chapter 28

5.8K 502 22
                                    

Suara bising dari luar kamarnya membuat Surya terbangun. Ia mendapati dirinya telah terbalut piyama dan juga selimut hangat. Sejenak ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan tapi tak nampak sosok Maeda di sana. Perlahan ia mencoba untuk bangun. Jemarinya berusaha menopang tubuhnya yang sedikit limbung. Rasa nyeri dan pegal terasa di bagian belakangnya. Seketika ingatan keintimannya dan Maeda berputar jelas di pikirannya.

Langit malam yang cerah lebih dari biasanya. Tampak pula bintang-bintang bertebaran di langit malam itu. Sinar rembulan menembus jendela kamar itu. Surya masih terduduk di atas ranjangnya. Setelah mengumpulkan kesadaran dan kekuatan , Surya menyibak selimutnya dan berjalan pelan ke arah pintu. Ketika pintu terbuka ia sedikit terkejut melihat para pelayan berlalu lalang nampak sangat sibuk. Kepala pelayan yang menyadari kehadiran Surya di pintu langsung saja menghampirinya dan menanyakan apakah dirinya membutuhkan sesuatu. Dengan canggung Surya hanya bisa menggeleng.

Para pelayan kini memiliki tugas baru untuk melayani Surya yang tidak lain adalah nyonya rumah yang baru. Meskipun Surya bukan dari kalangan keluarga kerajaan seperti Naomi, mantan nyonya mereka dahulu, tapi Surya adalah orang yang dipilih langsung oleh Maeda untuk menjadi pendampingnya. Tentu saja semua orang harus menghormatinya.

Surya teringat bahwa kamar Tatsuya tepat berada di depan kamarnya. Ia melangkahkan kakinya ke pintu itu. Samar-samar terdengar ocehan Tatsuya dari dalam, ternyata Tatsuya tengah ditimang oleh pengasuhnya. Surya sedikit bernafas lega karena putranya yang selalu menempel padanya ternyata juga bisa tenang di pelukan orang lain. Pengasuh Tatsuya adalah seorang wanita paruh baya yang sejak dulu telah bekerja di kediaman ini.

"Maaf... biar saya saja yang menimangnya" kata Surya sambil berjalan mendekat ke arah Tatsuya.

Tentu saja pengasuh itu sedikit terkejut mendengar suara Surya yang lembut. Sosoknya yang mungil dan cantik untuk ukuran seorang pria tentu saja telah menaklukkan hati Maeda yang dingin. Ia pernah melihat Surya dulu tapi tak pernah melayaninya seperti ini. Karena keahliannya hanya merawat bayi. Awalnya ia menyayangkan karena tuannya menikahi seorang rakyat biasa apalagi dari negeri jajahan sana padahal ada antrian panjang wanita yang mau menjadi istri ataupun selir baginya. Pelayan itu hanya bisa tersenyum karena akhirnya ia menyadari mengapa Maeda memilih Surya.

"Baik, tuan." kata pengasuh itu sambil menyerahkan Tatsuya ke dekapan Surya.

"Jangan panggil tuan, panggil Surya saja." Surya tersenyum ramah padanya.

Pengasuh itu mengangguk dengan canggung. Ia tak menyangka sosok Surya seramah itu.

"Sayang...bisakah kamu mempercayakan Tatsuya pada pengasuhnya dulu?" terdengar suara Maeda yang melipat kedua tangannya dan bersandar di pintu. Ia mengamati istrinya, Surya yang tak bisa jauh dari putra mereka walau sejenak saja.

Suara familiar yang sedari tadi ia cari menyapa telinga Surya, membuatnya menoleh ke belakang.

"Tapi... aku tidak bermaksud begitu..." Surya gelagapan salah tingkah.

"Sini, Tatsuya sayang... Papa yang akan menggendongmu. Ayo, bersiaplah sayang! Kita ada makan malam bersama Iro dan Bram. Apa kamu lupa?" kata Maeda sambil mengecup pelan kening Surya.

"Tuan..."

Sontak saja Surya merona. Bagaimana bisa suaminya itu dengan enteng menciumnya di hadapan pengasuh Tatsuya. Pengasuh Tatsuya hanya bisa berdiri kikuk di sana. Karena peka terhadap situasi ia cepat pamit undur diri dulu sebelum melihat lebih banyak hal lain.

"Hmm... Kenapa sayang?" Maeda terus memajukan bibirnya berusaha mencium Surya lagi.

"Jangan melakukannya di depan umum, tuan!" Surya dengan sigap menutup bibir Maeda dengan kedua tangannya.

DARK LOVE (BL) (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang