chapter 3

18.3K 1.4K 44
                                    

Surya terbangun. Ia mengerjap. Matanya masih setengah sadar. Ia berada di atas sofa dalam kondisi telanjang bulat. Sontak wajahnya memerah mengingat kejadian semalam. Maeda seakan tak ada puasnya, berapa kalipun dia menembak. Ia menggenjotnya lagi dan lagi. Surya memegang bagian belakangnya terasa hangat dan basah. Apa Maeda menyetubuhinya hingga pagi buta? Bahkan saat dia pingsan karena kelelahan. Cairan kental itu menyusuri pahanya. Blush! Pipinya memerah.

Dilihatnya Maeda tak ada di ruangan itu. Ia sedikit bernafas lega. Tapi kelegaan itu tak berlangsung lama. Maeda memasuki ruangan diikuti ajudannya. Surya panik. Ia mencari-cari apa saja untuk menutupi tubuhnya. Maeda yang tahu bahwa Surya malu hanya terkekeh. Kalau diingat lagi semalam mereka sangat intens. Lebih seperti sepasang kekasih yang menggila melepas hasrat.

"Baiklah , kamu bisa pergi dan jalankan perintah yang baru saja aku berikan."

Ajudan itu tak jadi masuk. Ia melenggang pergi. Step step step... Suara sepatu itu semakin mendekat.
"Tolong, jangan mendekat!!" sikapnya waspada. "Aku harus mandi,tuan" ujar Surya gugup.

"Baiklah. Aku akan menyiapkan air untukmu" ia menyeringai." Atau kamu ingin aku mandi bersamamu dan melanjutkan yang semalam?"

"Apa? Tidak. Aku benar-benar tidak bermaksud begitu."

"Aku tahu itu kali pertamamu. Kamu sangat kaku dan lubangmu begitu sempit seperti perawan." ungkapan itu membuat Surya merinding.

Apa dia cabul? Bener ! Kalau tidak bagaimana dia bisa memperkosanya seperti itu. Atau itu juga bukan perkosaan karena tanpa disadari Surya pun menikmati sensasi yang pertama kali dirasakannya seumur hidup.
Apa aku jadi gila karena semalam disentuh olehnya.

Benar saja tak berapa lama seorang tentara mengabarkan bahwa pemandiannya sudah siap.

"Ayo!" Maeda menariknya. Surya berjalan dengan jubah Maeda yang menutupi tubuhnya. Para tentara yang ternyata sedang mandi juga melihat ke arahnya setiap ia melangkah. Beberapa menatapnya dengan wajah mesum. Ia seperti ayam tanpa bulu yang diarak keliling kampung.

"Masuk!" itu adalah pemandian yang asri. Airnya masih dalam gentong bulat dengan tutup kecil terbuat dari kayu kecil jika dibuka maka air akan mengalir keluar. Kamar mandi itu hanya berukuran 1,5x2 meter. Dengan dinding berlumut yang mengelilinginya.

"Hmm.." Surya masuk perlahan. Maeda ikut masuk. Surya bingung.

"Kenapa tuan masuk juga?"

"Tentu saja aku belum puas, jalang!"

"Apa?"

Bibir itu langsung mendarat. Lidahnya liar kesana kemari di mulut dan leher Surya. Sesekali ia menjilat telinganya. Oh disana titik sensitif Surya. Maeda meremas bokongnya. Surya ingin menolak.

"Semalam sudah berkali-kali"

"Tidak cukup. Aku haus"

Tangan itu bergerilya ke sana ke mari.

"Ahh..." tanpa sadar Surya mendesah. Ia menutup mulutnya. Kenapa dia mendesah? Dasar gila batinnya.

"Lebih keras biarkan semua orang di sini mendengarmu!"

"Tidak. Tidak mau!"

Satu kakinya langsung diangkat ke udara. Memperlihatkan lubang yang erotis itu. Tangan Maeda merabanya. Jleb! Dia memasukkan tangannya satu , dua, tiga ! Tiga jari!

"Uhmmm... Ahhh..."

"Uhhh ... Dasar jalang. Lihat lubangmu meminta lebih! Jari saja tak cukup"

Tongkat panjang itu masuk sejurus kemudian. Plak plak plak. Menggenjotnya maju dan mundur. Kedua tangan Surya otomatis bergelayut di leher Maeda. Kenapa dia beraksi seperti ini? Apa ini namanya ketagihan?

"Uhhh... Itu sempit."

"Hmmm...ahh...hmmm..."

Suara itu berlanjut sampai hingga keduanya mencapai klimaks. Maeda memburu ciuman seperti kesetanan. Surya tak bisa mengimbanginya.

"Berbalik dan menungginglah!!!" perintahnya. Surya mau tak mau menurut. Penis itu masuk lagi. Menggesek lubangnya yang masih sensitif.

"Tuan! Ohh Tuan!!! Sangat besar! Terlalu cepat tuan... Ahhh... Mmmhh... Ahhh" Surya sudah terhanyut dalam kegilaan.

"Aku tahu. Kau tak akan bisa mengisi lubangmu dengan penis yang lain. Itu hanya milikku. Yang lain tak akan mampu memuaskanmu" ejek Maeda.

"Hmmmm...ahhh...tuan"

Maeda seperti tak kehabisan gaya. Ia mengangkat tubuh Surya seperti menggendongnya di depan tubuhnya. Ia mengangkat kedua kaki itu mengangkang.

"Jangan, tuan. Jangan seperti ini!" rintih Surya. "Aku takut. Takut jatuh!"

"Ssshh percaya saja padaku. Akan ku tunjukkan surga dunia padamu" Maeda menggosok penisnya pada bokong Surya. Lalu jleb!!! Ia menusuk jauh ke titik terdalam dalam lubang itu.

"Ahhh... Mmmhhh... Tuan. Terlalu dalam. Terlalu cepat tuan. Pelan uhhh hiks hiks hiks"

"Shhutttt aku tak akan melepasmu. Pegangan!!!" jleb jleb jleb. Mereka berdua terjebak candu satu sama lain.

"Ahh... ahh... Ahhh..."
Lagi dan lagi. Keduanya terhanyut.

-------
Hello. Rate dan komen aku tunggu. Biar aku makin semangat lagi.

DARK LOVE (BL) (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang