaehyun hanya berdeham, "bubur yang tadi kau buat, itu sangat enak. Mengapa kau tidak pernah membuatkanku itu?"

"Aku sering membuatnya saat Jihan sakit. Jihan sangat menyukainya."

"Benarkah?" Jaehyun menjadi iri. Tadi adalah kali pertamanya mencoba bubur buatan Yeri, sementara Jihan sudah sering memakannya.

Yeri mengulum senyun saat dia mendengar nada suara Jaehyun yang terdengar iri. Teryata Ayah dan Anak sama saja. Sama-sama suka dengan bubur ayam yang ia buat.

"Kau pandai membuat bubur itu. Aku bahkan tidak pernah memakan bubur itu sebelumnya."

"Itu bubur ayam. Temanku yang mengajariku membuatnya. Namun buatanku, tidak seenak dia. Lain kali, aku akan memintanya membuatkan untukmu."

***

Pandangan Yeri tidak lepas dari lelaki yang saat ini sedang duduk di hadapannya. Lelaki itu memasang raut serius menghadap iPad, walau di samping iPadnya tersaji makanan. Jaehyun memilih untuk istirahat satu hari lagi sebelum kembali bekerja di kantor.

"Jangan menatapku seperti itu, aku memang tampan."

Yeri segera mengalihkan pandangannya, kemudian dia mengulum senyum. Kepercayaan diri Jaehyun sangat tinggi ternyata. Ah tidak! Lelaki itu memang tampan dan dia menyadarinya.

Jaehyun tersenyum, kemudian melanjutkan memakan makanannya. Tingkah malu-malu Yeri membuat Jaehyun gemas.

"Aku akan keluar menemui temanku—"

"Kau punya teman?" potong Jaehyun.

Yeri mengerutkan dahi, "maksudmu?"

"Kau lebih terlihat seperti orang yang suka menyendiri dan tidak memiliki teman." jawab Jaehyun polos.

Decakan muncul dari bibir Yeri, dia tidak habis pikir.

Kemudian Yeri beranjak dari kursi makan, menuju kamar. Ternyata Jaehyun mengikutinya.

"Kau yakin akan menggunakan itu?" tanya Jaehyun yang saat ini berdiri di belakang Yeri.

Sebuah kaos berwarna putih kembali Yeri letakkan di lemari, dia berkacak pinggang, memilih outfit apa yang akan dia gunakan hari ini.

"Pilihkan baju untukku."

"You look better without it." bisik Jaehyun.

Dan benar saja, tidak perlu waktu lama piyama Yeri sudah terlempar ke arah lain. Kini hanya menyisakan bra dan celana pendek setelan piyama itu.

Jaehyun memiringkan wajahnya, agar ciuman mereka lebih dalam. Sudah lama ia ingin mencium Yeri, mencium bibir mungil Yeri yang berwarna pink dan manis.

Tangan Jaehyun menyelusup ke celana istrinya, mengusap bokong Yeri sensual.

"Jae..." Yeri seketika menjauhkan dirinya dari Jaehyun, napasnya terengah. "Aku memiliki janji dengan temanku."

Jaehyun berdecak, "kau tidak ingin melakukan itu? Aku sangat ingin."

"Kita masih punya waktu di lain hari."

"KAU MENOLAK?!"

Yeri terbelalak saat nada Jaehyun meninggi. Perempuan itu menatap punggung Jaehyun yang keluar dari walk in closet.

SPACES [ JAEHYUN X YERI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang