chapter 35

4.9K 366 15
                                    

Surya perlahan mulai sembuh pasca keguguran dan cedera tembaknya. Ia sekarang sudah beraktifitas dengan normal lagi. Tak terasa sudah sebulan berlalu sejak kejadian di rumah kaca. Setelah itu Maeda sangat hati-hati karena merasa bersalah.

Sepucuk surat yang datang menunjukkan undangan perayaan pernikahan Iro dan juga Bram di rumah mereka. Surya sangat antusias mendengarnya. Ia ingin bergegas dan membantu tetapi mereka bilang untuk datang saat pesta saja. Karena pernikahannya sendiri diselenggarakan tertutup. Sebenarnya mereka hanya ingin segera meresmikan hubungan mereka.

Keduanya tak mengundang banyak orang hanya rekan kerja Iro dan beberapa petinggi saja. Surya sudah bersiap di depan kaca sedang Maeda memandanginya dari belakang sambil menggendong Tatsuya.

"Ayo kita berangkat! Ha... sebenarnta aku tak ingin membagikan kecantikan Suryaku ini pada orang lain." goda Maeda.

"pffttt... tuan bisa saja. Harusnya saya yang gelisah karena tuan terlihat sangat tampan hari ini." Surya merapikan dasi dan baju Maeda. Ia tersenyum puas setelahnya.

"Ah, tapi Tatsuya kita lebih tampan kan..." Surya buru-buru menyanggahnya.

"Tentu saja, putra siapa ini?" Maeda mengayun-ayun tubuh Tatsuya.

Sosok jenderal yang dulu bengis sepertinya lenyap karena yang berdiri di hadapan Surya adalah suaminya yang sangat penyayang. Maeda bahkan lebih terbiasa merawat putranya sekarang.

Semakin hari wajah Tatsuya lebih mirip dengan Maeda. Senyum dan matanya sangat mirip. Ia bahkan sudah bisa tengkurap dan merangkak sekarang. Tatsuya yang merangkak dan berguling di ranjang adalah hiburan bagi Maeda saat ia lelah dari tumpukan dokumen dan pekerjaannya. Sungguh hari-hari yang tenang bagi keluarga kecil mereka.

Secara fisik mungkin tubuh Surya sembuh namun ia masih sering bermimpi buruk tentang penembakan dan keguguran yang ia alami. Terkadang ia akan berteriak ketakutan dan histeris. Keringat dingin akan membasahi seluruh tubuhnya. Tak jarang ia akan mengigau dan menangis dalam tidurnya. Setiap malam Maeda selalu menemaninya. Ia bahkan menyeka setiap sudut tubuh Surya saat itu terjadi. Namun saat Surya terbangun, ia tidak akan ingat apapun. Dokter bilang itu adalah efek dari trauma yang ia alami.

"Kamu sudah siap?" Maeda membelai wajah mungil kekasihnya itu. Senyum manis tersungging di sana.

"Sudah ,tuanku. Apa Tatsuya kita akan ikut?"

"Iya aku akan mengajaknya dan pengasuhnya agar ada yang menjaganya nanti."

"Terima kasih, sayang. Saya sangat senang. Ini adalah saat pertama kali bagi Tatsuya untuk datang ke pesta bukan?"

"Kamu memanggilku sayang?"

"Anda salah dengar, tuan." Surya berlalu setengah menghindar.

"Tidak, jelas-jelas kamu memanggil aku dengan kata sayang."

"Pfffttt... Wajah anda sangat lucu saat ini. Iya iya... saya mengaku bahwa memanggil anda dengan sayang. Puas?"

"Tentu saja. Ini adalah kemajuan."

Mereka segera berangkat. Sesampainya di sana, Surya takjub dengan dekorasi pesta yang terkesan sederhana tetapi indah. Setiap sudut dipenuhi bunga berwarna putih. Pintu masuknya pun dihias dengan baik.

"Indah ya, tuanku?"

"Iya indah. Tapi bukankah lebih indah saat pernikahan kita, sayang?"

"Iya...baiklah lebih indah saat pernikahan kita."

Sedang Tatsuya terlihat nyaman di pelukan pengasuhnya. Surya ingin mengambil alih namun Maeda mencegahnya.

"Surya, biar aku saja."

DARK LOVE (BL) (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang