Part 21

1.3K 176 8
                                    

"SM tidak mau turun tangan, mereka malah ingin membuka ke publik bahwa mereka sudah memutus kontrak dengan Renjun dan Jaemin" ujar Taeyong.

Mereka semua para member nct 127 dan dream sedang berkumpul lagi diruang rawat Yeon membahas terkait hasil diskusi mereka dengan agensi.

"Sialan, ini yang paling ku benci dengan profesi kita" kesal Johnny sambil menendanh meja.

"Jika sampai mereka mengeluarkan pernyataan begitu ke publik maka kita tidak dapat berbuat apa-apa lagi" ujar Taeil.

"Aku yang akan urus semuanya" sahut Renjun membuat mereka semua menatapnya.

"Bagaimana caranya? Para fans kita diluaran sana sudah heboh besar dan kita juga sudah tidak bisa menangkan mereka lagi, kita tidak bisa terus berbohong" ujar Doyoung.

"Ini sudah terlampau kacau dan ku harap SM tidak memperburuk segalanya sekarang" sahut Taeyong.

"Mereka pasti akan melakukan berbagai cara untuk membuat namanya bersih, mencari kambing hitam misalnya" ujar Johnny.

"Itu benar, mereka bisa saja menjadikan Renjun dan Jaemin kambing hitamnya" ujar Yuta.

Jaemin yang sejak tadi duduk diam mendengarkan mereka menunduk dalam sambil menghela napasnya.

Dari semua kekacauan ini yang paling Jaemin takutkan adalah nasib anak-anaknya, sungguh dia tidak mampu membayangkan apa yang terjadi pada anaknya jika sampai jati diri mereka diketahui.

Baik Jaemin maupun Renjun tidak punya kekuatan untuk melawan kejamnya hukum dunia pada anak mereka nantinya.

"Aku takut" lirih Jaemin mengambil atensi mereka semua.

"Aku sangat takut mereka menjahati anakku" ujar Jaemin sambil terisak pelan.

"Tidak akan" ujar Renjun.

Renjun mendekati Jaemin dan dia duduk berjongkok dihadapan Jaemin sambil menggenggam kedua tangan Jaemin.

"Aku sudah berjanji akan menjaga kalian bertiga dan aku tidak akan pernah melanggar janjiku" ujar Renjun membuat sedikit dari kekhawatiran Jaemin hilang.

"Hyung tenang saja, kami ada disini bersama hyung" ujar Jisung.

"Jangan terlalu dipikirkan Jaem, masalah ini serahkan saja pada kami" sahut Jungwoo.

Jaemin menatap sekelilingnya, menatap para membernya yang tersenyum tulus menatapnya membuatnya sangat terharu.

Jaemin tidak merasa sendiri lagi, pada masalah kali ini Jaemin tidak menanggungnya sendiri lagi, ada banyak orang disekelilingnya yang selalu ada untuknya.

"Gomawo" ujar Jaemin.

Chenle berlari mendekati Jaemin dan memeluknya erat "Selama ini aku selalu berkata 'hyung tolong jaga aku' tapi kali ini biar aku yang akan menjaga hyung"

Haechan yang melihat Chenle, ikut berlari juga memeluk Jaemin "Aku ada untukmu"

"Ey ini kenapa pembawaannya malah sedih begini" ujar Mark.

"Dulu mungkin kita pernah membiarkan Jaemin memikul semua bebannya sendirian tapi kali ini kita akan pikul sama-sama semua beban yang ada" ujar Jungwoo.

"Jangan ingat yang dulu-dulu lagi" tegur Jaehyun karena takut malah mereka teringat masa kelam dulu.

"Kita harus pulang dulu, bagaimanapun kita masih memiliki banyak pekerjaan, besok kita harus tampil dan sekarang kita belum latihan sama sekali" ujar Doyoung.

"Mm kalian pulanglah dulu, kalian punya pekerjaan yang tidak bisa terus ditunda" sahut Renjun.

Taeyong menghela napasnya lalu dia bangkit dan berjalan mendekati Renjun dan Jaemin "Kami tetap akan bantu cari jalan keluar, maaf tidak bisa terus menemani kalian disini"

"Tidak papa hyung kami sangat paham, terima kasih sudah mau membantu kami" sahut Renjun.

"Kalian berdua tetap harus berjaga-jaga, kita tidak tau apa yang akan dilakukan sasaeng diluar sana" peringat Taeil.

"Iya hyung, aku sudah menyiapkan segalanya" ujar Renjun.

"Baguslah, kalau begitu kami pamit pulang dulu, mungkin besok kami kembali lagi" ujar Yuta.

"Kemungkinan 2 atau 3 hari lagi Yeon keluar, jadi kalian tidak usah repot-repot kesini terus, aku tau kalian juga pasti cape juga" sahut Jaemin.

"Bukan masalah" balas Yuta.

"Dream ayo pulang, kalian ke dorm kami saja dulu, termasuk Chenle juga" ujar Taeyong.

Setelah para member mereka pulang tersisalah Renjun dan Jaemin yang saling menatap didalam ruangan tersebut, sedangkan Yeon masih pulas dalam tidurnya sejak tadi

"Istirahatlah" ujar Renjun sambil mengusap bahu Jaemin.

"Aku tidak lelah, kamu yang istirahat" ujar Jaemin sambil menarik Renjun ke sofa.

Jaemin memaksa Renjun berbaring dengan berbantalkan pahanya "Tidurlah, aku tau kamu hampir tidak tidur semalam, kali ini biar aku yang berjaga"

"Aku tidak mengantuk" Renjun berbalik menghadap perut buncit Jaemin dan mengecupnya berulang kali.

"Kita belum memeriksa keadaan baby lagi" ujar Renjun.

"Dia baik-baik saja" sahut Jaemin sambil memainkan rambut Renjun.

"Maaf" ucap Renjun tiba-tiba.

"Untuk apalagi? Aku lelah mendengar kata maaf darimu padahal kamu tidak berbuat salah" sahut Jaemin.

"Aku minta maaf karena belum bisa memberikan hidup yang nyaman untuk kalian" ujar Renjun.

"Kita memang sudah menikah, maka bukan berarti semuanya adalah tanggungganmu, bisa hidup nyaman adalah tanggunggan kita berdua, harus berapa kali aku mengatakannya padamu" ujar Jaemin.

Jaemin menangkup wajah Renjun dan mereka saling menatap satu sama lain dengan dalam "Jangan terus-terusan meminta maaf pada orang lain, sesekali lawanlah kalau memang kamu tidak salah, jangan jadi terlalu baik karena itu malah membuatmu jadi terlihat naif"

Renjun yang mendengar perkataan Jaemin tersenyum dan tangannya terangkat untuk mengusap pipi Jaemin "Kamu terlihat manis kalau sedang mengomel"

"Yak! Kamu tidak mendengar perkataanku!" Kesal Jaemin sambil menjambak pelan rambut Renjun.

"Aww...iya-iya aku dengar sayang" ujar Renjun sambil melepaskan jambakan Jaemin.

Renjun tertawa pelan melihat muka kesal Jaemin yang mana itu malah membuatnya terlihat semakin lucu "Jangan marah begitu dong, aku paham kok apa yang kamu katakan, terima kasih sayang" ujar Renjun tulus.

"Kamu menyebalkan!" sebal Jaemin sambil mendorong kepala Renjun agar tidak berbaring dipahanya lagi, tapi Renjun menahannya.

"Iya-iyaa maaf karena menyebalkan" ujar Renjun.

"Lihat kamu meminta maaf lagi! Kamu memang tidak mendengarkanku!" Kesal Jaemin sambil menjambak rambut Renjun lagi.

Renjun yang dijambak sungguhan oleh Jaemin pun mengaduh berusaha melepaskan diri "Aduh..ampun sayang"

Jaemin melepaskan jambakannya dan bersedekap memalingkan wajahnya kesal. Melihat itu membuat Renjun tak tahan untuk tersenyum, dia lalu memainkan jarinya didagu Jaemin sengaja menggodanya.

"Lucunya kalau ngambek gini, mirip kayak Yeon aja" ujar Renjun.

"Diakan anakku!" Sahut Jaemin

"Anakku juga" balas Renjun.

Mereka dua lalu sama-sama diam dengan Jaemin yang masih terlihat ngambek dan Renjun yang hanya tersenyum menatapnya.

CKREK

Baik Renjun dan Jaemin sama-sama kaget saat blitz kamera masuk dari arah jendela mereka.

Renjun langsung duduk dan menatap Jaemin yang juga menatapnya dengan kaget.

"Sasaeng" lirih Jaemin.













################################

Jangan lupa vote💚

Ikatan S2 || RenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang