From Stoic 3

4K 580 9
                                    

I wanna know satangcheoleom dalkomhadaneunde

I wanna know haneul-eul naneun geos gatdaneunde

I wanna know know know know

What is love? salang-i eotteon neukkim-inji

"Ngatain gue fanboy homo, sekalinya diri sendiri fanboy Twice." Tito datang tiba-tiba macem Jelangkung datang sendiri, pulang minta dianter-gak. Tapi, emang dia dateng sendiri enggak ada yang ngundang. Tiba-tiba duduk aja di hadapan Farelino yang lagi nonton MV What is Love-nya Twice sembari gumam-gumam sendiri kek lagi bertasbih.

"Bagus, jadi kita bisa ada bahan war lain."

"Anjing!"

"Guk!" Farelino dengan tidak berwibawanya malah menggonggong, persis banget sama Geraldy. Nggak heran kalau misalkan mereka berteman-

-atau jangan-jangan bisa pacaran sampe Geraldy dan Ezra karam? DUARRRR!

Siapa itu Geraldy-Ezra? Cocokan juga Geraldy-Farelino alias DUARRRRR lagi.

Hal itu tidak mungkin terjadi, kawan-kawan. Palingan juga nanti Geraldy akhirnya sama Tito. Jiakh.

"Lo milih berhenti menggonggong atau gue gebuk?" Tito galak banget. Dia yang dateng, dia yang ngajakin war, dia pula yang kesel sama respons yang Farelino berikan.

"Maunya menggonggong sambil digebukin." Farelino maso betul. Garong macem Tito ditantangin, emang cari mati.

Cari kok mati, cari tuh pahala.

Anjay.

"Lo napa nyebelin banget, sih?!" semprot Artito, dia kesel sama Farelino dari ujung kepala sampai ujung napasnya. "Pergi sono lu! Bikin penyakit aja."

"Yeeee, orang lo yang nyamperin gue duluan. Penyakit kok dihampirin," seloroh Farel sambil ketawa kayak candaannya tuh lucu banget macem lumpia basah, padahal garing banget jokes-nya kek bapak-bapak Wassap.

"Ish," Tito melotot seraya mendengus marah, "diem! Ketawa lo paling jelek sedunia!"

"Biasa aja mata lo, tar gelinding keluar, berabe." Farel nih santai banget jawabnya, padahal ibarat nyawa dia nih udah di ujung tanduk dan siap diseruduk manusia titisan leak ini. "Dan berhenti ngedengus kek kebo gitu, Artito Mahesa."

Cocok. Dalam bahasa Jawa, Mahesa itu artinya kerbau. Pantesan Tito hobinya emosi, ngedengus, dan hobinya nyeruduk-khususnya ke Farelino.

"Tunggu, lo tau nama gue dari mana?"

"Lo daftar maraton event kampus, 'kan? Nah, dari sana," jawab Farel santai. "Bagus lo ikut lomba, jadi setidaknya orang tau lo ada gunanya."

"Monyet!"

Farel ngakak. "Gue perlu bersuara macem monyet, nggak?"

"Nggak usah. Muka lo udah kayak monyet."

"Lo tuh enggak ada hormat-hormatnya ye sama kakak tingkat?" sindir Farel seraya tersenyum sok adem.

Artito mengerutkan hidungnya ilfeel, kemudian dia mencondongkan tubuhnya mendekati Farelino. "Lo kalo mau dihormatin sama semua orang nih ya, lo cari tiang bendera terus lo tancepin di atas pala lo, noh!"

Ketawa lagi si kakak tingkat, mah, kali ini sambil gebrak-gebrak meja persis orang kesurupan.

"Ayo, marah terus. Lo lucu kalo lagi marah."

Si anjing, emang masokhis banget.

Lagi, dahi Artito berkerut ilfeel. "Naksir gue lu, ya?!"

MorosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang